Guru BOKS Kreatif, Anak-anak Jadi Lebih Aktif

Guru BOKS Kreatif, Anak-anak Jadi Lebih Aktif

Kegiatan implementasi BOKS di SD yang berada di Kabupaten Timor Tengah Selatan telah dimulai sejak November 2023 oleh Ibu Elan. Guru yang berusia 20 tahun ini berperan ganda sebagai guru kelas sekaligus guru PJOK karena terbatasnya jumlah tenaga pengajar di SD tersebut. Tanpa mengeluh dan dengan penuh sukacita menjalankan peran ganda ini, Ibu Elan berhasil menciptakan suasana belajar PJOK yang menyenangkan dan sangat dinantikan oleh anak-anak. 

“Waktu awal saya ikut kegiatan BOKS, saya rasa BOKS ini membuat perubahan yang sangat luar biasa dalam Pelajaran PJOK. Hari-hari kemarin sebelum mengikuti kegiatan BOKS, saya lihat anak-anak kurang punya semangat dan hanya terpaku pada materi yang membosankan. Tetapi setelah mengikuti kegiatan pelatihan BOKS saya mulai merancang pelajaran PJOK yang lebih menyenangkan,” ceritanya. Proyek BOKS, kerjasama WVI dengan Sun Life, ternyata tidak mengubah tetapi menguatkan materi PJOK. Anak-anak juga diasah secara kognitif selain memperoleh aktivitas fisik yang lebih menyenangkan. Mereka juga diajarkan tentang makanan sehat dan bergizi seimbang.  

Ibu Elan adalah sosok guru muda yang terkenal kreatif, semangatnya yang tinggi dalam belajar hal baru, dan tidak pelit berbagi ilmu. Walaupun dengan usia yang masih muda, lulusan SMA yang sedang berjuang menjadi sarjana, dan bekerja sebagai guru honorer tidak menurunkan semangatnya untuk terus membantu anak-anak menjadi generasi yang kuat dan sehat. Ibu Elan malah mendapat dukungan yang luar biasa dari sesama rekan guru. 

“Ibu Elan itu kreatif dan cerdas. Suatu keberuntungan bagi kami bisa memiliki guru sehebat Ibu Elan di sekolah kami. Untuk kegiatan-kegiatan BOKS, kami sangat percaya bahwa beliau mampu dan pasti bisa memberikan dampak luar biasa bagi anak-anak dan juga sekolah,” ujar Ibu Dina, Kepala Sekolah. 

Saat ini SD tempat Ibu Elan mengajar sudah memasuki minggu ketiga pengimplementasian BOKS. Program ini dilakukan kepada seluruh murid dari kelas satu sampai empat yang berjumlah 69 anak. 

“Yang membuat saya termotivasi dan bersemangat dalam menjalakan BOKS karena awal saya masuk ke SD ini, ada banyak hal yang anak-anak belum paham tentang PJOK. Bahkan untuk melakukan gerakan-gerakan sederhana pun mereka tidak bisa. Ada rasa malas dan takut,” tuturnya. Ia lalu berinisiatif membuat perubahan pola pikir anak-anak tentang manfaat berolahraga. “Setelah mengikuti pelatihan BOKS, saya mencoba menggabungkan materi BOKS dan PJOK untuk diajarkan ke anak-anak dan saya berhasil membuat anak-anak lebih bersemangat olahraga karena ada banyak hal baru yang mereka dapatkan,” ujarnya.  

Melalui kegiatan BOKS, Ibu Elan juga menyadari bahwa implementasinya sangat mudah sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja. Apapun latar belakangnya, guru, pendamping, fasilitator, dan berapapun usianya, dapat mereplikasi materi-materi BOKS. Dijamin, anak-anak akan lebih tertarik mengikuti kegiatan karena menyenangkan sekaligus menyehatkan. 

 

 

Penulis: Maria Iknasia Natasya Cangdra (Penyedia Jasa Individu proyek BOKS di Nusa Tenggara Timur) 

Editor: Amarissa Kayla (Mahasiswa magang di unit Marketing Communications


Artikel Terkait