Cerita Kader: Rela Sibuk Demi Anak Bebas dari Kekerasan

Cerita Kader: Rela Sibuk Demi Anak Bebas dari Kekerasan

Keseharian Nur’ima (44) sebagai guru honorer di sekolah dasar rupanya belum membuatnya sibuk berkarya bagi anak-anak di desanya. Itulah mengapa, wanita yang kerap disapa Ima ini menjadi relawan di hampir semua bidang program di desanya. Mengapa ini dilakukannya?

“Saya senang ada kegiatan positif di desa dan saya tidak peduli kalaupun harus menghabiskan waktu tanpa dibayar, banyak hal yang saya dapat terima bukan hanya dengan uang,” ceritanya.

Tak hanya itu, Ima pun turut terlibat sebagai pendamping anak bersama WVI sejak 2019. Menurutnya, berbagai kegiatan yang dilakukannya bersama WVI memberikan banyak hal baik bagi masyarakat di desanya.

“Pemahaman tentang cara menghargai anak dan bagaimana menghindarkan anak dari kekerasan yang diajarkan oleh Wahana Visi Indonesia mendorong saya semakin suka dan rela dalam melakukan pendampingan ke anak-anak,” ujarnya.

Berkat dedikasi dan pendampingannya pada anak dan masyarakat, terutama pada berbagai kelompok belajar anak, serta kelompok ASKA (Asosiasi Simpan Pinjam untuk Kesejahteraan Anak) dewasa dan anak, berbagai kegiatan bisa berjalan rutin hingga saat ini. Meski begitu, Ima mengaku mendapatkan banyak tantangan saat melakukan aktivitasnya sebagai pendamping anak bersama WVI. Salah satunya terkait identitas WVI sebagai organisasi sosial kemanusiaan Kristen yang membuatnya sering mendapatkan kritik dari masyarakat.

Namun, Ima tidak peduli. Hal yang penting baginya adalah apa yang dilakukannya merupakan hal baik dan dapat berdampak bagi kehidupan anak-anak di lingkungannya. Ia tetap dengan gigih berkarya bagi perlindungan anak demi anak tak lagi mengalami kekerasan.

"Selama Pendampingan WVI dan selama saya menjadi Kader WVI saya tidak pernah mendapatkan kasus kekerasan pada anak yang menimbulkan anak trauma atau cacat, Yang terjadi di desa kami anak dimarahi, dikata-katai kasar oleh orang tua nya,” ungkap ibu satu anak ini.

Hingga kini Ima masih berharap yang terbaik bagi anak-anak di desanya. Ia berharap, dengan usahanya selama ini di bidang perlindungan anak, semakin banyak orang tua yang menghargai pendapat anak, serta menjaga keharmonisan rumah tangga.

“Harapan saya adalah ingin anak- anak yang ada di desa saya bisa berkembang, menjadi anak yang berhasil yang hormat pada orang tua, orang tua punya tabungan untuk kebutuhan keluarga mereka, orang tua tidak lagi melakukan kekerasan pada anaknya,” pungkasnya.
 

Ditulis oleh: Mardianto Babutung, Field Facilitator Area Program Sipado Wahana Visi Indonesia


Artikel Terkait