SEJARAH WVI

Berdirinya Yayasan Wahana Visi Indonesia tidak terlepas dari sejarah panjang pelayanan World Vision International di Indonesia yang sejak awal terpanggil untuk mendukung kesejahteraan hidup anak-anak.

World Vision Berdiri

Pada tahun 1950, World Vision International didirikan oleh Robert "Bob" Pierce - berasal dari Amerika Serikat - setelah perjalanannya ke Cina dan Korea pada tahun 1947. Perjalanan tersebut mengubah hidup Bob Pierce. Di Korea, hati Bob Pierce tergerak melihat dampak perang yang terjadi dalam kehidupan anak-anak.

World Vision mengembangkan pelayanannya hingga Asia, Amerika Latin, dan Afrika. Donasi dari program penyantun anak telah membantu anak-anak miskin dalam bentuk makanan, pendidikan, pelayanan kesehatan, dan pelatihan keterampilan.

Kunjungan Bob Pierce ke Indonesia pada akhir 1950-an merupakan langkah awal World Vision membawa perubahan dan harapan bagi anak, keluarga, serta masyarakat. Bob Pierce mengajak tokoh-tokoh agama untuk meningkatkan kepedulian pada masalah-masalah sosial di tanah yang penuh keberagaman ini.

Awal Pelayanan di Indonesia

Pelayanan pertama di Indonesia dimulai ketika World Vision menunjuk German Edey - yang saat itu berdomisili di Batu - Malang, Jawa Timur - sebagai perwakilan World Vision. Para sukarelawan berperan aktif dalam mengelola kantor dibawah arahan German Edey. Ia kemudian dikenal sebagai Direktur World Vision Indonesia yang pertama.

Saat itu, pelayanan berfokus pada kesehatan anak-anak di beberapa panti asuhan di Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, serta provinsi-provinsi lainnya.

Pada tahun 1972 sampai 1973, World Vision Indonesia mulai membuka program pengembangan masyarakat untuk meningkatkan standar kehidupan masyarakat miskin dan tertinggal. Program pengembangan pertama dibuka di Dusun Loksado, di Kalimantan Selatan. Kemudian diikuti dengan program-program sejenis di Kalimatan Tengah dan Kalimantan Barat. Beberapa tahun kemudian, lebih dari 300 program yang sama berhasil dilakukan di 22 provinsi.

Menjelang tahun 1980, dalam rangka meningkatkan pelayanan yang lebih efektif dan efisien, kantor World Vision di Malang, pindah ke ibu kota Indonesia - Jakarta. Pada saat itu pelayanan berdasar pada inisiatif pengembangan masyarakat yang terintegrasi. Pada tahun 1980-an, nota kesepahaman dengan Kementrian Sosial ditandatangani. Sejak saat itu, World Vision Indonesia dikenal sebagai salah satu lembaga swadaya masyarakat internasional (International Non-Governmental Organization, disingkat INGO) yang bekerja untuk mengatasi kemiskinan.

Dalam rangka merespons pertumbuhan pelayanan dan kebutuhan akan manajemen yang lebih profesional, World Vision Indonesia membentuk Dewan Penasihat untuk memberikan pandangan serta arahan bagi pelayanan World Vision.

Yayasan World Vision Indonesia Berdiri

Yayasan World Vision Indonesia terbentuk pada tahun 1995. Yayasan ini berdiri sebagai mitra lokal dan pelaksana program World Vision International di Indonesia. Badan Pendiri Yayasan terdiri dari :

  1. Bapak Sarwono
  2. Bapak Eka Darmaputera
  3. Bapak Soedarto
  4. Bapak James Leslie Tumbuan
  5. Ibu Esther Halim

Badan Pengurus Yayasan World Vision Indonesia yang pertama terdiri dari :

  1. Bapak Anugerah Pekerti, sebagai ketua
  2. Bapak Eka Darmaputera, sebagai sekretaris
  3. Ibu Nafsiah Mboi, sebagai bendahara
  4. Bapak Sarwono, sebagai anggota
  5. Bapak Christianto Wibisono, sebagai anggota.

Selain kelima nama tersebut, Badan Pengurus Yayasan World Vision Indonesia pun memiliki beberapa anggota pengurus lainnya.

Yayasan melakukan pendekatan baru dalam mengimplementasikan program pengembangan masyarakat yang disebut dengan nama Area Development Program (ADP). Pendekatan ini dibuat agar dapat mengatasi masalah kemiskinan secara lebih terpadu, termasuk dengan membangun jejaring dan sinergi dengan berbagai institusi.

