Forum Anak Sikka Sampaikan Isu Anak kepada Uskup Maumere

Forum Anak Sikka Sampaikan Isu Anak kepada Uskup Maumere

Sore itu suasana Lepo Bispu Keuskupan Maumere tidak seperti biasanya, tak ada suasana hening dan tenang, tetapi terdengar lebih ramai akibat canda tawa anak-anak anggota Forum Anak Sikka. Hari itu, 26 April 2021 adalah momen istimewa bagi mereka karena bisa bertemu dan membagikan pengalaman pelaksanaan riset isu anak kepada Uskup Maumere Edwaldus Martinus Sedu.

“Satu bulan yang lalu difasilitasi oleh WVI dan Puspas KUM, kami berkumpul dan melakukan penggalian isu anak yang ada di Kabupaten Sikka. Saat itu ada dua isu yang penting. Namun, kami lebih memilih isu kekerasan seksual terhadap anak. Isu ini penting karena baik di desa maupun di kota, kasus ini banyak terjadi dan dampaknya sangat buruk untuk anak-anak,” ujar Yeri, salah satu anak, membuka pembicaraan di depan Uskup Edwaldus.

Uskup mengatakan, hasil analisis yang dilakukan para anggota forum anak telah membuka mata semua orang, termasuk para pihak gereja untuk bisa menindaklanjutinya.

“Saya merasa prihatin melihat bahwa ternyata rumah juga menjadi salah satu tempat terjadinya kekerasan terhadap anak. Itu tidak boleh terjadi. Harusnya, rumah menjadi surge bagi anak, bukan neraka. Rumah harus menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk anak,” tambah Uskup Edwaldus.

Salah satu rekomendasi yang disampaikan oleh anak-anak bagi gereja adalah lebih mengoptimalkan wadah SEKAMI/SEKAR (sekolah minggu anak) untuk menjangkau anak-anak dalam beraktivitas dan mengembangkan bakat minat anak serta lebih intens menyosialisasikan tentang pendidikan seksualitas bagi anak-anak.

“Terima kasih kepada WVI dan Puspas yang sudah mendampingi anak-anak sehingga bisa melakukan penelitian dan melahirkan analisa serta rekomendasi seperti ini. Ini menjadi masukan yang baik bagi gereja dan khususnya Biro Karya Kepausan Indonesia, Komisi Pastoral Keluarga, Biro Pendidikan dan Biro Kepemudaan. Hal ini juga menjadi bahan pertimbangan saat kita akan melakukan Sinode II tahun ini,” pungkas Uskup Edwaldus menutup pembicaraan sore itu.

Analisis isu kekerasan anak yang dilakukan para anggota forum anak sikka menjadi bentuk kepedulian anak akan isu yang terjadi di Kabupaten Sikka. Demi mewujudkan terciptanya Kabupaten Sikka Layak Anak, diperlukan kerja sama antarpihak seperti pemerintah, gereja, pihak swasta dan masyarakat.

 

Ditulis oleh: Herning Tyas Ekaristi, Staf Area Program Sikka Wahana Visi Indonesia


Artikel Terkait