Bijak Dalam Berdonasi, Jangan Sampai Dimanipulasi!
Sebagai negara dengan budaya gotong-royong yang kental, sifat tolong menolong masyarakat Indonesia begitu mendarah daging. Hal ini tidak dapat dipungkiri mengingat Indonesia telah dinobatkan sebagai negara paling dermawan menurut riset oleh Charites Aid Foundation (CAF) World Giving Index tahun 2021. Dengan nilai 68 dari 100 persen, Indonesia menduduki peringkat pertama dan mengalahkan 119 negara lainnya. Terdapat setidaknya tiga dimensi yang menjadi tolak ukur penilaian, antara lain kebiasaan dalam membantu orang asing, keinginan berdonasi, dan waktu yang dihabiskan sebagai sukarelawan atau volunteer. Lebih detail CAF mencatat bahwa sebanyak 8 dari 10 orang Indonesia turut berdonasi di tahun 2021.
Dalam salah satu siaran pers yang dibagikan oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), sebanyak lebih dari 3 juta donatur telah berdonasi ke salah satu aplikasi donasi online di Indonesia untuk mendukung 36.000 program yang diinisiasi oleh penggalang. Program-program tersebut meliputi bantuan untuk korban bencana alam, tempat tinggal, pendidikan, hingga inisiasi kegiatan sosial dan kemanusiaan lainnya. Dengan begitu besarnya perhatian untuk memberikan donasi, pernahkah Anda bertanya apakah sebenarnya arti donasi?
Secara Harafiah
KBBI menjabarkan donasi adalah adalah suatu pemberian sebagai bentuk bantuan atau sokongan, baik berupa uang, tenaga, pikiran, dan sebagainya. Terlebih, bentuk bantuan dari donasi atau sumbangan adalah sukarela dari penderma kepada perkumpulan atas kemurahan hati. Merriam Webster Dictionary menambahkan bahwa donasi adalah berkontribusi, baik bagi individu ataupun bagi lembaga. Dengan kata lain, donasi adalah suatu kegiatan sukarela untuk berkontribusi bagi kesejahteraan seseorang atau komunitas melalui sumbangan uang, barang, tenaga, ataupun pikiran.
Secara Agama
Lebih dalam lagi untuk ditinjau menurut sisi agama, donasi adalah membantu sesama umat ciptaan Tuhan untuk mewujudkan tujuan baik tertentu. Setiap agama mengajarkan pentingnya berbagi dengan sesama, mengasihi dan menolong sesama jika seseorang memerlukan bantuan tanpa memandang ras ataupun latar belakang sang penerima bantuan. Donasi adalah membantu dengan hati yang tulus dan iklhas dengan tujuan untuk meringankan beban orang ataupun kelompok tersebut. Namun perlu digaris bawahi, bahwa niat yang tulus harus diimbangi dengan kewaspadaan dan kecermatan, mengingat dewasa ini semakin banyak donasi fiktif yang tidak betul-betul murni bertujuan untuk membantu sesama.
Maraknya Donasi Abal-Abal
Melihat intensitas masyarakat Indonesia yang begitu hebatnya terhadap donasi, peluang inilah yang kerap dijadikan celah oleh banyak pihak yang tidak bertanggung jawab atas pengelolaan dana donasi. Mulai dari profil penggalang yang tidak jelas, kelengkapan dokumentasi pendukung yang minim, rekening tujuan berdonasi yang mencurigakan, dan masih banyak ciri-ciri donasi abal-abal yang perlu Anda waspadai. Niat baik Anda sebagai donatur haruslah sejalan dengan niat baik pengelola untuk menyalurkan donasi kepada penerima yang membutuhkan.
Menurut Ivan Yustiavandana, Kepala PPATK, ada banyak modus manipulasi yang mengatasnamakan donasi, seperti pengumpulan dana melalui kotak amal baik yang diletakkan di kasir toko ataupun yang dibawa oleh pihak penyelenggara di lampu merah. Tak jarang juga banyak yang membuka penggalangan dana di media sosial seperti yang baru-baru ini viral. Secara identitas, penggalangan dana ini tidak jelas dan akuntabilitasnya tidak dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu, arti donasi tidak sebatas memberikan uang kita ke sembarang donatur, namun arti donasi adalah memastikan uang yang kita salurkan telah tepat dipergunakan untuk kepentingan yang baik dan tujuan mulia.
Cermat Berdonasi
Penting bagi kita untuk mencermati kemana uang kita akan dialokasikan dan kepada siapa kita memberi kepercayaan untuk menyalurkannya. Sebagai contoh, saat kita berdonasi untuk korban bencana alam. Tentunya tidak sedikit masyarakat yang tergugah hatinya untuk menyalurkan bantuan berupa materi kepada para korban. Namun pertanyaannya, bagaimana cara kita menyalurkan bantuan?
