PT MORIFA Dukung Proyek Moringa Menghadapi Covid-19 di NTT

PT MORIFA Dukung Proyek Moringa Menghadapi Covid-19 di NTT

#BersamaMelawanCovid19 - Masyarakat NTT tersentak ketika juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTT mengumumkan temuan perdana pasien positif karena transmisi lokal di Kota Kupang. Pasien ini sehari-hari bekerja berjualan di Pasar Inpres Naikoten II Kupang.

Pasar Inpres bisa dikatakan sebagai pusat kehidupan masyarakat Kupang. Sebagai salah satu pasar pertama dan terbesar di NTT, berbagai kebutuhan pokok masyarakat tersedia di pasar ini. Walau dalam situasi pandemi, masyarakat tetap masih harus mengakses pasar.

Menyikapi ini, PT MORIFA sebagai mitra utama proyek Moringa (More Income Generated for Poor Families in Indonesia) Wahana Visi Indonesia (WVI) di NTT, turut mengambil peran dalam respons yang dikerjakan oleh WVI. PT MORIFA kemudian menempatan satu unit fasilitas cuci tangan pakai sabun (CTPS) di Pasar Inpres Naikote II, yang lokasinya tidak jauh dari rumah produksi PT MORIFA di Kota Kupang.

Sejak mendatangani perjanjian kerja sama pada 10 September 2019, PT MORIFA bekerja sama dengan WVI dalam meningkatkan kesejahteraan petani kelor biji dengan intervensi berbasis pasar atau Market System Development (MSD). Awalnya biji kelor yang tidak memiliki nilai ekonomi seringkali dibuang ini, sejak adanya jaminan pembelian Rp30.000 per kg dari PT MORIFA, telah terjual setidaknya 17 ton biji kelor dari berbagai pulau NTT, termasuk pulau Timor, Alor, dan Lembata.

Paling tidak ada 1.500 keluarga petani yang telah merasakan perubahan pendapatan dari intervensi kelor biji ini. PT MORIFA sepakat untuk membuka rumah produksi dan gudang lokal, merekrut staf produksi, pengadaan alat pres minyak, hingga mesin pengering biji untuk memastikan kualitas minyak yang dihasilkan. Berkolaborasi dengan WVI, PT MORIFA juga aktif dalam menjalankan sosialisasi dan pelatihan kepada petani dan pengumpul biji kelor di tingkat desa, serta turut hadir dalam 2nd International Symposium of Moringa di Afrika Selatan dengan biaya sendiri demi mengembangkan model bisnis yang telah dijalankan di NTT.

Johnny Lone selaku direktur PT MORIFA saat diinformasikan bahwa fasilitas CTPS dengan kapasitas penampungan 650 liter air telah terpasang mengungkapnya rasa syukurnya atas kerja sama yang telah berjalan baik.

“Semoga dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar,” ujarnya.

Besar harapan pendekatan MSD yang bertujuan untuk membuka akses pasar agar semakin berpihak pada keluarga petani miskin ini terus membawa perubahan bagi masyarakat di NTT melewati masa pandemi seperti saat ini.

Ditulis oleh: Hestin Klaas, Team Leader Moringa Project NTT Wahana Visi Indonesia


Artikel Terkait