Upayakan Hak Anak dari Pelosok Kalimantan
Kehidupan anak-anak di daerah pelosok seringkali memprihatinkan. Kesehatan, pendidikan dan perlindungan anak terabaikan, bahkan jarang diperbincangkan. Kondisi lingkungan dan pola pengasuhan orang tua menjadi sebab kurangnya perhatian terhadap pemenuhan hak-hak anak. Demikian juga gambaran kondisi anak di Desa Engkulun, salah satu desa pelosok di Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat.
Martono, seorang pendamping Forum Anak Desa Engkulun tahu betul akan hal ini.
“Anak-anak di desa sangat sedikit yang berniat sekolah, hak-hak anak terabaikan karena kami tidak tau,” cerita Martono.
Kondisi ini perlahan berubah. Sejak kehadiran Wahana Visi Indonesia, pemahaman tentang anak dan hak-hak mereka semakin baik. Melalui pelatihan Konvensi Hak Anak, Perlindungan Anak dan Forum Anak, pria berusia 42 tahun ini terus mensosialisasikan hak-hak anak kepada orang tua dan masyarakat umum lainnya baik di sekolah maupun gereja. Menurutnya, lambat laun orang tua mulai mengerti tentang pentingnya kesehatan anak, perlindungan dan hak-hak anak.
“(Saya) prihatin dengan anak-anak di desa. Sumber daya manusia masih kurang. Jadi saya berniat mengangkat anak-anak menjadi anak yang berguna. Pendidikan mereka harus lebih tinggi,” tambahnya.
Berkat kerja sama WVI dengan para orang tua dan pendamping anak seperti Martono, kini Forum Anak Desa Engkulun merupakan salah satu forum anak yang paling aktif melakukan kegiatan rutin. Mereka aktif terlibat dalam musyawarah desa dan memberi masukan dan usulan bagi pemerintah desa. Mereka juga aktif dalam tugas rutin keagamaan di desa.
“Sekarang anak-anak sudah berani tampil di depan umum. Lebih percaya diri. Pendidikan mereka ada yang sudah tamat kuliah,” ungkap Martono.
Dirinya berharap perjuangan yang dilakukan banyak pihak tidak sia-sia. Kerinduannya adalah melihat anak-anak bisa menggapai cita-cita mereka serta menjadi contoh bagi juniornya di kemudian hari.
Ditulis oleh: Staf Area Program Sekadau Wahana Visi Indonesia
