Ciptakan Peluang, Gerakkan Ekonomi Desa di Alor

Ciptakan Peluang, Gerakkan Ekonomi Desa di Alor

Sebagian besar penduduk satu desa yang berada di Kabupten Alor sehari-hari bekerja sebagai petani. Salah satunya adalah Mama Mincelina. Ia tinggal di desa tersebut bersama suami dan tiga anaknya. Anak pertama Mama Mincelina sudah kelas tiga SMP, yang kedua kelas tiga SD, dan yang ketiga kelas satu SD. Bekerja sebagai petani di desa terjauh dan tertinggal berarti Mama Mincelina harus memutar otak untuk mendapat sumber penghasilan tambahan. Hasil yang didapat dari pekerjaan utama mereka tidak mampu menjamin pemenuhan semua kebutuhan keluarga. 

Sayangnya, peluang baru menjadi barang mahal di desa tempat Mama Mincelina tinggal. Padahal, Kabupaten Alor sendiri sebenarnya memiliki sumber daya alam yang kaya. Namun, sumber-sumber ini belum optimal tereksplorasi, baik dari aspek budidaya hingga pengembangan bisnisnya. Salah satu sumber daya alam yang menjadi warisan Kabupaten Alor adalah kacang kenari. Ratusan tahun pohon kenari tumbuh subur di tanah Alor namun telah lama kurang memiliki nilai ekonomi bagi warga desa. 

Menghargai peluang yang sebenarnya ada di desa, serta bertujuan untuk mengembangkan kualitas hidup petani-petani di desa, WVI mengimplementasikan proyek INCLUSION (Increase the Leverage of Inclusive Market Across Indonesia) di beberapa area termasuk Kabupaten Alor. Kacang kenari menjadi komoditas yang disasar karena selain menjadi ciri khas, pohon kenari pun menjadi salah satu cara Alor beradaptasi dengan perubahan iklim. 

Proyek yang bekerja sama dengan ANCP (Australian NGO Cooperation Program) ini telah berhasil menciptakan peluang baru bagi Mama Mincelina dan mama-mama lainnya di desa. “Sekarang saya juga sebagai anggota kelompok pengupas kenari. Saya mendapatkan hasil yang cukup memuaskan dari mengupas kenari sehingga saya sangat bersemangat dan terus belajar untuk semakin lebih baik,” tutur Mama Mincelina. 

Mama Mincelina dan suaminya saat ini rutin mengupas kenari selama kurang-lebih dua jam, dua kali satu minggu. Dari peluang baru ini, penghasilan keluarga Mama Mincelina dapat bertambah RP 400.000 tiap bulannya. Bila pasar peminat kenari lebih meningkat, maka Mama Mincelina dan anggota kelompok pengupas kenari di desa dapat memperoleh penghasilan tambahan dengan jumlah lebih besar serta lebih stabil. Oleh karena itu, Mama Mincelina pun berharap, ke depannya pasar kenari Alor dapat terus berkembang. 

“Dari hasil penjualan upah pengupasan kenari ini, saya pernah bersama suami saya, mampu menabung hingga membeli kaca mata untuk alat bantu baca suami saya. Saat itu, saya bersama suami sangat senang karena dapat menghasilkan sesuatu dari hasil kupas kenari yang kami lakukan selama ini,” cerita Mama Mincelina. Ia pun melanjutkan, “Dalam proses pengupasan kenari ini juga sangat membantu kebutuhan keluarga kami. Dengan uang kupas kenari yang kami dapat, saya pakai untuk beli gula, kopi, perlengkapan mandi, dan barang kebutuhan yang lainnya,”.

 

 

Penulis: Uri Petan Pening (staf lepas proyek INCLUSION untuk area Kupang) 

Penyunting: Mariana Kurniawati (Communication Executive) 


Artikel Terkait