Ibu Giat Memasak, Anak pun Sehat

Ibu Giat Memasak, Anak pun Sehat

Kabupaten Nias Selatan, selama ini masih mengalami permasalahan kesehatan dan gizi pada balita. Berdasarkan data SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) tahun 2022, prevalensi balita stunting berada di angka 27,2%. Angka ini lebih tinggi dari prevalensi di Provinsi Sumatera Utara yaitu, 21,1%. 

Kantor operasional Wahana Visi Indonesia di Nias Selatan bermitra dengan Lembaga Obor Berkat bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Nias Selatan menyelenggarakan berbagai kegiatan pendampingan untuk mengatasi permasalahan gizi balita serta kesehatan ibu dan anak. Hal ini diutamakan bagi para orang tua muda yang ada di desa-desa dampingan WVI. 

Menjadi orang tua baru memang memerlukan perjuangan ekstra untuk membuat anak bertumbuh dan berkembang lebih baik. “Saya sangat ingin anak saya berat badannya bertambah dan menjadi lebih sehat lagi kedepannya”, demikian harapan yang diungkapkan Yaminahati, seorang ibu yang tinggal di salah satu desa di Nias Selatan. 

Lebih dari tiga bulan yang lalu, berdasarkan data penimbangan rutin di Posyandu, berat badan anak pertama Yaminahati berada pada situasi berat badan kurang menurut usia atau underweight. Kondisi anak semata wayangnya ini membuat ia merasa resah karena dinyatakan kurus. Ia juga tidak tahu harus melakukan apa agar berat badan anaknya bertambah dan menjadi lebih sehat.  

Sejak lahir, Yaminahati dan suaminya mengasuh sendiri anak mereka ini. Terkadang mereka mendapat informasi mengenai pengasuhan anak dari keluarga dan tetangga saja. Sehingga ia tidak mengetahui kalau kondisi berat badan anaknya tidak ideal dan bisa menjadi semakin buruk apabila tidak segera diatasi. 

Ditengah ketidaktahuan dan keresahan Yaminahati, bidan desa meminta ia dan anaknya yang bernama Jordan, ikut serta dalam kegiatan Pos Gizi yang dilakukan oleh Puskesmas Fanayama, bekerja sama dengan WVI dan Lembaga Obor Berkat. Selama 12 hari, ibu dan anak ini mengikuti kelas-kelas Pos Gizi. Dalam kelas tersebut, orang tua mendapat pengetahuan mengenai gizi anak, bagaimana cara pengolahan makanan anak, kesehatan, kebersihan diri dan lingkungan serta pengasuhan anak. Anak peserta Pos Gizi mendapatkan makanan tambahan yang padat gizi hasil praktik orang tua memasak dengan bahan pangan lokal yang murah dan mudah didapat di desa. 

Yaminahati mengikuti kelas dengan sangat antusias dan langsung termotivasi untuk mempraktikkan pengetahuan yang ia miliki. Sebagai seorang ibu baru, Yaminahati mengakui adanya keterbatasan wawasan merawat anak. Setelah mengikuti kegiatan Pos Gizi, pengetahuannya mengenai pemberian makan yang benar untuk anak semakin bertambah. 

Upaya dan perjuangan dari Yaminahati dan suami membuahkan hasil. Setelah intensif terlibat dalam Pos Gizi selama tiga bulan, berat badan Jordan bertambah lebih dari 900 gram. Sekarang Jordan sudah dalam kondisi yang lebih sehat. 

“Sekarang saya dan suami semakin bahagia karena mampu membuat makanan anak yang baik dan terutama anak kami sudah bertambah berat badan serta semakin sehat,” tutur Yaminahati dengan senyum lebar. 

 

 

Sumber: 

Buku Saku Hasil Survei Status Gizi Indonesia, 2022 

 

Penulis: Selvin (Staf Lembaga Obor Berkat) dan Dewi Sukowati (Health Specialist WVI) 

Penyunting: Mariana Kurniawati (Communication Executive)


Artikel Terkait