Belajar dengan Penerangan Ramah Lingkungan

Belajar dengan Penerangan Ramah Lingkungan

Listrik merupakan kebutuhan dasar manusia. Namun, sebagian penduduk di Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat, belum memiliki akses listrik. Terdapat 603 rumah dengan perkiraan jumlah penduduk sebanyak 2.307 jiwa (dewasa dan anak-anak) pada tahun 2020. Tidak adanya listrik sangat menghambat kegiatan masyarakat di malam hari, terutama ketika anak-anak harus belajar atau mengerjakan tugas dari sekolah. 

Menyasar kebutuhan ini, Wahana Visi Indonesia bekerja sama dengan BNI Berbagi melakukan penyediaan akses listrik bagi 23 rumah dan 1 Pondok Bersalin Desa atau Polindes di salah satu RT desa dampingan WVI. Dengan memanfaatkan panel surya, saat ini sebanyak 481 orang di RT tersebut sudah bisa menikmati listrik. Panel surya penghasil listrik ini merupakan teknologi ramah lingkungan karena menggunakan energi terbarukan. 

“Waktu belum ada listrik, setiap malam saya belajar menggunakan pelita. Tapi sekarang saya lebih mudah belajar karena sudah ada listrik di kampung kami,” ujar Mustalika, salah satu anak di desa tersebut. 

Proses penyediaan listrik ini diawali dengan sosialisasi pada para penerima manfaat. Setelah itu, masyarakat menyusun rencana dan memetakan risiko agar gotong royong yang dilakukan bisa berlangsung lancar. Masyarakat membantu petugas pemasangan panel surya membawa material yang diperlukan ke desa. Hal ini sangat memudahkan proses pemasangan karena RT yang menjadi area sasaran hanya bisa diakses dengan menggunakan motor atau jalan kaki sejauh 7 km, serta harus melewati jembatan gantung. 

“Setelah menunggu sekian lama, akhirnya listrik masuk ke kampung kami. Sekarang kami sudah bisa menikmati penerangan yang baik. Hal ini sangat bermanfaat terutama untuk anak-anak,” pungkas Malikus Saleh, ketua RT. 

Dengan menyaksikan sendiri proses pemasangan panel surya dan kelistrikan di rumah, setiap kepala keluarga penerima manfaat juga mendapat wawasan untuk memperbaiki bila nanti ada kerusakan. Ketika kegiatan peresmian dan serah terima dilakukan, tiap kepala keluarga penerima manfaat pun berkomitmen untuk merawat dan memanfaatkan fasilitas penerangan ramah lingkungan yang berada di rumah masing-masing. 

Dengan adanya listrik di rumah, kini anak dapat melakukan kegiatan belajar di malam hari. Para ibu bisa menyelesaikan tugas rumah tangga dengan lebih leluasa. Sekarang sudah ada waktu yang lebih lama juga untuk warga melakukan kegiatan keluarga atau kemasyarakatan. Semua karena penerangan sudah masuk ke kampung. 


Artikel Terkait