Buku Panduan Praktis Penguatan Pendidikan Karakter Kontekstual Sebagai Instrumen Percepatan Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter di Indonesia

Buku Panduan Praktis Penguatan Pendidikan Karakter Kontekstual Sebagai Instrumen Percepatan Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter di Indonesia

JAKARTA, Selasa, 22 Januari 2019 – Perkembangan teknologi dan pengaruh globalisasi menjadi tantangan tak terelakkan saat ini. Kemampuan memecahkan masalah, beradaptasi, berkolaborasi, mengembangkan kreativitas dan inovasi serta kemampuan kepemimpinan merupakan kompetensi yang dibutuhkan ditengah tantangan zaman. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sebagai model pembelajaran yang bertumpu pada kekayaan kearifan lokal dipandang mampu menjadi solusi alternatif untuk mempersiapkan generasi emas di Indonesia tahun 2045.

Wahana Visi Indonesia (WVI) sebagai yayasan kemanusiaan fokus anak, turut berupaya mendukung pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satunya melalui program pendidikan karakter kontekstual di 18 wilayah dampingan WVI di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) di Indonesia. Upaya dan pengalaman WVI sejak tahun 2009 berkecimpung di program pendidikan karakter kontekstual telah berhasil mendokumentasikan berbagai modul pelatihan dan buku panduan untuk para guru. “Berdasarkan pengalaman kami di  lapangan, WVI berinisiatif memformulasikan strategi penerapan pendidikan karakter kontekstual ke dalam versi yang lebih generik. Diharapkan buku Panduan Praktis Penguatan Pendidikan Karakter Kontekstual ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi penggiat pendidikan dalam penerapan penguatan pendidikan karakter di skala nasional terutama di wilayah 3T,” ujar Mega Indrawati selaku Education Team Leader WVI.

Mewakili Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), turut hadir dan menjadi narasumber yakni Dr. Arie Budhiman, M.Si., Staf Ahli Mendikbud Bidang Pembangunan Karakter. Disampaikan oleh Arie, bahwa PPK merupakan salah satu prioritas pemerintah saat ini. Prioritas ini lantas diterjemahkan melalui Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Untuk itu, mewakili Kemendikbud, Arie memberikan apresiasi kepada setiap pihak yang secara aktif memberikan kontribusi terhadap implementasi PPK utamanya di daerah 3T. “Kami mengapresiasi komitmen dan konsistensi WVI dalam implementasi PPK di wilayah 3T dampingan WVI hingga akhirnya buku Panduan Praktis Penguatan Pendidikan Karakter Kontekstual yang dibuat berdasarkan pengalaman langsung dari sekolah, para guru, dan masyarakat dapat rampung dan dipublikasikan. Kiranya buku ini dapat mendorong pemangku kepentingan di sektor pendidikan untuk memiliki tujuan yang sama dalam implementasi PPK di Indonesia,” ujar Arie.

Selaras dengan apa yang telah disampaikan oleh perwakilan Kemendikbud, pihak Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) diwakili oleh LPMP Sumatera Utara memberikan dukungannya bagi implementasi PPK dan buku panduan ini.  “Ada 5 karakter utama yang hendak ditumbuhkan kepada peserta didik melalui PPK, yakni religiositas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong dan integritas. Dalam konteks LPMP, integrasi nilai-nilai karakter tersebut dalam kegiatan pembelajaran menjadi prioritas. LPMP sebagai salah satu lembaga implementer PPK di Indonesia, berharap melalui buku yang dilengkapi dengan praktik baik dan mudah dipahami ini mampu digunakan bagi para pelaku implementer PPK di daerah-daerah untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan dan terciptanya generasi Indonesia yang berkompetensi unggul yang dibarengi dengan keunggulan dan keseimbangan dari sisi olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah raga,” disampaikan oleh Yusuf MT selaku perwakilan dari LPMP Sumatra Utara. Ditambahkan oleh Amiruddin, LPMP Provinsi Papua, bahwa dalam konteks Papua, masih banyak anak-anak yang putus sekolah. Penyebabnya antara lain karena kurikulum dan materi kegiatan belajar yang tidak sesuai dengan lingkungan hidup anak sehingga tidak merangsang gairah belajar untuk mengoptimalkan kreativitas dan daya imajinasi anak. Untuk itu, PPK yang dikemas dalam buku panduan ini diharapkan mampu mendukung setiap guru untuk mengembangkan kegiatan belajar berbasis kearifan lokal.

Peluncuran buku Panduan Praktis Penguatan Pendidikan Karakter Kontekstual diharapkan memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan mutu pendidikan dan generasi penerus negara Indonesia yang siap menghadapi tantangan global. Keterlibatan pemangku kepentingan di dunia pendidikan, keluarga, guru, dan masyarakat menjadi mutlak diperlukan untuk keberhasilan implementasi program pendidikan karakter kontekstual sebagai modal awal revolusi mental dan perwujudan generasi emas Indonesia 2045.

 

Sekilas Mengenai Wahana Visi Indonesia (WVI)

Wahana Visi Indonesia (WVI) adalah yayasan sosial kemanusiaan Kristen yang bekerja untuk membuat perubahan yang berkesinambungan pada kehidupan anak, keluarga dan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan. WVI mendedikasikan diri untuk bekerjasama dengan masyarakat yang paling rentan tanpa membedakan agama, ras, etnis dan gender. Pada Tahun Fiskal 2018-2019 ini WVI hadir di 50 titik wilayah di 14 provinsi di Indonesia melalui program pengembangan masyarakat dan program-program khusus lainnya. WVI melayani di sektor pendidikan, kesehatan, penguatan ekonomi dan perlindungan anak, dengan pendekatan pengembangan masyarakat jangka panjang, manajemen bencana, dan advokasi.

 

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi:

Theodora ParamitaMedia Relations Officer

Wahana Visi Indonesia

Hp       : 0812 4960 0431

E-mail   : [email protected]

 

Mega Indrawati, Education Team Leader

Wahana Visi Indonesia

Hp       : 0812 8999 1115

E-mail   : [email protected]


Artikel Terkait