Perempuan Penggerak Program Kampung Iklim

Perempuan Penggerak Program Kampung Iklim

Surasna (40) adalah warga Desa Libukang, Kecamatan Bajo, Kabupaten Luwu. Perempuan ini adalah anggota Kelompok Tani Kakao Harapan Jaya. Sejak tahun 2019, ia telah aktif dalam kegiatan kelompok menabung atau VSLA (Village Savings and Loans Association) yang didampingi oleh Program Cocoa Life yang didukung oleh Mondelez Indonesia dan Wahana Visi Indonesia. Menurut Surasna, sejak mengikuti berbagai kegiatan program Cocoa Life, ia mendapat banyak manfaat seperti mendapat pengetahuan tentang pengelolaan ekonomi rumah tangga, menabung untuk membeli pupuk dan pestisida, pengetahuan tentang hak anak dan lainnya. Karena keaktifannya serta kepeduliannya terhadap lingkungan, pada tahun 2020 Surasna terpilih menjadi salah satu perempuan peserta pelatihan Peningkatan Kesadaran Perlindungan dan Restorasi Hutan dan Program Kampung Iklim (Proklim). Warga desa menilai bahwa Surasna memiliki kapasitas dalam berkomunikasi dengan masyarakat terutama perempuan di desanya dan memiliki perhatian terhadap lingkungan.

Tahun 2021, Surasna kembali mengikuti pelatihan tentang lingkungan bersama Re-mark-Asia yang difasilitasi oleh Progam Cocoa Life. Setelah mengikuti pelatihan tersebut, Surasna langsung melakukan sosialisasi tentang Proklim kepada kelompok VSLA pada saat pertemuan serta mendatangi dari rumah-rumah warga. Sampai saat ini 230 orang perempuan keluarga petani di Desa Libukang telah mendapat pengetahuan tentang hutan dan Proklim.

Dari hasil sosialisasi ini warga Dusun Waituwo, Desa Libukang mulai menanam pohon bambu di pinggir sungai untuk menahan longsor, warga juga mulai berinisiatif mengajukan proposal bibit pohon buah-buahan (rambutan dan mangga) ke Dinas Pertanian Kabupaten Luwu yang diajukan oleh Kelompok Tani Harapan Jaya. Selain itu gotong royong rutin setiap bulan juga sudah mulai aktif di Desa Libukang.

Beberapa usulan kepada pemerintah desa dan kabupaten juga diajukan sebagai hasil dari sosialisasi ini antara lain progam satu rumah satu kolam ikan, program tanaman obat keluarga, dan pemanfaatan sampah rumah tangga untuk dijadikan kompos.

Surasna sangat tertarik dengan Proklim karena sudah banyak pohon ditebang di desanya sehingga cuaca sangat panas. Jika musim kemarau datang, banyak tanaman yang mati karena kandungan air di tanah tidak bertahan lama karena tanah di Desa Libukang berpasir.

Saat menjadi seorang penyuluh fasilitator Proklim, Surasna pernah menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah takut keliru menyampaikan materi ke masyaraka. Ia juga tidak sepenuhnya yakin kalau warga akan menerima penyuluhan yang ia berikan. Tapi akhirnya tantangan ini berhasil ia lewati, bahkan warga juga mulai menerapkan penyuluhan yang ia berikan.

“Saya sangat bersyukur dengan adanya program Cocoa Life ini. Saya dan masyarakat Desa Libukang sangat merasakan manfaatnya. Untuk ke depannya, saya dan teman-teman kelompok tani tetap berupaya untuk menjadikan desa kami desa Proklim,” ujarnya.

Ditulis oleh Munawarsyah Lukman, Community Development Coordinator, Program Cocoa Life, Wahana Visi Indonesia


Artikel Terkait