Tingkatkan Kesejahteraan Anak, WVI Gandeng MUI dan Akademisi Garap Modul ASKA Syariah

Tingkatkan Kesejahteraan Anak, WVI Gandeng MUI dan Akademisi Garap Modul ASKA Syariah

Demi mendukung peningkatan kesejahteraan anak Wahana Visi Indonesia bersama dengan Majelis Ulama Indonesia Kota Palu (MUI Kota Palu) dan Centre for The Study of Religion and Culture Universitas Islam Negeri Jakarta (CSRC-UIN) meluncurkan modul Asosiasi Simpan Pinjam untuk Kesejahteraan Anak (ASKA) berbasis Syariah. Peluncuran modul ini bertujuan untuk mendukung pemerintah dalam mewujudkan inklusi keuangan masyarakat desa serta meningkatkan kapasitas literasi keuangan.

Modul ASKA Syariah merupakan salah satu program pemberdayaan WVI yang dibangun untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan ekonomi rumah tangga melalui sistem simpan pinjam sederhana berbasis masyarakat. Masyarakat diberikan pelatihan literasi keuangan agar mampu mengelola pendapatan secara tepat guna memenuhi kebutuhan keluarga, khususnya anak. Selain itu, terdapat fasilitas simpan pinjam yang lebih aksesibel dan pengelolaan dana sosial untuk membantu anggota yang membutuhkan. Semua ini dilakukan di dalam kelompok ASKA.

Economic and Livelihood Resilience Team Leader WVI, Fransisca Novita menjelaskan bahwa program ASKA menjembatani masyarakat desa yang tidak bisa mengakses lembaga keuangan yang lebih tinggi seperti bank, koperasi, dan lain-lain. Dengan bergabung di ASKA, berarti anggota dapat menabung dengan hanya nomilal Rp2.000 atau sesuai kesepakatan anggota, dan sistemnya mudah dipahami masyarakat yang belum bisa membaca dan menulis sekalipun.

“Salah satu yang menarik bahwa ASKA ini mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang pendidikan dan kesehatan bagi anak dan keluarga. Kami berharap modul ini dapat dipakai bukan hanya di daerah dampingan WVI saja tetapi juga di daerah-daerah lainnya,” ujar Fransisca.

Direktur CSRC Universitas Islam Negeri Jakarta Idris Hemay, M.Si. menjelaskan proses simpan pinjam ASKA selaras dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Pertama adalah prinsip menabung atau Iddikhar di mana anggota dilatih untuk mengatur keuangannya demi masa depan dan terhindar dari praktik riba. Selain itu ada prinsip pinjaman lunak atau Qardu Hasan dan Mudharabah yang menganjurkan pemberian pinjaman untuk pemenuhan kebutuhan konsumtif. Upaya saling membantu demi kebaikan sosial yang dilakukan para anggota juga sesuai dengan prinsip kerja sama sosial Tauwun dan Takaful.

“ASKA mampu membantu para anggotanya agar tidak terjerat rentenir, karena ketika itulah anggota dapat terhindar dari Riba. CSRC UIN Jakarta berharap ini dapat dikembangkan di wilayah lain, karena masih banyak masyarakat dan ummat yang membutuhkan bantuan, terutama di daerah perdesaan,” ujar Idris.

Hal senada diungkapkan oleh Sekretaris MUI Kota Palu, H. Muhammad Munif Godal, MA. Ia berharap masyarakat tidak ragu lagi terhadap kelompok ASKA, karena landasan-landasannya cukup jelas dari Alquran, Hadits dan pandangan para ulama. Menurutnya, program ASKA ini membantu para anggotanya terbebas dari himpitan ekonomi yang mampu menjauhkan orang dari Tuhan dan kebaikan seperti tertulis dalam Hadits.

“ASKA menjadi sebuah solusi yang sangat baik dan jitu, khususnya bagi ummat dan masyarakat yang berada di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau. Kami dari Majelis Ulama Islam Kota Palu, Insha Alllah dengan WVI Sulawesi Tengah akan terus meningkatkan kerja sama,” tegas Munif.

WVI mencatat jumlah kelompok ASKA meningkat dari 442 kelompok di tahun 2020 menjadi 731 kelompok di tahun 2021 atau sekitar 65%. Jumlah anggota ASKA juga turut meningkat dari 8.392 anggota menjadi 11.173 anggota di tahun yang sama, atau sekitar 33%. Total dana yang dikelola anggota ASKA juga tercatat mencapai Rp4,5 Miliar pada tahun 2021. 

Ditulis oleh: Arya Dwiputra, Media Relation Executive Wahana Visi Indonesia

 


Artikel Terkait