Membangun Visi, Menggerakkan Literasi

Membangun Visi, Menggerakkan Literasi

Membaca adalah salah satu keterampilan dasar yang penting dimiliki oleh setiap anak dalam menguasai pengetahuan lain. Namun, apa jadinya jika banyak anak ternyata jauh ketertinggalan dari anak sesuai mereka? Kondisi inilah yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.

Survei yang dilakukan Wahana Visi Indonesia (WI) pada 2021 menyatakan 49,5 % anak kelas 3 sekolah dasar di 28 sekolah belum terampil membaca. Buyung selaku Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Landak turut membenarkan temuan ini.

“Data ini benar adanya. Ini baru di sekolah yang kami anggap baik, apalagi jika di pedalaman, mungkin lebih parah lagi, walaupun kita tidak pungkiri bahwa pandemi (hasilnya) sangat berpengaruh,” jelas Buyung.

Guna mengurangi angka rendahnya literasi, diperlukan kerja sama berbagai elemen masyarakat. Salah satunya dengan melakukan penguatan kepemimpinan dan manajerial kepala sekolah. Kepala sekolah diberikan kewenangan untuk mengelola sumber daya yang tersedia baik secara sumber daya manusia maupun anggaran untuk mencapai hasil belajar siswa yang berkualitas. Selain itu, kepala sekolah juga berperan untuk mengevaluasi capaian belajar siswa dan melakukan supervisi terhadap guru, sehingga peran pendidik menjadi lebih optimal.

Faktanya kepemimpinan kepala sekolah adalah hal yang dinamis karena harus menjawab kebutuhan di masing-masing sekolah, sehingga keterampilan kepemimpinan dan manajerial kepala sekolah harus selalu ditingkatkan.

Oleh karena itu, melalui Program Organisasi Penggerak (POP), WVI bekerja sama dengan Kemendikbudristek dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Landak memberikan pengembangan kompetensi kepemimpinan dan manajerial kepada 28 kepala sekolah dampingan. Salah satu peserta yang mengikuti pelatihan ini adalah Turyanto (49)

Turyanto sudah menjadi kepala sekolah selama lebih dari 11 tahun. Pelatihan semacam ini menjadi momen langka baginya dan kepala sekolah lainnya.

“Saya baru ikut pelatihan kepala sekolah seperti ini tahun 2013, waktu penjaringan kepala sekolah, setelah itu tidak pernah lagi. Hal yang baru saya dapat hari ini adalah pembuatan visi dan misi. Kalau sebelumnya saya membuat visi sekolah itu panjang dan sulit dicapai. Lewat pelatihan ini jadi tahu gimana caranya membuat visi yang sederhana tapi terukur. Lewat pelatihan ini juga kami terbantu bagaimana caranya menggerakkan guru-guru apalagi melihat hasil data membaca di sekolah saya,” ceritanya.

“Mewujudkan peserta didik yang Beriman, Cerdas, dan Disiplin” adalah visi di sekolah Turyono kini. Ia juga bertekad untuk membenahi pojok baca, memberikan les membaca, dan memberikan supervisi kepada guru kelas sebagai sebagai bentuk komitmen nya dalam mencapai visi sekolah nya.

Kehadiran POP di Kabupaten Landak diharapkan ikut berkontribusi dalam mengisi kesenjangan keterbatasan peningkatan kompetensi bagi tenaga pendidik dan kepala sekolah khususnya di daerah 3T. Melalui pembekalan-pembekalan yang diberikan akan memberikan sumbangsih yang nyata bagi peningkatan hasil belajar siswa di Kabupaten Landak.


Ditulis oleh: Fenny Samosir, Education Coordinator POP Landak Wahana Visi Indonesia


Artikel Terkait