Perubahan Nama Yayasan World Vision Indonesia Menjadi Wahana Visi Indonesia

Tahun 1998, nama Yayasan World Vision Indonesia diubah menjadi Yayasan Wahana Visi Indonesia. Yayasan Wahana Visi Indonesia adalah mitra dari World Vision International di Indonesia. Yayasan inilah yang mengimplementasikan program-program pengembangan transformatif untuk pengentasan kemiskinan.

Beberapa tonggak penting dalam sejarah Wahana Visi Indonesia sejak tahun 1998, yaitu :

  • Tahun 2004 - Respon bencana tsunami di Aceh
  • Tahun 2006 - Respon bencana gempa bumi di Jogjakarta
  • Tahun 2009 - Respon bencana gempa bumi di Padang
  • Tahun 2010 - ADP pertama, yakni ADP Banggai, ditutup
  • Tahun 2018 - Respon bencana gempa bumi di Lombok dan Sulawesi Tengah

World Vision International di Indonesia, sebagai lembaga internasional mitra Kementrian Sosial, mengakhiri legalitasnya di Indonesia. World Vision International menyerahkan semua kelanjutan program pada Wahana Visi Indonesia. Wahana Visi Indonesia tetap berada dalam kemitraan global dengan World Vision International dengan tingkat kedewasaan organisasi yang makin mandiri dalam melanjutkan komitmen pelayanan ini. Wahana Visi Indonesia berharap dapat membawa anak-anak Indonesia mencapai hidup utuh sepenuhnya bersama dengan mitra-mitra kerja lain di seluruh Indonesia.

Tahun 2022, Wahana Visi Indonesia membuka area program baru yang berlokasi di Lombok. Area program ini dibuka sebagai tindak lanjut respon bencana gempa bumi yang terjadi pada tahun 2018.

World Vision Berdiri

Pada tahun 1950, World Vision International didirikan oleh Robert "Bob" Pierce - berasal dari Amerika Serikat - setelah perjalanannya ke Cina dan Korea pada tahun 1947. Perjalanan tersebut mengubah hidup Bob Pierce. Di Korea, hati Bob Pierce tergerak melihat dampak perang yang terjadi dalam kehidupan anak-anak.

World Vision mengembangkan pelayanannya hingga Asia, Amerika Latin, dan Afrika. Donasi dari program penyantun anak telah membantu anak-anak miskin dalam bentuk makanan, pendidikan, pelayanan kesehatan, dan pelatihan keterampilan.

Kunjungan Bob Pierce ke Indonesia pada akhir 1950-an merupakan langkah awal World Vision membawa perubahan dan harapan bagi anak, keluarga, serta masyarakat. Bob Pierce mengajak tokoh-tokoh agama untuk meningkatkan kepedulian pada masalah-masalah sosial di tanah yang penuh keberagaman ini.

Awal Pelayanan di Indonesia

Pelayanan pertama di Indonesia dimulai ketika World Vision menunjuk German Edey - yang saat itu berdomisili di Batu - Malang, Jawa Timur - sebagai perwakilan World Vision. Para sukarelawan berperan aktif dalam mengelola kantor dibawah arahan German Edey. Ia kemudian dikenal sebagai Direktur World Vision Indonesia yang pertama.

Saat itu, pelayanan berfokus pada kesehatan anak-anak di beberapa panti asuhan di Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, serta provinsi-provinsi lainnya.

Pada tahun 1972 sampai 1973, World Vision Indonesia mulai membuka program pengembangan masyarakat untuk meningkatkan standar kehidupan masyarakat miskin dan tertinggal. Program pengembangan pertama dibuka di Dusun Loksado, di Kalimantan Selatan. Kemudian diikuti dengan program-program sejenis di Kalimatan Tengah dan Kalimantan Barat. Beberapa tahun kemudian, lebih dari 300 program yang sama berhasil dilakukan di 22 provinsi.

Menjelang tahun 1980, dalam rangka meningkatkan pelayanan yang lebih efektif dan efisien, kantor World Vision di Malang, pindah ke ibu kota Indonesia - Jakarta. Pada saat itu pelayanan berdasar pada inisiatif pengembangan masyarakat yang terintegrasi. Pada tahun 1980-an, nota kesepahaman dengan Kementrian Sosial ditandatangani. Sejak saat itu, World Vision Indonesia dikenal sebagai salah satu lembaga swadaya masyarakat internasional (International Non-Governmental Organization, disingkat INGO) yang bekerja untuk mengatasi kemiskinan.

Dalam rangka merespons pertumbuhan pelayanan dan kebutuhan akan manajemen yang lebih profesional, World Vision Indonesia membentuk Dewan Penasihat untuk memberikan pandangan serta arahan bagi pelayanan World Vision.

