Dari Barat Hingga ke Paling Timur

Dari Barat Hingga ke Paling Timur

“Selama ini  saya terbiasa hidup di hiruk-pikuk perkotaan. Semuanya serba mengejar materi. Tapi ketika pindah ke wilayah Tertinggal, Terdepan, Terluar (3T), saya malah merasa ada ketenangan tersendiri dan banyak berefleksi untuk lebih bersyukur. Terlebih saat melihat banyak anak yang masih belum bisa mendapat hak-haknya seperti saya waktu kecil saat berada di perkotaan,” cerita Ika, perempuan muda yang lahir-besar di Medan ini. “Melihat mereka membuat saya menyadari berapa beruntung saya terlahir di tengah keluarga yang dapat memberikan kebutuhan rohani dan jasmani,” ujarnya. 

Saat ini, Ika berkarya sebagai koordinator sektor pendidikan di kantor operasional WVI yang berada di Biak, Papua. Tumbuh-besar sebagai anak perempuan yang erat dengan budaya pengajar sempat membuat Ika juga ingin menjadi seorang guru. Namun, salah satu sosok keluarga yang berkarya di lembaga nonprofit berhasil membuat Ika lebih terpanggil untuk menjadi seorang pekerja kemanusiaan. 

Selama bekerja di WVI, Ika mendapat banyak pengalaman menarik, terlebih ketika harus beradaptasi di daerah yang sama sekali asing dan jauh dari keluarga. “Awalnya, saya merasa cukup sulit untuk beradaptasi mulai dari hal kecil seperti makanan, fasilitas pembangunan yang sangat terbatas, dan budaya setempat,” cerita Ika. “Tapi kesulitan yang saya alami ini terbayar ketika bisa bertemu dengan sosok mama-mama yang sangat menginspirasi. Mama-mama ini bergerak sebagai relawan yang kami sebut dengan nama Kelompok Peduli Anak. Dalam keterbatasan, mereka mau bergerak untuk kesejahteraan anak-anak tanpa mengharapkan imbalan,”. 

Melihat ketulusan masyarakat untuk semakin maju dan mensejahterakan anak-anak membuat langkah Ika semakin ringan. Pengorbanan jauh dari keluarga serta keterbatasan tinggal di daerah 3T tidak lagi dirasa berat karena Ika juga mendapat keluarga baru yang membantunya beradaptasi, bahkan berkarya lebih jauh lagi. 

“Saya ingin terus melanjutkan karir saya di bidang pendidikan, di sekolah, di tengah masyarakat. Khususnya menyangkut isu literasi atau baca-tulis,” ujarnya. Ika merasa pengalamannya berkarya bersama WVI merupakan langkah yang sangat ia syukuri dan ia pun berpesan, “Jangan pernah takut mencoba untuk melakukan hal yang tidak pernah diakukan dan lebih mengutamakan mencari pengalaman,”. 

 

 

Penulis: Mariana Kurniawati (Communication Executive) 


Artikel Terkait