Mengenal Suku Asmat Papua dan Permasalahan yang Dihadapinya

Mengenal Suku Asmat Papua dan Permasalahan yang Dihadapinya

Kabupaten Asmat di Papua didiami oleh penduduk asli yang dikenal sebagai suku Asmat Papua. Daerah ini adalah salah satu yang paling menarik untuk dijelajahi. Tidak mengherankan, sebagai bagian dari keanekaragaman hayati Papua yang mengesankan, kawasan ini penuh dengan satwa liar. 

Kabupaten Asmat merupakan habitat banyak hewan antara lain lumba-lumba air tawar, buaya, dan hiu abu-abu. Mengunjungi Kabupaten Asmat merupakan kesempatan bagus untuk melibatkan diri dengan orang Asmat. Mereka dulunya adalah suku yang sangat terkenal sebagai prajurit yang berlatih berburu. Saat ini, mereka dikenal sebagai suku artistik yang membuat beberapa patung kayu paling otentik di dunia.

Dataran disini rendah, sehingga pada musim hujan, air pasang dapat menembus daratan hingga dua meter. Saat air surut, dataran Kabupaten Asmat menjadi berlumpur. Ya, Kabupaten Asmat adalah area rawa aluvial yang terbesar di dunia. Wilayah dataran rendah ini berisi sungai berkelok-kelok yang mengalir ke Laut Arafura.

Meskipun Papua dapat dianggap sebagai lanskap yang tidak ramah bagi kehidupan manusia modern, penduduk asli Asmat telah tinggal di sini selama beberapa generasi. Mereka terus berkembang hingga saat ini, dengan wilayah kabupaten mereka seluas 23.746 km2, kira-kira 7,44% dari keseluruhan Papua.

Suku Asmat Papua yang tinggal di wilayah ini diperkirakan berjumlah 70.000 orang, dengan populasi mereka terbagi menjadi beberapa ratus desa. Setiap desa memiliki ukuran yang berbeda-beda, ada yang menampung sedikitnya tiga puluh lima orang dan yang lainnya menampung sebanyak dua ribu jiwa.

Suku Asmat dan Sejarahnya

“Asmat” adalah sebuah nama yang diduga berasal dari ungkapan As Akat, kata yang bagi Asmat berarti “orang yang tepat”. Yang lain mengatakan bahwa nama tersebut berasal dari Osamat, sebuah kata yang berarti "manusia dari pohon".

Sempat terkenal sebagai pejuang yang ditakuti banyak orang, suku Asmat tak kenal takut dan bangga mengikuti dan mempertahankan budaya serta kepercayaan mereka.

Suku yang tangguh ini juga menyumbangkan seni melalui budaya mereka yang sangat kompleks. Suku Asmat terkenal dengan ukiran kayu dan pahatannya. 

Suku Asmat Papua telah menciptakan beberapa patung kayu terbaik yang pernah ada di dunia, dan itu hadir sebagai seni yang dicontohkan dengan garis dan desain yang kuat. Seniman berbakat ini dapat dengan mudah mengukir patung dari pohon, dan mereka melakukannya dengan sangat halus sehingga mudah untuk melihat mengapa karya mereka didambakan oleh kolektor seni di seluruh dunia.

Permasalahan di Balik Keindahan Asmat

Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dan malnutrisi menjadi masalah banyak orang di Asmat, sebagian besar anak-anak. Secara tradisional, suku Asmat hidup dari tepung sagu yang diekstraksi dari pohon lontar. Mereka juga biasa mengkonsumsi ikan dari sungai dan laut. Tapi sayangnya, anak-anak di Asmat masih banyak yang kekurangan gizi.

Malnutrisi adalah keadaan darurat di seluruh wilayah Papua termasuk Asmat dan penyebab utama sebagian besar kematian anak di bawah usia 5 tahun. Situasi ini sangat membatasi, tidak hanya hasil pertumbuhan anak-anak tetapi juga potensi perkembangan kognitif dan peluang kerja mereka di masa depan.

Masalah gizi suku Asmat Papua  tidak bisa ditangani hanya oleh sektor kesehatan. Ini merupakan kewajiban bagi semua sektor terkait untuk mengalokasikan sumber daya.

Anak-anak suku Asmat Papua yang menderita kekurangan gizi cenderung meninggal karena penyakit yang sebenarnya dapat diobati, seperti diare dan infeksi pernafasan. Pertumbuhan fisik dan perkembangan mental seorang anak dapat terganggu secara permanen dan dalam kasus yang parah, anak tersebut dapat meninggal jika kekurangan gizi dibarengi dengan penyakit yang tidak diobati.

Setiap orang yang berkepentingan, termasuk pemerintah harus mengambil tindakan selama 1.000 hari kehidupan anak yang mencakup awal kehamilan hingga 2 tahun kehidupan seorang anak untuk memastikan tumbuh-kembang dengan benar. Anak-anak harus mendapatkan protein esensial, lemak, vitamin, dan mineral yang mereka butuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka.

Secara spesifik, kondisi status gizi stunting berpengaruh pada kemampuan kognitif. Stunting, menurut definisi WHO adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak adekuat. Tidak mengherankan jika anak-anak stunting menderita ketidakmampuan belajar dan cenderung putus sekolah. Konsekuensi dari stunting akan berdampak seumur hidup.

Selain mengalami penurunan fungsi kognitif dan keterlambatan perkembangan motorik, anak-anak yang memiliki gizi buruk akan mendapatkan masalah kesehatan tambahan di masa dewasa dan perempuan yang stunting cenderung memiliki bayi yang lebih kecil, seringkali melanggengkan lingkaran kemiskinan.

Bantu Anak-Anak Asmat Bersama Wahana Visi Indonesia.

Kita semua perlu melakukan tindakan untuk mengakhiri kelaparan, kekurangan nutrisi pada anak-anak Asmat. Mengurangi kemiskinan adalah kunci untuk melindungi anak-anak saat ini dan masa depan. Itulah mengapa Wahana Visi Indonesia melakukan program-program yang mencoba mengentaskan kemiskinan dengan fokus pada kesejahteraan anak.

Meskipun kemiskinan yang berdampak pada anak terlihat luar biasa dan sulit dituntaskan, hal itu dapat dihilangkan jika kita semua mengambil tindakan! Ada banyak hal yang bisa kita lakukan secara individu maupun kelompok, baik besar maupun kecil. Wahana Visi Indonesia sangat menghargai setiap usaha, tidak peduli apakah itu besar atau kecil. Kita semua memiliki sesuatu yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kehidupan anak-anak Asmat.

Bersama Wahana Visi Indonesia, Anda bisa membuat perubahan yang positif untuk Indonesia yang lebih baik. Kunjungi https://wahanavisi.org/ untuk informasi lebih lengkap!


Artikel Terkait