Nurpiah Berjuang lewat Sampah
KOMPAS/ERIKA KURNIA - Nurpiah, Ketua Bank Sampah Kenanga, Kelurahan Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara.
Bank sampah yang tidak dikelola dengan baik rentan berakhir menjadi penampungan sampah dan mati suri. Namun, di tangan Nurpiah dan kolaborator swasta, bank sampah menjelma menjadi roda yang memutar ekonomi warga.
Bank Sampah Unit Kenanga di RW 004 Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, yang didirikan tahun 2007, pernah mati suri lantaran partisipasi warga minim. Ketika pandemi Covid-19 bergejolak pada 2020-2021, aktivitasnya benar-benar terhenti. Ketua bank sampah saat itu juga meninggal dunia, ditambah sejumlah alat pengolah sampah organik rusak karena lama tidak terpakai dan terawat.
”Saya tadinya sekretaris, saya membentuk kembali (bank sampah), karena sampah ini harus kita kendalikan. Kebetulan waktu itu ada pendampingan dari Wahana Visi dan Divers Clean Action. Alhamdulillah dengan program-program baru, sekarang ada Koperasi Aska, Warung Lestari, dan PAUD,” kata Nurpiah yang kini menjadi Ketua Bank Sampah Unit Kenanga.
Dalam keprihatinan kepada warga yang ekonominya terdampak Pandemi Covid-19, program koperasi yang diberi nama Asosiasi Kesejahteraan Anak (Aska) dibuat untuk membantu warga lewat fasilitas simpan pinjam. Sekitar 30 anggota koperasi dapat menabung dengan model kepemilikan saham tiap bulan. Setiap saham bernilai Rp 30.000 dan anggota hanya boleh menabung maksimal senilai lima saham sebulan.
”Uang ini harus berputar. Jadi, kita pinjamkan untuk mereka yang terkena dampak Covid. Kita modalin usaha penerima pinjaman, tergantung banyaknya saham yang ditabung anggota. Misalnya, kalau mau jualan nasi uduk kita kasih Rp 2 juta, warung minuman kecil Rp 1 juta. Pinjaman maksimal tiga bulan harus kembali pakai cicilan uang,” jelasnya.
KOMPAS/ERIKA KURNIA - Warung Lestari yang merupakan anggota Bank Sampah Kenanga di RW 004, Kelurahan Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (27/7/2023).
KOMPAS/ERIKA KURNIA - Indrawati (44), anggota Bank Sampah Kenanga, menunjukkan buku tabungan sampahnya di warungnya di RT 015 RW 004, Kelurahan Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (27/7/2023). Ia juga menjadi salah satu pemilik warung yang menerima fasilitas pinjaman usaha dari Bank Sampah Kenanga.
Pemberian modal usaha untuk warung kecil dinamai Warung Lestari. Program ini dikaitkan dengan pengelolaan sampah. Caranya, penerima pinjaman diberi uang tunai, tetapi mereka cukup mencicil utang dengan sampah bernilai ekonomi, seperti botol plastik atau kardus bekas.
Bukan hanya untuk memfungsikan kembali peran bank sampah, program ini juga dibuat atas dasar keprihatinan Nurpiah pada warung-warung kecil yang kerap terlilit utang lintah darat yang biasa disebut bank keliling.
”Banyak warung di lingkungan saya terkena peminjaman bank keliling atau bank sobek. Program bank sampah mengurangi itu masuk ke tempat saya, karena kalau pinjam sama mereka Rp 500.000 cuma terima uang Rp 450.000, tetapi harus kembalikan Rp 600.000 dengan cicilan per hari. Kalau pinjam di bank sampah, cukup balikin uangnya pakai sampah saja,” ungkap perempuan 51 tahun itu.
Sejak dibuat, tercatat ada 16 anggota Warung Lestari. Mereka yang tergabung dalam program ini juga diminta untuk berkomitmen mengedukasi pembeli agar mengurangi plastik sekali pakai, dengan membawa botol minum ketika mau membeli minuman dan menggunakan sedotan ramah lingkungan. Untuk mendukung upaya ini, Warung Lestari juga mendapat bantuan sedotan dari tepung beras setiap bulan.
Anggota Warung Lestari juga merupakan bagian dari 666 anggota Bank Sampah Unit Kenanga. Setiap anggota diimbau agar memilah sampah anorganik yang bernilai jual. Ketika sudah menumpuk dalam jumlah cukup, pengurus bank sampah akan menjemput sampah itu ke rumah para anggota untuk kemudian ditimbang dan dicatat nilai hasil penjualannya.
Hasil penjualan sampah itu kemudian dicatat di buku tabungan. Sesuai kesepakatan bersama, hasil tabungan sampah selama setahun akun dikeluarkan dalam bentuk sembako pasca-hari raya Idul Fitri.
”Paling banyak waktu itu pernah nasabah kita dapat Rp 1 juta setahun. Kita akan beri reward kepada penabung paling banyak dengan uang kas kita yang berlebih, nilainya bisa ratusan ribu rupiah untuk kita belikan lagi sembako,” kata Nurpiah.
Inovasi lain yang dihadirkan Nurpiah di Bank Sampah Kenanga adalah menyediakan fasilitas pendidikan anak usia dini (PAUD), di sebagian luas lahan bank sampah yang mencapai 210 meter persegi.
Untuk bisa bergabung, orangtua murid cukup membayar dengan sampah yang bernilai Rp 50.000 per bulan. ”Sekolah PAUD sekarang kita tahu biayanya sudah mahal. Makanya, untuk meringankan beban nasabah, untuk anaknya bersekolah daripada hanya bermain HP,” ucapnya.
