Menabur Literasi di Rumah Baca Yoboi

Menabur Literasi di Rumah Baca Yoboi

Terlihat sederhana tetapi penuh perjuangan. Demikian sosok Solis Hanny Felle, perempuan asli Sentani asal Yobeh yang telah menjadi bagian penuh bagi anak-anak dan masyarakat Kampung Yoboi. Sejak bergabung menjadi sahabat Wahana Visi Indonesia (WVI) tahun 2011, kak Hanny, begitulah ia akrab disapa, terus memberi diri bagi kepentingan anak-anak di komunitasnya. Tentunya dengan naik turunnya tantangan yang dihadapi Hanny untuk memperjuangkan hak-hak anak terutama dalam bidang pendidikan.

Berbekal pengalamannya sebagai seorang pengasuh sekolah minggu selama kurang lebih 15 tahun, Hanny mendampingi anak-anak untuk belajar mengenal pribadi mereka dan penciptanya. Seiring bergabung dengan WVI, kak Hanny ditolong untuk melihat peran lain yang bisa dilakukan oleh seorang pengasuh sekolah minggu untuk menolong anak-anak di kampungnya.

Juni 2011, Hanny ditunjuk oleh pemerintahan Kampung Yoboi untuk menjadi kader pendamping anak binaan Wahana Visi Indonesia Area Program Sentani. Satu tahun kemudian, tepatnya 11 Juli 2012 terbentuklah Kelompok Belajar Anak (KBA) inisiasi WVI di kampung Yoboi, sebagai salah satu wadah untuk anak berkumpul, belajar, bermain dan mengembangkan kemampuan dan ketrampilan hidup mereka. Kegiatan yang dilakukan di KBA antara lain; menyanyi, menggambar, mewarnai, membuat ketrampilan tangan dari bahan bekas atau bahan lokal, volley, bola kaki.

Seiring perjalanan waktu, hadirlah Perahu Pustaka di Danau Sentani dan salah satu kelompok anak yang menikmati kehadiran membaca buku bersama Perahu Pustaka adalah kelompok belajar anak Yoboi. Anak-anak mulai disuguhkan dengan kegiatan membaca sebagai bagian penting dalam menolong anak untuk gemar pada membaca.

Pada tahun 2018 tepatnya bulan April 2018, dengan didukung pendanaan Prudential, WVI Area Program Sentani mulai melakukan model pendekatan literasi yang dikenal dengan Wahana Literasi yang secara global menyebutnya unlock literacy. Pada komunitas ini diimplementasikan melalui pendekatan Aksi Masyarakat (Community Action) dengan mendorong adanya peran serta masyarakat melalui pembentukan dan kehadiran reading camp atau biasa disebut ‘rumah baca’. Dilakukan pula pelatihan orang tua untuk memperkuat para orang tua dalam menolong anaknya belajar di rumah, khususnya belajar membaca.

    

Hanny, merupakan salah satu sosok yang terlibat dan berkontribusi dalam mengupayakan gerakan literasi di kampungnya. Rumahnya yang berlantaikan papan, menjadi Rumah Baca Anak di Kampung Yoboi, yang terbentuk di akhir April 2018. Tekad dan hatinya yang menyatu, menjadikan perempuan Sentani ini terus mengemas ruang tamu dan terasnya sebagai ruang literat bagi anak-anak. Nuansa literasi begitu terasa ketika memasuki rumah perempuan pejuang literasi kampung ini.

Kecintaannya pada anak-anak, membawa Hanny belajar banyak hal, tidak saja melalui Wahana Visi tetapi juga wadah lainnya sebagai tempat belajar perempuan berusia 46 tahun itu. Bahkan kemampuannya untuk menjaring kawan lewat media sosial merupakan senjata yang ampuh untuk menarik minat dan perhatian orang lain dan komunitas lain yang juga peduli pada literasi untuk mengunjungi Rumah Baca Yoboi  dan memberi dukungan bagi rumah baca tersebut.

Meluangkan waktu mendampingi anak belajar membaca di kegiatan Rumah Baca Yoboi  setiap rabu sore jam 15.00 – 17.00 Wit, adalah salah satu tanggung jawab moril yang diembannya. Sekalipun anak yang datang ke rumah baca bisa berjumlah antara 30-40 anak dan kadang Hannya 10-15 anak. Tetapi itu tak menyurutkan niat kak Hanny untuk menolong anak-anak belajar.

Di rumah beralaskan papan itulah, telah delapan bulan berjalan ini, Hanny bergiat menolong anak-anak kampungnya untuk belajar membaca, dari mengenal huruf, mengenal suku kata, mengeja kata dan mulai mengajak anak-anak untuk membacakan cerita mereka di depan teman-temannya.

Tentunya peran Wahana Visi Indonesia dengan dukungan pendanaan Prudential sangat berkontribusi dalam mensuport dan memotivasi Hanny agar dapat terus mendorong anak-anak Yoboi meraih mimpi mereka kelak.

Ditulis oleh: Elisabeth Bukorpioper, TP2 Coordinator Area Program Sentani Wahana Visi Indonesia


Artikel Terkait