Membangun Komunikasi yang Efektif dengan Anak

Membangun Komunikasi yang Efektif dengan Anak

#PengasuhanDenganCinta – Tidak semua orang tua bisa melakukan komunikasi yang efektif bersama anak-anak mereka, padahal komunikasi adalah kunci utama orang tua untuk bisa semakin dekat dan mengenal anak. Hal tersebut disampaikan Erwin Parengkuan, seorang presenter dan public speaker sekaligus Hope Ambassador Wahana Visi Indonesia dalam perbincangan di Instagram pada Mei 2020 lalu.

Menurut Erwin, komunikasi yang baik antara orang tua dan anak bisa mempermudah orang tua semakin mengenali kepribadian, bakat dan karakter anak. Menghabiskan waktu bersama anak (bonding) juga akan membantu orang tua mengetahui minat dan karakter anak sedari dini.   

“Setiap anak punya karakter yang berbeda-beda, introvert, ekstrovert, ada yang sangat cuek. Itu adalah tugas kita sebagai orang tua untuk betul-betul tahu karakter anak. Karakter itu kan bawaan genetik, tapi saat anak usia 7 tahun, mereka akan lakukan adjustment-adjustment. Dari karakter kemudian menjadi personality,” ujar ayah empat anak ini.

Pria yang telah menjalankan kehidupan berumah tangga selama 22 tahun ini menjelaskan, pada dasarnya setiap anak membutuhkan ruang untuk didengarkan oleh orang tua mereka. Kasih sayang dan perhatian yang menyeluruh dari orang tua akan membawa anak mulai dapat berempati terhadap lingkungannya.   

“Secara empati akan membantu kalau anak-anak diberi perhatian dan kasih sayang yang sangat cukup dari orang tua. Kalau anak-anak enggak dapat apa yang mereka inginkan, mereka akan cari di luar,” katanya.

Suasana rumah yang ‘hangat’ adalah dambaan semua anak. Di saat orang tua sudah memberikan ruang untuk anak dapat berkomunikasi dengan leluasa di rumah, maka anak tentu akan betah dan nyaman untuk terus berada di dekat orang tua.

Meski begitu, penting halnya bagi orang tua untuk tetap menjaga nilai-nilai penting dalam keluarga seperti kedisiplinan dan pemberian apresiasi atau hukuman kepada anak. Orang tua juga perlu untuk lebih mengenal dunia anak dan terus melakukan bonding. Dengan begitu, interaksi keduanya akan terus berjalan lancar.

“Orang tua modern harus bangun ‘jembatan’ dengan anak. Orang tua harus berani minta maaf, karena orang tua bukan Superman. Kalau ada hal yang terjadi atau relationship yang enggak baik, orang tua harus mau say sorry … dengan begitu akan ada pintu yang lebih besar yang terbuka. Bonding itu yang harus dilakukan oleh orang tua zaman sekarang,” jelas suami Jana Parengkuan ini.

Meskipun perbedaan usia dan generasi antara orang tua dan anak memang kerap menjadi kendala saat ini, menurut Erwin, semua itu bisa dikendalikan oleh para orang tua. Kuncinya, orang tua harus sepaham untuk menerapkan pola asuh yang hendak mereka terapkan ke anak-anak mereka.

Erwin dan Jana pun turut melakukan hal tersebut dalam mendidik anak-anak mereka. Meski keduanya berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda, pasangan ini berhasil menemukan kesepakatan pola asuh yang mereka terapkan dalam membesarkan Giulio (21), Marcio (18), Abielo (14) dan Matacha (11) hingga saat ini. 

“Anak-anak enggak boleh terkekang dengan orang tua, anak-anak perlu didengar suaranya, perlu diapresiasi, perlu dimonitor. Ini yang harus dilakukan oleh orang tua dari apapun generasinya,” pungkasnya.

Ditulis oleh: Putri ianne Barus, Communications Officer Wahana Visi Indonesia


Artikel Terkait