Sampah Bukan Penghalang Merawat Mangrove
Mentari pagi selalu menjadi sahabat setia Salam (60 tahun) memulai harinya berkarya di pematang tambak. Kegiatan mencari kepiting atau ikan dan memperbaiki pematang tambak agar tidak bocor sudah dilakoni oleh pria paruh baya ini sejak remaja. Hingga saat ini, Salam aktif berkarya sebagai petani tambak, mengelola salah satu tanah aset pemerintah.
Mei 2024, awal pertemuan Salam dengan Wahana Visi Indonesia (WVI) melalui program Mangrove Adaptive and Resilient Village for Enchance Livelihoods (MARVEL). Salam dan petani tambak lainnya dilibatkan dalam penanaman mangrove di lokasi tambak. Mulanya, Salam dan beberapa petani tambak mengira tanaman mangrove tersebut akan menghalangi kegiatan budidaya tambak yang sudah mereka lakoni bertahun-tahun. Proses pendampingan yang konsisten dilakukan oleh WVI melunturkan keraguan tersebut. “Sepanjang saya terlibat menanam mangrove, baru kali ini saya merasakan pendampingan mulai tanam sampai merawat bibit yang telah ditanam,” ujar Salam.
Semangat pendampingan yang dirasakan oleh Salam membawanya merawat dengan tekun dan penuh tanggung jawab dari setiap bibit mangrove yang telah ditanam di lokasi tambaknya. Setiap pagi Salam selalu setia membersihkan tumpukan 5-8 kg sampah plastik sehabis pasang surut air laut agar bibit mangrove yang telah dipercayakan WVI kepadanya tetap hidup. Prinsipnya, semua orang bisa menanam mangrove namun tidak semua orang dapat merawatnya.
Saat ini, ditengah kondisi cuaca ekstrem, tanaman mangrove yang dirawat dengan tekun oleh Salam tetap berdiri kokoh dan sehat. Salam berharap tanaman mangrove yang telah ditanam dan dirawatnya nantinya akan bermanfaat bagi masa depan anak cucunya serta generasi muda di tempatnya.
Mangrove memang memiliki peran penting untuk menjaga kelestarian lingkungan yang berkaitan erat dengan adaptasi serta pengurangan dampak terhadap krisis iklim. Inisiatif penanaman mangrove juga merupakan langkah mitigasi, karena mangrove mampu menyerap karbon penyebab efek rumah kaca.
Bagi petani tambak seperti Salam yang sumber mata pencahariannya berasal dari laut, mangrove menjadi garda pelindung keanekaragaman hayati yang saat ini masih ada. Mangrove juga sangat berperan penting untuk melindungi daerah pesisir pantai, tempat Salam tinggal, dari ancaman abrasi.
Sampah plastik yang menjadi masalah mangrove di daerah Salam sebenarnya juga menjadi ancaman yang tidak bisa dibiarkan. Adaptasi, pengurangan dampak, serta mitigasi terhadap krisis iklim harus berlangsung serentak dan harmonis agar upaya yang dilakukan oleh para petani untuk menjaga lingkungan tidak sia-sia.
Penulis: Eka Situmorang (Tim proyek MARVEL di Simokerto)
Penyunting: Mariana Kurniawati (Communication Executive)