Program Cocoa Life, Melatih Good Environment Practices Melalui PROKLIM

Program Cocoa Life, Melatih Good Environment Practices Melalui PROKLIM

Wahana Visi Indonesia (WVI) menggelar webinar dengan judul “Mencapai Masyarakat yang Berketahanan Iklim Melalui Percepatan Pencapaian Target Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca”.

Kegiatan ini bertujuan mempublikasikan praktik baik Program Kampung Iklim (PROKLIM) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI (KLHK) melalui program Cocoa Life, yang telah dikembangkan oleh WVI di 18 desa di provinsi Sulawesi Selatan (Kab. Pinrang, Kab, Enrekang, dan Kab Luwu) dan 4 desa di Provinsi Sulawesi Tenggara (Kab. Kolaka dan Kab. Kolaka Timur).

Praktik baik tersebut antara lain adalah edukasi warga terkait isu perubahan iklim dan masalah lingkungan, mendorong masyarakat melakukan pemetaan desa dan pengusulan program-program yang berkontribusi untuk lingkungan mereka yang dapat didanai dana desa, serta membangun kemitraan yang dapat mendukung implementasi PROKLIM.

Salah satu yang terbaik adalah kemitraan dengan Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) Sulawesi Selatan sehingga ada 96.000 bibit tanaman (durian, alpokat, kayu biti) yang didistribusikan kepada petani.

Kevin Yosua, National Program Manager Cocoa Life WVI, menyampaikan asesmen mengenai kerentanan masyarakat dan kapasitas masyarakat dilakukan untuk menilai apakah Cocoa Life dapat berkontribusi untuk PROKLIM.

“Tantangannya adalah pemahaman dari masyarakat yang kami dampingi terhadap istilah teknis seperti Gas Rumah Kaca (GRK). Petani melihat konteks perubahan iklim melalui pengalaman, seperti adanya hama dan penyakit tanaman yang diakibatkan perubahan cuaca ekstrim,” jelasnya.

Langkah yang diambil kemudian adalah edukasi warga dan peningkatan kapasitas 40 orang kader di wilayan dampingan. WVI juga mendorong pemerintah daerah terkait pengembangan kemitraan untuk penutupan lahan, khususnya lahan kritis. Selanjutnya, pelibatan masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan dengan membuat usulan-usulan melalui Musrenbang.

Hingga 2022 ini sudah ada 83 aktifitas atau usulan pembangunan yang akhirnya dibiayai oleh Dana Desa sejumlah 5,5 miliar rupiah.

Program Cocoa Life tidak saja melatih petani tentang Good Agriculture Practices tetapi juga melatih Good Environment Practices, yaitu bagaimana meningkatkan kepedulian masyarakat sehingga mereka ingin berkontribusi untuk melakukan hal positif juga bagi lingkungannya melalui PROKLIM.

“Program Cocoa Life juga mendukung masyarakat dengan mendistribusikan 176.000 pohon naungan yang bisa ditanam di kebun kakao, di daerah bantaran sungai, atau daerah yang tidak ada “canopy”diatas-nya.”, ujar Cocoa Operation Lead Indonesia, Mondelez International, Zulqarnain.

Program Cocoa Life, program berskala global yang diinisiasi oleh Mondelez International untuk memastikan keberlangsungan budidaya kakao dengan pendekatan holistik dalam menyelesaikan akar masalah dan memastikan perubahan yang sistemik dan berkelanjutan.

Melalui visi membuat coklat dengan benar, maka salah satu agendanya adalah memastikan kakao yang dihasilkan petani tidak merusak lingkungan dan tanah untuk keberlanjutan kakao di masa depan.

Program ini diluncurkan tahun 2012 sampai tahun 2022 dengan menginventasikan $400.000.000 untuk memberdayakan 200.000 petani kakao dan menjangkau 1.000.000 anggota masyarakat di 6 negara (Indonesia, India, Brazil, Dominika Republik, Ghana, dan Pantai Gading).

Di Indonesia, Mondelez International bekerja sama dengan WVI dan Berry Callebout.

Saat ini KLHK sedang mengembangkan Program Kampung Iklim, melalui PROKLIM ini upaya pengelolaan dan pengendalian iklim khususnya untuk meningkatkan ketahanan terhadap resikoresiko negatif perubahan iklim serta menurunkan emisi GRK dapat dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat atau komunitas lokal.

Indonesia menunjukkan komitmen dan kontribusi pengendalian prerubahan iklim dengan meningkatkan komitmen terhadap upaya penurunan emisi GRK melalui dokumen Enhance Nationality Determine Contribution.

Target penurunan GRK dari 29% meningkat menjadi 31,89% (skenario tanpa syarat atau dari upaya sendiri), atau dari 41% meningkat menjadi 43,2% (apabila mendapat bantuan Internasional).

“Oleh karena itu kami memberikan apresiasi kepada Mondelez International sebagai sektor usaha dan Wahana Visi Indonesia yang telah berkontribusi kepada PROKLIM ini,“ demikian kata Direktur Jendral Pengendalian Perubahan Iklim KLHK, Laksmi Dewanthi.


Artikel Terkait