Belajar, Berkarya, Berubah - Kisah Anak-anak di Balik Layar Labewa

Belajar, Berkarya, Berubah - Kisah Anak-anak di Balik Layar Labewa

Anak-anak di Pegunungan Tengah, Papua memiliki hiburan yang spesial. Terkenal dengan nama siaran Labewa, merupakan salah satu segmen siaran radio yang ramah anak. Setiap Selasa dan Jumat, anak-anak yang menjadi penyiar akan menyapa para pendengar. Bekerja sama dengan RRI, Labewa atau Lagu dan Belajarnya Anak Wamena menyiarkan informasi menarik dan bermanfaat untuk anak dan remaja. 

Bukan hanya sebagai saluran informasi, Labewa membuka akses bagi anak dan remaja di Papua untuk mulai beraspirasi dan berpartisipasi. Awalnya, anak-anak terlibat sebagai penyiar saja, tapi saat ini anak-anak juga yang menjadi program director (PD). Bila tadinya peran ini masih difasilitasi oleh tim RRI dan WVI, maka sekarang anak-anak yang mengambil alih. 

Sara (17 tahun) bertanggung jawab untuk mengatur jadwal siaran dan pembagian tugas. “Selama menjadi koordinator, saya belajar lebih bertanggung jawab untuk mengingatkan ke teman-teman jadwal menyiar yang sudah disusun,” ungkapnya. Sara juga merasa, ternyata menjadi seorang pemimpin itu sangat menyenangkan. Ia menjalankan perannya bersama Alex. “Saya juga belajar kepemimpinan, jadi koordinator dan mengatur jadwal siaran untuk teman-teman,” imbuh remaja laki-laki yang berusia 17 tahun ini. 

Sementara Citra, yang mendapat tugas sebagai admin media sosial, banyak belajar tentang kesabaran dan kreativitas. “Selama jadi admin media sosial, sa belajar banyak sekali. Pertama harus sabar karena edit flyer siaran pakai aplikasi yang butuh sinyal internet, terus kalo tiba-tiba ganti petugas siarannya harus edit ulang lagi dengan kondisi sinyal yang jelek. Tapi saya senang sekali kerjakan ini karena bisa berkreasi edit-edit flyernya, jadi semakin kreatif. Saya mau lagi jadi admin media sosia,” ceritanya. 

Ketika Sara, Alex, dan Citra mengambil komando program Labewa, relasi antar penyiar pun semakin kuat. Anak-anak saling memberi semangat dalam menjalankan tugas. Kolaborasi antara anak-anak ini tidak hanya meningkatkan kinerja program siaran, tetapi juga memperkaya pengalaman belajar mereka. 

Ke depannya, program siaran Labewa akan melakukan perekrutan penyiar cilik lainnya. Regenerasi dilakukan karena ada penyiar-penyiar yang akan melanjutkan pendidikan ke universitas di luar area Pegunungan Tengah. Anak-anak yang telah menjadi penyiar Labewa dengan antusias memperluas cakupan perekrutan ini ke sekolah dan komunitas mereka. Mereka pun terlibat dalam pelatihan dan berbagi pengalaman pada penyiar-penyiar baru. Penyiar dan PD yang saat ini bertugas berkomitmen agar siaran Labewa terus berlanjut. 

Program siaran Labewa tidak hanya membawa perubahan dalam hal kepemimpinan, tanggung jawab, dan kreativitas anak-anak, tetapi juga memperkuat solidaritas dan komitmen anak-anak. Labewa menjadi contoh inspiratif tentang bagaimana sebuah kegiatan yang dirancang oleh dan untuk anak-anak dapat menghasilkan perubahan nyata dalam masyarakat. 

 

 

Penulis: Ernita Efatawati Sitorus (Sponsorship Information Officer kantor operasional WVI di Pegunungan Tengah) 

Penyunting: Mariana Kurniawati (Communication Executive


Artikel Terkait