Anak balita yang memanfaatkan fasilitas itu pun terus bertambah dari sekitar 10 anak di 2022 menjadi 30 anak pertengahan tahun ini. Anak-anak itu beraktivitas setiap Senin, Selasa, dan Rabu. Guru yang mendampingi mereka adalah anggota bank sampah sendiri. Nurpiah juga melibatkan anak perempuannya yang telah selesai mengenyam pendidikan anak usia dini untuk membuat kurikulum kelompok belajar anak tersebut.
Program-program itu mengandalkan ekonomi sirkular yang mereka mainkan dari pengelolaan sampah. Bank Sampah Kenanga menerima rata-rata 40 kg sampah anorganik dari setiap rumah. Juni lalu, mereka bahkan mampu mengelola 3.270 kg. Sebagian besar sampah itu mereka jual ke Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dan pengepul sampah lainnya.
KOMPAS/ERIKA KURNIA - Alat-alat untuk mengelola sampah organik di Bank Sampah Kenanga RW 004, Kelurahan Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (27/7/2023). Hasil olahan sampah ini dijual kembali kepada masyarakat.
Selain menjual sampah, mereka juga mengolah sebagian sampah organik, seperti dedaunan dan sisa makanan, untuk diolah menjadi pupuk hingga ekoenzim yang bisa dijual kembali kepada masyarakat.
”Saya dengan kolaborator waktu itu door-to-door, menghampiri 1.000 rumah warga di RW 004 agar mau memilah sampahnya,” kata Nurpiah. Upaya ini pun cukup membuahkan hasil. Hingga hari ini, terdapat 848 rumah pilah atau rumah warga yang bersedia memilah sampahnya untuk kemudian disetorkan ke bank sampah.
Dukungan keluarga
Dedikasi Nurpiah pada pengelolaan sampah tidak lepas dari pengaruh dan dukungan keluarganya. Ayahnya dulu bekerja untuk Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. Sementara itu, suaminya karyawan Penyedia Jasa Lainnya Orang Perorangan (PJLP) di dinas yang sama. Sang suami ikut membantunya menggerakkan bank sampah sebagai salah satu pengangkut sampah.
Hidup bersama orang yang biasa mengurusi lingkungan membuat Nurpiah semangat untuk melakukan hal sama. ”Saya mau mendirikan bank sampah ini perlu dukungan keluarga. Apa pun yang kita lakukan kalau didukung keluarga kan enak. Karena keluarga pun saya selalu tergerak mengajak masyarakat untuk memilah sampah dari sumbernya,” ungkapnya. Nurpiah yang juga telah puluhan tahun menjadi kader perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungannya mengaku selalu peduli pada masyarakat sekitar. Hal ini membuat Nurpiah bertahan menghadapi beragam tantangan. Dalam mengembangkan bank sampah itu, Nurpiah dihadapkan pada kesadaran warga dalam mengelola sampah, kurangnya sumber daya manusia dan alat kerja, hingga naik turunnya harga sampah.
KOMPAS/ERIKA KURNIA - Foto saat Nurpiah menerima penghargaan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam acara Apresiasi Masyarakat Peduli Lingkungan 2022 di Ecovention Ancol, Jakarta Utara, Selasa (11/10/2022).
Semangat Nurpiah yang juga dibantu para kolaborator, Wahana Visi, dan Divers Clean Action, melalui program Phinla. Phinla adalah program global untuk mengembangkan mata pencarian bagi penduduk miskin melalui sistem pengelolaan sampah multi-sektroral. Program ini didukung Pemerintah Jerman dan melibatkan tiga negara, yakni Filipina, Sri Lanka, dan Indonesia.
Dengan dukungan tersebut, Bank Sampah Kenanga mampu menunjukkan kemampuan dalam bidang pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular yang tidak hanya menguntungkan lingkungan, tetapi juga masyarakat.
Tahun 2022 lalu, Bank Sampah Kenanga meraih penghargaan ”Bank Sampah Terbaik Tahun 2022” dalam Apresiasi Masyarakat Peduli Lingkungan 2022 yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Nurpiah menerima penghargaan itu langsung dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 11 Oktober 2022.
Kesuksesan itu membuat Bank Sampah Kenanga beberapa kali mendapat kunjungan dari delegasi negara lain. Pada 27 Oktober 2022, enam anggota parlemen Jerman berkunjung untuk melihat secara langsung program pendekatan pengembangan Bank Sampah Kenanga. Tahun ini, juga ada kelompok perguruan tinggi asal Riau yang melakukan studi banding di sana.
Awal Mei 2023, Nurpiah diundang ke Filipina oleh Phinla untuk berbagi pengalaman mengelola bank sampahnya di hadapan pelaku ekonomi sirkular lainnya dari sejumlah negara, seperti Sri Lanka, Jerman, Kanada, dan Filipina sendiri. Bisa keluar negeri buah karena semangat menggerakkan masyarakat untuk mengelola sampah tersebut tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Nurpiah tidak membayangkan bisa ke luar negeri berkat bank sampah. Sebab, awalnya ia hanya ingin menggerakkan ekonomi warga. ”Saya enggak mikir aneh-aneh,” katanya.
KOMPAS/ERIKA KURNIA - Nurpiah, di Bank Sampah Kenanga RW 004 Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (27/7/2023).
Nurpiah
Lahir: Jakarta, 2 Februari 1972
Pendidikan: SMAN 45 Jakarta
Penghargaan:
- Ketua Bank Sampah Terbaik 2022 dari Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim
- Bank Sampah Terbaik Tingkat Provinsi DKI Jakarta 2022 dari Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan
https://www.kompas.id/baca/tokoh/2023/08/03/nurpiah-berjuang-lewat-sampah