Kacang Kenari Alor, Harapan Baru Usahaku
Mengetahui kacang kenari sebagai salah satu komoditi andalan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang hanya ada di Kabupaten Alor, membuat Olvira Ballo (Ira) tertarik untuk mengolahnya menjadi salah satu pilihan oleh-oleh khas NTT. Pengetahuan ini didapatkannya setelah terlibat dalam pendampingan proyek Moringa Wahana Visi Indonesia (WVI).
Sejak 2013, Ira sudah menjadi salah satu pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di bawah CV Bimoupu Elba Jaya dengan merek dagang MAMA ANA. Hingga saat ini Ira telah sukses menjual beragam pangan olahan seperti gula semut, kacang tanah, sagu beras (sagon), madu serta kenari dengan cita rasa dan bahan baku khas asli NTT.
Namun, dari sekian produk yang Ira jual, kacang kenari ternyata cukup laku di pasaran. Itulah mengapa kacang kenari menjadi produk andalan MAMA ANA yang dikembangkan oleh Ira.
“Saya memulai dengan satu varian rasa original kenari yang saya perkenalkan kepada pembeli-pembeli, baik yang ada di NTT maupun yang ada di luar NTT khususnya di pulau Jawa dan Bali. Lambat laun kenari Alor bisa diterima dan bersaing dengan kenari dari daerah lain,” jelas Ira.
Tidak berhenti di situ, pada 2020 lalu Ira bahkan menghadirkan varian baru rasa kenari asin bawang putih, di mana semua bahan baku yang digunakan berasal dari NTT khususnya Kupang. Dirinya juga berencana untuk menghadirkan varian rasa lain agar pembeli bisa memilih sesuai dengan rasa yang mereka mau.
Ira bersyukur karena melalui proyek Moringa WVI yang ia ikuti, dirinya bisa mendapatkan pengetahuan yang bisa dikembangkan lagi menjadi ide-ide yang tidak hanya memberikan perubahan kepada dirinya, tetapi juga kepada orang-orang di sekitarnya.
“Bagi saya perubahan yang paling penting adalah saat ini kenari tidak hanya dikenal di NTT khususnya di Alor tapi sudah mulai dikenal luas oleh banyak orang sebagai salah satu komodi asli NTT, yang akhirnya dapat mengangkat perekonomian masyarakat Alor khususnya petani kenari karena harga jual kenari dari petani semakin baik, pendapatan saya juga terus meningkat dari hasil penjualan kenari olahan, sehingga saya semakin termotivasi untuk menemukan komoditi asli lain di NTT untuk dikembangkan,” pungkasnya.
Ira berharap ke depannya kenari olahan dapat dikembangkan oleh masyarakat Alor, sehingga bisa dijual di Alor atau tempat lain. Ira bahkan bersedia untuk mengapasitasi siapa saja yang bersedia termasuk pengepul yang tertarik untuk mengembangkan produk olahan kacang kenari.
Ditulis oleh: Ferdinand Bano, DF Proyek Moringa NTT Wahana Visi Indonesia
Disunting oleh: Klaudia Mawuntu, Intern Wahana Visi Indonesia