Koreksi Gizi Lebih dari Memenuhi Isi Piring
Eljero, seorang anak di Kabupaten Ende terlibat dalam kegiatan Pos Gizi. Artinya, status gizi Eljero tidak sedang baik-baik saja. Di usianya yang baru satu tahun, Eljero mengalami gizi buruk. Sejak lahir hingga usia tujuh bulan, berat badan Eljero tidak mengalami kenaikan.
“Langsung saya inisiatif kasih bubur instan tapi berat badannya tidak naik-naik,” tutur Nartin, ibu dari Eljero. Karena kondisi ini, bidan yang bertugas di desa menetapkan Eljero sebagai balita gizi buruk dan mendapat rujukan ke Puskesmas.
Ibu Narti juga menceritakan kesulitannya saat menyusui Eljero. “ASI keluarnya sedikit karena saya kurang vitamin,” tuturnya. Ibu Narti juga belum pernah terpapar mitos atau fakta mengenai menyusui. Sehingga Ibu Narti masih memiliki pemahaman bahwa ASI-nya terhambat karena ia tidak mendapat asupan yang cukup.
Sebagai orang tua, Ibu Narti seringkali bingung bagaimana cara meningkatkan berat badan Eljero. “Kalau dia mood-nya mau makan, dia sampai habis makan. Kalau mood-nya tidak mau makan susah itu,” ujarnya. Setelah mengikuti kelas memasak menu bergizi seimbang di Pos Gizi, Ibu Narti merasa Eljero memang lebih lahap makan bila menu makannya bukan nasi kosong. Ia suka menu makan nasi dengan lauk ikan. Eljero masih lebih sering makan dengan menu nasi dengan sayur ubi atau labu daripada nasi dengan ikan. Ia pun belum terbiasa makan telur yang dapat menjadi sumber protein alternatif.
Di desa tempat Eljero tinggal, gizi balita masih menjadi masalah besar. Salah satu akar masalah ini adalah tingkat pengetahuan orang tua dalam pemberian makanan yang bergizi seimbang bagi balita. Orang tua juga belum memahami bahwa banyak bahan pangan lokal yang dapat diolah menjadi makanan bergizi.
Dengan status gizi seperti ini, Eljero hidup dalam kondisi yang paling rentan. Status gizinya saat ini akan menentukan kesempatan-kesempatan emasnya di masa depan. Agar ia dapat meraih potensi maksimal, Eljero harus mendapat makanan yang cukup dan bergizi seimbang. Orang tua Eljero harus memperoleh wawasan pemberian makan balita yang tepat.
WVI dan mitra-mitra, bekerja sama dengan masyarakat di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur mengimplementasikan beberapa kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi balita di desa. Salah satunya melalui Pos Gizi. Orang tua yang memiliki balita yang status gizinya tidak ideal diberi wawasan cara mengolah dan memberi makanan bergizi seimbang. Jadi kegiatan ini, orang tua makin paham bahwa makanan bergizi seimbang bisa berasal dari bahan pangan lokal, pemberian makan harus padat gizi, dan mengintegrasikan pemberian makan dengan pengasuhan sehari-hari.
Sudah saatnya kita mengatakan CUKUP pada kasus-kasus stunting dan gizi buruk. Ambil aksi bersama Wahana Visi Indonesia untuk hidup balita Indonesia yang tercukupi gizi dan makanannya setiap hari.
Penulis: Mariana Kurniawati (Communication Executive)