Jika kita terpapar dengan para penggalang donasi yang berkeliling dari rumah ke rumah ataupun dari mobil ke mobil di pemberhentian lampu merah, kita patut waspada dan teliti. Jangan sampai secara tidak langsung kita telah mendukung kepentingan tersembunyi dibalik simpati donasi. Untuk meningkatkan kewaspadaan Anda, simak tips bijak dalam berdonasi sebagai berikut:
- Ketahui Profil Lembaga Donasi
Tak kenal maka tak sayang. Sebelum mempercayakan uang kita untuk dikelola, kenali dulu profil lembaga donasi tersebut. Cari tahu lebih lanjut program-programnya, target penerima donasi seperti apa yang mereka fokuskan, serta periksa apakah lembaga tersebut telah mengantongi izin dari Kemensos. Cukup mudah, caranya tinggal akses laman resmi dari pihak penggalang. Terlebih, sekarang ini lembaga donasi telah mempunyai platform digital untuk memperoleh informasi dengan mudah. Dari sana, Anda dapat menilai apakah lembaga tersebut cukup kredibel atau tidak.
- Call Center dan Rekening Resmi
Sebagai lembaga yang amanah, tentunya hubungan yang baik dengan donatur adalah faktor penting yang harus dijaga oleh pihak penyelenggara donasi. Lembaga donasi yang kredibel harus memiliki pusat komunikasi atau call center yang dapat dihubungi untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Tidak hanya itu, lembaga harus memiliki rekening atas nama lembaga dan bukan rekening pribadi. Secara garis besar, lembaga yang kredibel akan memberikan laporan berupa biaya pengelolaan bantuan, serta bagaimana dan berapa yang pada akhirnya bisa sampai ke tangan penerima donasi.
- Laporan Keuangan dan Pertanggung Jawaban
Sebagai donatur yang cermat, perlu kita ketahui lebih detail mengenai laporan keuangan dan laporan pertanggung jawaban dari penggalang. Dokumen-dokumen ini sangat penting untuk menambah nilai kepercayaan donatur terhadap instansi. Laporan yang baik seharusnya telah melewati proses audit dari ahli dan dipublikasikan secara terbuka melalui kanal resmi lembaga. Jika lembaga donasi tidak mencantumkan dokumen-dokumen ini, Anda perlu berhati-hati.
- Cross-check Program
Untuk menambah rasa percaya terhadap lembaga donasi, tidak salah jika Anda meluangkan waktu untuk melakukan kunjungan langsung terhadap salah satu program yang mungkin dijalankan di sekitar Anda. Lembaga kredibel akan sangat terbuka untuk kegiatan visitasi. Justru sebaliknya, penyelenggara non-kredibel akan menghindari kegiatan ini. Melalui inspeksi inilah Anda bisa membulatkan tekad untuk melanjutkan keinginan Anda untuk berdonasi, atau justru mengurungkan niat.
Sebagai lembaga non-profit yang berfokus pada perkembangan dan kesejahteraan anak, Wahana Visi Indonesia (WVI) membuka kesempatan yang lebar bagi Anda yang terbeban untuk berdonasi. Arti donasi adalah langkah awal untuk membawa perubahan bagi anak Indonesia. Salah satu program donasi untuk Anda yang ingin berkontribusi adalah program sponsor anak.
Program Sponsor Anak Wahana Visi Indonesia
Sudah lebih dari 9.000 sponsor individu telah bergabung dalam program ini. Transparansi dan akuntabilitas adalah nilai dasar dalam pelayanan WVI, terutama bagi sponsor yang telah berperan krusial dalam penyokongan keberlangsungan program. Secara reguler, audit internal maupun eksternal dilakukan untuk menganalisa dan menilai kewajaran dari laporan keuangan dalam melaksanakan tanggung jawab.
Setiap tahunnya, Laporan Tahunan dikirimkan kepada seluruh sponsor anak sebagai bukti responsibilitas WVI. Melalui portal My Sponsorship, Anda dapat mengetahui histori transaksi Anda berdonasi dan bisa mengakses informasi lebih lanjut mengenai update perkembangan Area Program dimana anak sponsor Anda berada.
Untuk pertanyaan lebih lanjut mengenai program Sponsor Anak, silahkan kunjungi laman resmi Wahana Visi Indonesia atau social media kami.
Ditulis oleh Kezia Chandra, Teman Kincir Wahana Visi Indonesia - review oleh tim Wahana Visi Indonesia