Sejarah Hari Anak Nasional dan 6 Prinsip Hak Anak

Sejarah Hari Anak Nasional dan 6 Prinsip Hak Anak

Anak-anak di Indonesia mengenal tanggal 23 Juli sebagai Hari Anak Nasional yang biasanya merupakan waktu untuk merayakan kegembiraan melalui berbagai aktivitas dan acara yang disediakan khusus untuk anak-anak. Namun, tahukah Anda bahwa anak-anak di seluruh Indonesia secara unik merayakan peristiwa yang sama di tempat yang berbeda pada hari tersebut?

Hari Anak Nasional sesungguhnya juga menjadi momen untuk kita mengadvokasi, mempromosikan, dan merayakan hak-hak anak, menerjemahkannya ke dalam dialog dan tindakan yang akan membangun dunia yang lebih baik bagi anak-anak.

Sejarah Hari Anak Nasional

Hari Anak Nasional berbeda dengan Hari Anak Internasional dan Hari Anak Sedunia. Perbedaannya terletak pada tanggal acara dan skala orang yang merayakannya. Ada banyak sejarah dan proses rumit yang terlibat dalam Hari Anak di Indonesia ini. Peristiwa ini diputuskan pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.

Awal mula Hari Anak Nasional ini berawal dari Kongres Perempuan Indonesia. Ide tersebut muncul saat liburan sekolah di bulan Juli 1952. Tujuan diselenggarakannya acara ini adalah untuk melihat anak-anak sebagai aset bangsa yang ceria, lincah, dan ceria. Tanggal acara ini berkali-kali berubah pada awal Juni bahkan berubah menjadi 6 Juni pada hari ulang tahun Presiden Soekarno.

Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, banyak peraturan dari Orde Lama yang dihapuskan dan diganti dengan peraturan baru, termasuk Hari Anak Nasional. Pada tahun 1984, Hari Anak Nasional diadakan setiap tanggal 23 Juli dan berlaku hingga sekarang. Kegiatan Hari Anak Nasional dilaksanakan mulai dari tingkat pusat hingga daerah.

Menurut Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak, Hari Anak Nasional dimaknai sebagai kepedulian seluruh bangsa terhadap  perlindungan anak Indonesia agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Sampai saat ini Hari Anak Nasional diperingati dengan berbagai kegiatan.

Perayaan Hari Anak Nasional di Indonesia

Acara peringatan Hari Anak Nasional biasanya sudah dipersiapkan pada tahun sebelumnya oleh seluruh lapisan masyarakat (Kementerian, Lembaga Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat) baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun kedutaan-kedutaan Indonesia yang tersebar di negara lain. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam membina aset terpenting bangsa, yaitu anak-anak.

Salah satu cara untuk merayakan Hari Anak Nasional adalah Karnaval Anak Nusantara. Melalui kirab ini, anak-anak dikenalkan dengan berbagai suku dan budaya asli yang hidup di Indonesia. Di Hari Anak Nasional, anak-anak berbaris berpasangan memamerkan pakaian daerah dari berbagai provinsi. Sementara di pinggir jalan, penonton memadati dan menyemangati para model ini. Karnaval ini juga dimeriahkan oleh marching band murid TK, dan tari-tarian tradisional hingga penampilan unik lainnya.

Festival permainan tradisional juga digelar untuk menghidupkan kembali permainan tradisional di era digital ini. Meski permainan digital modern lebih familiar, anak-anak juga tertarik untuk mencoba berbagai permainan tradisional, seperti enggrang (jangkungan), gobak sodor, bentengan, dan petak umpet (petak umpet). Permainan ini menanamkan nilai kerjasama pada anak.

Salah satu permainan tradisional yang tak kalah menarik di Hari Anak Nasional adalah balap sepeda lambat. Berbeda dengan balap sepeda biasa, siapa pun yang mencapai garis finis terakhir adalah pemenangnya. Tentu saja, peserta yang jatuh di lintasan akan dibubarkan.

Mengingat Hari Anak Nasional, menyadarkan bahwa anak harus menjadi fokus pembangunan Indonesia. Anak-anak memiliki hak yang sama untuk berkembang secara sehat, menikmati kehidupan yang utuh dan layak, serta hidup dalam lingkungan yang aman, nyaman, dan bahagia. Semua elemen masyarakat harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas anak-anak karena mereka adalah pemimpin masa depan bangsa kita.

