Dari Tantangan ke Keahlian: Menyaksikan Pertumbuhan Potensi Guru dan Murid melalui Digital Learning

Dari Tantangan ke Keahlian: Menyaksikan Pertumbuhan Potensi Guru dan Murid melalui Digital Learning

Kurikulum Merdeka Belajar berfokus pada pembelajaran beragam intrakulikuler yang mendukung murid untuk memiliki cukup waktu mendalami konsep dan memperkuat kompetensi. Dalam penerapannya, guru memiliki fleksibilitas untuk dapat memilih beragam perangkat ajar sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan minat peserta didik. Guru juga dapat memanfaatkan ragam metode ajar yang interaktif dan menyenangkan melalui pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu beradaptasi dan selalu melek teknologi. 

WVI melalui proyek T4CED, bekerja sama dengan mitra Kalananti by Ruang Guru, telah melakukan dua pelatihan yang berhubungan dengan peningkatan kapasitas guru dan murid di bidang digital dan teknologi komunikasi. Pelatihan pertama adalah Training of Computer for Teachers dengan tema Teacher on Training Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pelatihan kedua adalah Series of Computer Course for Elementary Student. Pelatihan ini dilakukan di enam sekolah yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Utara. 

“Jujur sebelum adanya kegiatan pembelajaran ini, pengetahuan saya sangat nol untuk menggunakan komputer, baik dalam materi pembelajaran ataupun untuk membantu administrasi sekolah seperti mengisi rapor,” ujar Sujana, salah satu peserta pelatihan dan seorang guru senior. Ia aktif berpartisipasi sepanjang pelatihan yang dilakukan pada akhir tahun 2023 lalu. 

Sujana sudah mengajar selama 19 tahun. Ketika sistem e-raport dan beragam proses administrasi pendidikan mengharuskan guru memanfaatkan perangkat digital, Sujana mengalami kesulitan untuk melakukan proses tersebut. Apalagi saat itu, ia harus belajar secara otodidak dan meminta bantuan guru lain untuk mengubah dokumen fisik menjadi versi digital. Digitalisasi sistem juga ternyata belum didukung dengan fasilitas alat yang memadai. Laboratorium komputer di sekolah tempat Sujana mengajar belum memadai. Hal ini juga mempengaruhi metode ajar guru yang dirasa kurang menarik oleh murid. 

Melihat kebutuhan ini, proyek T4CED bekerja sama dengan sekolah, melakukan renovasi laboratorium komputer. "Renovasi laboratorium komputer dan peremajaan perangkat digital ini membawa pengaruh kepada kami para guru untuk terus semangat belajar. Program ini telah memberikan kesempatan bagi para guru untuk meningkatkan kemampuan digital mereka sehingga guru dapat dengan baik memanfaatkan fasilitas yang sudah didukung oleh WVI sebagai mitra World Vision Korea yang didanai oleh Kakao Bank,” ujar Sujana.  

Setelah makin mahir menggunakan perangkat digital, Sujana menyampaikan bahwa ia sangat tertarik menggunakan Google Form untuk ulangan harian murid. “Saya akan mengadopsi cara-cara ini ke depannya supaya proses pembelajaran menjadi lebih efektif,” janjinya. 

Selain pelatihan yang menyasar para guru, proyek ini juga melatih para murid terkait konsep dasar dan logika pemograman. Para murid mempraktikkan pembuatan proyek digital interaktif dan meningkatkan pengetahuan mengenai literasi digital. Untuk merayakan kelulusan dari pelatihan ini, para murid memamerkan karya mereka dalam acara Digital Exhibition Tech for Children Education and Development yang diadakan pada Januari 2024 lalu. 

“Sebelumnya, saya dan teman-teman tidak pernah tahu tentang koding. Menurut saya, hal paling menarik itu saat proses membuat game di web Scratch. Walaupun ternyata sulit juga pas harus meletakkan balok-balok kode sesuai dengan tempatnya. Susah sih tapi seru,” tutur Rafika, murid yang menjadi peserta pelatihan. Ia juga mempresentasikan karyanya saat pameran berlangsung dan berhasil memperoleh sertifikat dengan hasil belajar memuaskan. 

Pelatihan ini berhasil memberi kesempatan bagi murid untuk mengembangkan keterampilan digital mereka dan menjadi salah satu kegiatan positif di sekolah. “Kegiatan ini membawa perubahan positif bagi murid. Ada murid yang tadinya belum bisa menggunakan komputer, bahkan menyalakan komputer dengan benar saja belum bisa. Tapi sekarang sudah bisa dan sangat mahir sampai bisa membuat game,” tutur Mayanti, Kepala Sekolah salah satu SD di Jakarta Timur. 

Mayanti menambahkan, “Respon dari orang tua murid yang terlibat juga begitu mendukung dan melihat ini sebagai kegiatan positif. Sementara orang tua yang anaknya belum dapat dilibatkan menyampaikan ketertarikan agar anak mereka juga dilibatkan pada kegiatan selanjutnya,”.

Proyek T4CED telah memberikan kesempatan bagi setiap murid dan guru untuk dapat mengembangkan potensi baik dalam diri mereka. Melalui pemanfaatan teknologi, murid dan guru dapat sama-sama belajar agar kegiatan-kegiatan di sekolah dapat berjalan lebih menarik. Terlebih lagi, proyek ini pun mendukung proses implementasi Kurikulum Belajar Merdeka di sekolah.

 

 

Penulis: Parinah Aryani dan Deviana F. Bayhaqi (Koordinator dan officer kantor operasional WVI di Jakarta) 

Penyunting: Mariana Kurniawati (Communication Executive) 


Artikel Terkait