Mbah Noto dan 1 Ton Sampah Daur Ulang

Mbah Noto dan 1 Ton Sampah Daur Ulang

Winoto, atau akrab dipanggil Mbah Noto baru saja selesai menjemput sampah-sampah terpilah dari nasabah yang rumahnya berada di gang-gang yang sulit dilalui gerobak besar.

‘’Yaaahhh…, capek-capek sebentar, tapi saya puas dan kepuasan batin saya bisa terbayarkan karena saya di usia setua ini masih bisa melayani masyarakat,” ceritanya siang itu kepada staf WVI saat ditanya terkait kesehariannya.

Pria kelahiran Tegal 67 tahun silam ini sudah tinggal di Jakarta selama puluhan tahun. Ia menjalani aktivitas sebagai staf Administrasi Umum di kantor RW di Cipinang Besar Selatan sekaligus sebagai penjaga dan cleaning service kantor RW. Namun, di sela-sela pekerjaan rutinnya di kantor RW, Mbah Noto juga membantu warga yang datang yang akan mengurus dokumen seperti KTP, Kartu Keluarga, dsb, termasuk terlibat dalam pemeliharaan lingkungan melalui aktivitas bank sampah.

Saat ini Mbah Noto tergabung dalam kepengurusan Bank Sampah Cucok Rowo, sebuah bank sampah dampingan proyek Phinla Wahana Visi Indonesia yang didanai oleh pemerintah Jerman (BMZ). Bersama dengan pengurus bank sampah lainnya, Mbah Noto turut mengumpulkan sampah-sampah bekas yang sudah dipilah, seperti botol atau gelas plastik bekas air minum serta kertas-kertas dan kardus-kardus dari warga.

Meski tak lagi muda, tetapi semangat Mbah Noto masih membara. Selain memilah sampah, Mbah Noto juga tetap bersemangat mengumpulkan tabungan sampah yang diambil dari warga.

Hal ini pun berbuah manis. Kerja keras Mbah Noto dan pengurus bank sampah lainnya tidak sia-sia. Bank sampah Cucok Rowo bisa mengelola sekitar 1 ton sampah yang bisa di daur ulang setiap bulannya.

’’Saya secara pribadi juga berterima kasih sekali kepada WVI melalui program Phinla yang telah menghidupkan kembali Bank sampah di sini, dengan membantu peralatan yang sangat bermanfaat. Saya berharap juga agar Bank Sampah Cucak Rowo semakin hari semakin berkembang dan sukses terus di kemudian hari,” pungkas Mbah Noto.

Jika Mbah Noto saja masih tetap perduli dengan lingkungannya, bagaimana dengan kita?

 

Ditulis oleh: Franz Sinaga (Project Manager),  Pedaman Halawa (Area Koordinator), Hanung Sutariadi (Konsultan pendamping ASKA), Staf Proyek Phinla Wahana Visi Indonesia


Artikel Terkait