Cegah Stunting di Nias dengan Kebun Gizi Keluarga

Cegah Stunting di Nias dengan Kebun Gizi Keluarga

Kepulauan Nias adalah salah satu kepulauan indah dan bersejarah di Indonesia. Namun di balik keindahannya, sejumlah permasalahan krusial yang menyangkut anak masih ditemui di sini.

Data Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) yang dirilis oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia pada awal tahun 2019 menjabarkan prevalensi stunting di Kepulauan Nias terutama Kabupaten Nias Selatan sebesar 57%. Nilai ini menurun menjadi 34,4% berdasarkan data SSGBI 2021. Meski demikian, ini berarti tingkat stunting yang dialami oleh balita di wilayah Nias Selatan masih sangat tinggi.

Yermina (32) adalah salah satu kader posyandu sekaligus ibu dua orang anak yang sangat peduli dengan masalah stunting di desanya. Ibu dari Marlon (7) dan Futty (4) ini mendapat pendampingan dari Wahana Visi Indonesia dan ikut serta dalam berbagai program kesehatan anak, salah satunya adalah kebun gizi. Kebun gizi merupakan program berbasis masyarakat untuk meningkatkan gizi keluarga melalui pemanfaatan pekarangan keluarga.

Yermina mengikuti pelatihan mengenai kebun gizi sejak 2020 lalu. Dengan latar belakang sebagai petani, program kebun gizi sangat menarik perhatiannya. Ia tak hanya bisa menanam sayuran di pekarangannya tapi juga bisa beternak lele. Kini setelah berselang dua tahun menerapkan kebun gizi di rumah sendiri, pekarangan rumah Yermina dipenuhi tanaman sayur. Ada juga sebuah kolam lele yang siap menyediakan sumber protein bagi keluarganya.

“Melalui budi daya kebun gizi berupa sayur dan ikan lele, kami warga desa bisa memberikan makanan bergizi kepada anak-anak kami. Dengan pemenuhan gizi ini, angka stunting di desa kami bisa menurun. Kami juga bisa berhemat karena tak lagi belanja sayur dan ikan di pasar,” ujarnya.

Yermina dan kader posyandu lain yang mengikuti pelatihan tentang kebun gizi kini juga telah melihat perubahan positif. Angka stunting di desa mereka menurun karena gizi sudah terpenuhi.

Program kebun gizi ini juga dilaksanakan di desa-desa tetangga di Kabupaten Nias. Hasilnya pun mulai berdampak.

Per Agustus 2021, angka prevalensi stunting Kabupaten Nias Selatan menurun menjadi 22% (berdasarkan data ePPGBM 2021) dari sebelumnya 24% (berdasarkan data ePPGBM 2019 terkait prevalensi stunting), dan program kebun gizi menjadi penyumbang turunnya angka stunting di wilayah kabupaten ini.

 

Ditulis oleh Juni Arman Hulu, Health Coordinator, Wahana Visi Indonesia Area Program Nias dan Rena Tanjung, Communications Officer, Wahana Visi Indonesia


Artikel Terkait