Yayasan World Vision Indonesia Berdiri

Yayasan World Vision Indonesia terbentuk pada tahun 1995. Yayasan ini berdiri sebagai mitra lokal dan pelaksana program World Vision International di Indonesia. Badan Pendiri Yayasan terdiri dari :

  1. Bapak Sarwono
  2. Bapak Eka Darmaputera
  3. Bapak Soedarto
  4. Bapak James Leslie Tumbuan
  5. Ibu Esther Halim

Badan Pengurus Yayasan World Vision Indonesia yang pertama terdiri dari :

  1. Bapak Anugerah Pekerti, sebagai ketua
  2. Bapak Eka Darmaputera, sebagai sekretaris
  3. Ibu Nafsiah Mboi, sebagai bendahara
  4. Bapak Sarwono, sebagai anggota
  5. Bapak Christianto Wibisono, sebagai anggota.

Selain kelima nama tersebut, Badan Pengurus Yayasan World Vision Indonesia pun memiliki beberapa anggota pengurus lainnya.

Yayasan melakukan pendekatan baru dalam mengimplementasikan program pengembangan masyarakat yang disebut dengan nama Area Development Program (ADP). Pendekatan ini dibuat agar dapat mengatasi masalah kemiskinan secara lebih terpadu, termasuk dengan membangun jejaring dan sinergi dengan berbagai institusi.

Perubahan Nama Yayasan World Vision Indonesia Menjadi Wahana Visi Indonesia

Tahun 1998, nama Yayasan World Vision Indonesia diubah menjadi Yayasan Wahana Visi Indonesia. Yayasan Wahana Visi Indonesia adalah mitra dari World Vision International di Indonesia. Yayasan inilah yang mengimplementasikan program-program pengembangan transformatif untuk pengentasan kemiskinan.

Beberapa tonggak penting dalam sejarah Wahana Visi Indonesia sejak tahun 1998, yaitu :

  • Tahun 2004 - Respon bencana tsunami di Aceh
  • Tahun 2006 - Respon bencana gempa bumi di Jogjakarta
  • Tahun 2009 - Respon bencana gempa bumi di Padang
  • Tahun 2010 - ADP pertama, yakni ADP Banggai, ditutup
  • Tahun 2018 - Respon bencana gempa bumi di Lombok dan Sulawesi Tengah

World Vision International di Indonesia, sebagai lembaga internasional mitra Kementrian Sosial, mengakhiri legalitasnya di Indonesia. World Vision International menyerahkan semua kelanjutan program pada Wahana Visi Indonesia. Wahana Visi Indonesia tetap berada dalam kemitraan global dengan World Vision International dengan tingkat kedewasaan organisasi yang makin mandiri dalam melanjutkan komitmen pelayanan ini. Wahana Visi Indonesia berharap dapat membawa anak-anak Indonesia mencapai hidup utuh sepenuhnya bersama dengan mitra-mitra kerja lain di seluruh Indonesia.

Tahun 2022, Wahana Visi Indonesia membuka area program baru yang berlokasi di Lombok. Area program ini dibuka sebagai tindak lanjut respon bencana gempa bumi yang terjadi pada tahun 2018.

Wahana Visi Indonesia merupakan bagian dari kemitraan internasional dengan World Vision International. Berdirinya Wahana Visi Indonesia diawali dengan pelayanan World Vision International di Indonesia. World Vision International adalah sebuah lembaga internasional yang didirikan oleh Robert ‘Bob’ Pierce pada tahun 1950, yang berkantor pusat di Portland Oregan, Amerika Serikat.

Tahun 1998, nama Yayasan World Vision Indonesia diubah menjadi Yayasan Wahana Visi Indonesia. Yayasan Wahana Visi Indonesia adalah mitra dari World Vision International di Indonesia yang mengimplementasikan program-program pengembangan masyarakat dan melakukan penggalangan dana.

Di tahun 2021, World Vision International di Indonesia sebagai lembaga internasional mitra Kementerian Sosial mengakhiri legalitasnya di Indonesia dan menyerahkan semua kelanjutan program kepada Wahana Visi Indonesia. Wahana Visi Indonesia siap meneruskan komitmen ini membawa anak-anak Indonesia mencapai hidup utuh sepenuhnya bersama dengan mitra kerja di seluruh wilayah Indonesia.

Lebih dari 20 tahun, WVI telah menjalankan program pengembangan masyarakat yang berfokus pada anak. WVI mengedepankan program pengembangan yang berrsifat jangka panjang dengan menggunakan pendekatan pengembangan wilayah berkelanjutan atau Area Program selama 10-15 tahun melalui kantor operasional yang berada di wilayah dampingan WVI.