Aksi Inklusif: Jalan Sehat sekaligus Menyuarakan Hak Anak Difabel

Aksi Inklusif: Jalan Sehat sekaligus Menyuarakan Hak Anak Difabel

Sabtu, 20 April 2024 menjadi salah satu hari yang tak terlupakan bagi Iren, siswa disabilitas netra yang memiliki suara indah. Hari itu Iren dan teman-teman anak difabel lainnya yang berasal dari empat SLB se-Kota Kupang mengikuti kegiatan Jalan Sehat dan Kampanye Hak Anak dengan Disabilitas saat car free day. Kegiatan ini terlaksana berkat kolaborasi seluruh SLB se-Kota Kupang, Dinas Pendidikan dan BPMP Provinsi Nusa Tenggara Timur, Prodi Penjaskesrek Undana, Pusat Layanan Autis Nusa Tenggara Timur, Garamin (Organisasi Penyandang Disabilitas/OPDis), Wahana Visi Indonesia, dan komunitas atau lembaga pemerhati penyandang disabilitas di Nusa Tenggara Timur.  

Meskipun harus bangun lebih pagi dibandingkan hari biasanya tapi Iren tidak mengeluh sedikit pun. Ia justru sangat antusias dengan kegiatan hari itu karena akan tampil bernyanyi dengan suara merdunya. Tidak sering kesempatan ini datang untuk Iren. “Saya senang sekali mengikuti kegiatan ini. Saya bisa menyanyi juga dan bisa main bersama teman-teman di sini,” tutur Iren.   

Selain menyanyi, Iren dan teman-temannya juga mengikuti berbagai aktivitas fisik. Baginya melakukan aktivitas fisik sudah menjadi kebiasaan sejak SLB tempat ia sekolah bekerja sama dengan proyek BOKS. “Saya dan teman-teman di sekolah juga diajari gerakan-gerakan yang diberikan oleh proyek BOKS. Dari kegiatan itu kami jadi semakin semangat mengikuti pelajaran dan tentu saja kami jadi punya tubuh yang sehat,” cerita siswi kelas enam di salah satu SLB yang berada di Kota Kupang. 

“Kami sangat senang dan antusias karena melalui kegiatan ini masyarakat luas bisa tahu bahwa SLB itu bisa. Sehingga tidak lagi beranggapan bahwa anak-anak di SLB tidak terdidik. Padahal anak-anak ini memiliki banyak keterampilan dan kelebihan melalui bimbingan yang kami berikan. Kami ingin masyarakat melihat bahwa SLB mampu bergaul dengan masyarakat luas,” ucap Ibu Amini selaku Ketua Musyawarah Kepala Sekolah (MKKS) SLB se- Kota Kupang.  

Pesan Ibu Amini ini memang menjadi tujuan utama diadakannya kegiatan ini. Selain untuk mempromosikan pola hidup aktif dan sehat bagi anak-anak, kegiatan ini juga ingin menyuarakan kesetaraan hak bagi anak-anak disabilitas. 

Inklusif merupakan semangat yang diusung dalam kegiatan jalan sehat kali ini. Anak-anak disabilitas mendapat akses dan kesempatan untuk berpartisipasi. Mereka menyuguhkan berbagai talenta yang dimiliki dan telah diasah selama mengikuti pendidikan di SLB. Anak-anak disabilitas terbukti mahir dan terampil karena ternyata banyak pengunjung car free day yang berdecak kagum dan merekam momen penampilan mereka. 

“Saya berharap kegiatan ini bisa terus ada agar anak-anak disabilitas yang memiliki talenta yang berbeda-beda bisa menampilkannya sehingga orang-orang bisa melihat bahwa anak-anak disabilitas juga hebat dan mampu. Anak-anak disabilitas jangan lagi dipandang sebelah mata,” ujar Ibu Yanti, orang tua Iren. 

 

 

Penulis: Reski Gitami (Digital Marketing and Content Specialist proyek BOKS) 

Penyunting: Mariana Kurniawati (Communication Executive


Artikel Terkait