Hak-Hak Anak yang Wajib Diketahui

Ada jutaan anak di Indonesia, dan mereka semua memiliki kesamaan dan  hak mereka! Tanggal 23 Juli menandai Hari Anak Nasional di Indonesia. Hari di mana anak Indonesia merayakan hak-hak anak dan remaja dan memperbarui komitmen semua elemen masyarakat untuk menegakkannya.

Daftar lengkap hak untuk anak-anak dan remaja di bawah usia 18 tahun diatur dalam Konvensi PBB tentang Hak Anak. Hak-hak anak termasuk hak atas kesehatan, pendidikan, kehidupan keluarga, bermain dan rekreasi, standar hidup yang layak, dan dilindungi dari penyalahgunaan dan bahaya. 

Hak-hak anak mencakup kebutuhan perkembangan dan sesuai usia mereka yang berubah seiring waktu ketika seorang anak tumbuh dewasa. Berikut ini prinsip umum yang mendasari semua hak anak:

Non Diskriminasi
Dalam hal ini, berarti semua anak memiliki hak yang sama untuk mengembangkan potensinya dalam segala situasi dan waktu. Misalnya, setiap anak harus memiliki akses yang sama terhadap pendidikan terlepas dari jenis kelamin, ras, etnis, kebangsaan, agama, disabilitas, orang tua, orientasi seksual atau status lainnya.

Jadi Pertimbangan Utama
Kepentingan terbaik anak harus menjadi "pertimbangan utama" dalam semua tindakan dan keputusan yang menyangkut anak, dan harus digunakan untuk menyelesaikan konflik antara hak-hak yang berbeda. Misalnya, ketika membuat keputusan anggaran nasional yang berdampak pada anak, pemerintah harus mempertimbangkan bagaimana pemotongan akan berdampak pada kepentingan terbaik anak.

Hak Kelangsungan Hidup dan Perkembangan
Anak memiliki hak kelangsungan hidup dan perkembangan yang menggarisbawahi pentingnya memastikan akses ke layanan dasar dan kesetaraan kesempatan bagi anak-anak untuk mencapai perkembangan penuh mereka. Misalnya anak dengan disabilitas harus memiliki akses yang efektif ke pendidikan dan perawatan kesehatan untuk mencapai potensi penuh mereka.

Suara Anak Harus Didengar
Pandangan anak berarti bahwa suara anak harus didengar dan dihormati dalam segala hal yang menyangkut hak-haknya. Misalnya, mereka yang berkuasa harus berkonsultasi dengan anak-anak sebelum mengambil keputusan yang akan mempengaruhi mereka.

Identitas
Anak-anak harus didaftarkan pada saat mereka lahir. Pemerintah harus mengakui nama dan identitas nasional seorang anak, dan anak-anak harus diberi tahu tentang identitas mereka. Anak-anak memiliki hak untuk menerima, mengakses, dan mengirimkan dokumen identitas mereka sendiri. 

Catatan resmi harus mencakup nama mereka, tempat dan tanggal lahir, dan hubungan keluarga. Jika dokumentasi dihancurkan atau jika identitas nasional seorang anak dikompromikan, pemerintah harus membantu anak tersebut untuk mendapatkan kembali identitasnya.

Privasi
Setiap anak berhak mendapatkan privasi. Hukum harus melindungi privasi anak-anak di semua area, termasuk online. Dokumentasi pribadi anak-anak tidak boleh dipublikasikan. Keluarga, rumah, komunikasi pribadi, dan reputasi seorang anak harus dilindungi. Korban pelecehan tidak boleh dipublikasikan nama, wajah, atau informasinya.

Anak berhak diperlakukan sebagai warga negara. Mereka berhak tumbuh dalam masyarakat yang mencintai, peduli, menghormati, dan melindungi mereka. Anak-anak berhak atas hak yang sama seperti orang dewasa.

Anda dapat melakukan sesuatu untuk meningkatkan kesadaran tentang hak-hak anak baik di Hari Anak Nasional ataupun momen-momen lainnya.

Bersama Wahana Visi Indonesia, ayo wujudkan Indonesia yang lebih baik lagi dan memberikan anak-anak kehidupan yang layak. Kunjungi websitenya sekarang juga untuk informasi lebih lengkap di https://wahanavisi.org/.


Artikel Terkait