Arahan dari Dewan Penasihat Anak untuk WVI

Arahan dari Dewan Penasihat Anak untuk WVI

Selain Dewan Pembina, Pengawas, dan Pengurus, Wahana Visi Indonesia juga mempunyai Dewan Penasihat Anak. Meskipun para anggotanya anak-anak tapi perannya tidak jauh berbeda dengan para anggota dewan yang sudah lebih senior. Dewan Penasihat Anak juga bertugas untuk memberi nasihat, pandangan, dan arahan kepada WVI dalam pengambilan keputusan program dan kebijakan. Perspektif Dewan Penasihat Anak ini menjadi penentu pertumbuhan WVI ke arah yang lebih baik lagi. 

Terbentuk sejak Oktober 2022, saat ini Dewan Penasihat Anak (DPA) memiliki 16 orang anggota, lima diantaranya menjadi pengurus. Para anggota DPA merupakan anak-anak yang aktif mengikuti kegiatan Forum Anak di wilayah dampingan WVI yang tersebar di Indonesia. Anak-anak ini menjadi perwakilan dan corong suara anak-anak lainnya dalam memberi arahan yang lebih ramah anak dalam implementasi program dan kebijakan WVI. 

Tak lama setelah terbentuk, DPA mulai melakukan tugas-tugasnya. Pada tahun 2023, para anggota dan pengurus memberikan masukkan untuk beberapa hal besar yang WVI lakukan, misalnya untuk kampanye Global 6K Water for Sumba, kampanye Penghapusan Kekerasan Terhadap Anak (PKTA), dan momen 25 Tahun WVI. Selain itu, DPA juga mengkritisi bagaimana profil organisasi WVI di mata anak-anak serta bagaimana kebijakan safeguarding dapat lebih mudah diterapkan oleh anak-anak. 

Selain memberi arahan-arahan berperspektif anak bagi WVI, DPA juga menjadi wadah anak-anak berpartisipasi dan bersuara, menyampaikan isu-isu anak yang ada di daerah masing-masing pada forum yang lebih besar. Secara internal, DPA juga terus mengembangkan kapasitas pengurus dan anggota dengan berbagai pelatihan keterampilan hidup, aktif di Forum Anak masing-masing daerah, dan melakukan child-led research

Saat ini, DPA diketuai oleh Marselus, seorang anak dari Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Kepemimpinan Marselus dibantu oleh seorang wakil yakni, Ridya dari Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Selain itu, pengurus DPA juga terdiri dari seorang sekretaris yang dijabat oleh Lusi dari Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, seorang bendahara yang dijabat oleh Karin dari Kabupaten Asmat, Papua, serta unit dokumentasi yang dijabat oleh Andini dari Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur. 

Bukan hanya memberi dampak untuk WVI, DPA juga membuat rencana kerja yang akan berdampak untuk anak-anak di daerah masing-masing. Di tahun pertama ini, DPA membuat empat rencana kerja sebagai berikut: 

  • Melakukan child-led research terhadap program-program yang diimplementasikan WVI 

  • Meninjau keanggotaan anak dengan disabilitas dalam DPA 

  • Melakukan koordinasi bulanan 

  • Melakukan rapat tahunan untuk meninjau program kerja WVI dan sejauh mana penerapan arahan dari DPA 

WVI sebagai organisasi yang fokus pada kesejahteraan anak merasa DPA menjadi suara prioritas dalam membangun organisasi. Perspektif dan pendapat anak 100% penting bagi WVI, oleh karena itu inisiasi DPA pun dimulai hingga bisa terbentuk dan mampu melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Dengan adanya DPA, WVI berharap dapat terus menjadi organisasi yang bergerak dari sudut pandang anak, sesuai dengan konteks anak-anak Indonesia. Para pengurus dan anggota DPA pun berharap agar kapasitas mereka sebagai dewan penasihat dapat terus ditingkatkan sekaligus juga memberi kontribusi yang berarti bagi WVI. 

 

 

Penulis: Mariana Kurniawati (Communication Executive


Artikel Terkait