Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat melalui peternakan ayam petelur, dengan menggunakan promosi berbasis pemasaran digital yang dikelola oleh pemuda untuk mendongkrak penjualan.
Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat melalui peternakan ayam petelur, dengan menggunakan promosi berbasis pemasaran digital yang dikelola oleh pemuda untuk mendongkrak penjualan.
Kabupaten Ende merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur, provinsi dengan angka kemiskinan tertinggi ketiga di Indonesia. Meskipun kesejahteraan Kabupaten Ende dinilai lebih baik dibandingkan beberapa kabupaten lain di provinsi tersebut, namun angka kemiskinannya masih tinggi, yakni 23%, dan indeks pembangunan manusianya sebesar 67,97% (2022), masih di bawah rata-rata nasional yang sebesar 72,91%.
Meskipun tersedia berbagai tanaman pangan, 47% balita di Ende tergolong kerdil (stunted), 26,6% berberat badan kurang (underweight), dan 12,8% gizi kurang dan gizi buruk (wasted) (data Baseline WVI, 2022). Data tersebut menunjukkan bahwa anak-anak di Ende belum mendapatkan gizi yang baik, diduga karena kurangnya akses terhadap protein. Di sebagian besar desa, masyarakat hanya dapat membeli protein seperti telur, unggas, daging, atau ikan pada hari pasar, yang diadakan seminggu sekali, tetapi tidak semua masyarakat mampu membelinya. Selain itu, jarak pasar juga cukup jauh bagi sebagian masyarakat.
Melihat tantangan dan peluang tersebut, proyek kami bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat melalui peternakan ayam petelur, dengan menggunakan promosi berbasis pemasaran digital yang dikelola oleh pemuda untuk mendongkrak penjualan. Proyek ini tidak hanya akan menggerakkan ekonomi desa, tetapi juga menjadi percontohan ketahanan pangan karena akan menyediakan sumber protein bagi anak-anak di desa.
Model peternakan ayam petelur akan dikembangkan untuk memelihara ayam petelur untuk produksi telur komersial. Modal usaha akan disalurkan kepada kelompok simpan pinjam (S4T) yang sudah ada, yang anggotanya adalah para ibu. Saat ini sudah ada 10 kelompok simpan pinjam yang sudah terbentuk dan berjalan, dengan masing-masing kelompok beranggotakan 15-18 orang. Telur yang dihasilkan akan dikomersialkan terutama di pasar lokal. Kelompok pemuda, seperti Karang Taruna dan OMK akan diberdayakan untuk bertanggung jawab dalam pemasaran, pengembangan usaha, dan pengelolaan produk. Penggunaan teknologi informasi dan media sosial akan didorong untuk memajukan upaya pemasaran.
Proyek ini adalah proyek pemberdayaan ekonomi yang menargetkan keluarga dan pemuda terutama perempuan dan anak perempuan untuk meningkatkan pendapatan mereka melalui kewirausahaan. Komoditas yang diusulkan adalah ayam petelur sebagai respons terhadap kebutuhan sumber daya protein di daerah yang dibantu. Ini mempromosikan inklusi keuangan melalui pelatihan peningkatan keterampilan masyarakat tentang unggas, lokakarya pemasaran digital, pengembangan & manajemen bisnis kreatif dan strategi modal. Pada sektor ini, kami ingin membangun minat kaum muda terutama anak perempuan untuk melihat peran mereka dalam pekerjaan masyarakat.
Daerah yang ditargetkan terletak di Ende, NTT, Indonesia, sebuah daerah di mana WVI telah membantu selama lebih dari 10 tahun di bawah program teknis Child Well-Nourished. Sebagian besar peserta yang ditargetkan dalam intervensi ini adalah petani dan pekerja harian, mereka telah dikelompokkan dalam kelompok Saving for Transformation (S4T). Pelaksanaan proyek ini akan memakan waktu 12 bulan.