Membantu Ekonomi Keluarga dengan Bercocok Tanam

Membantu Ekonomi Keluarga dengan Bercocok Tanam

Asmat Hope - Kabupaten Asmat memiliki ukiran kayu yang unik serta eksotis yang membuat UNESCO mengakuinya sebagai warisan dunia pada 2011. Hal ini menyebabkan Kabupaten Asmat semakin terkenal. Namun sayang, hal ini belum mampu memicu masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan akan kehidupan yang layak.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat masih pergi mengambil langsung ke hutan untuk mencari sagu, berburu untuk mendapatkan daging dan menangkap ikan ke sungai. Kebiasaan bercocok tanam, berternak masih sangat jarang dilakukan. Hal ini menyebabkan ketersediaan pangan di rumah menjadi terbatas, apalagi jika musim badai tiba.

Melalui program Asmat HOPE Wahana Visi Indonesia, guna meningkatkan akses pangan maka masyarakat diajak untuk menanam, dimulai dengan menanam aneka sayuran.

Lewat program ini, Regina (14) seorang anak di Kabupaten Asmat sudah sejak awal diperkenalkan untuk menaman sayur. Regina langsung diajarkan membuat bedeng karena ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan bibit.

Awalnya Regina tidak memahami cara menaman sayur, sehinga dia menuang semua bibit sayur di satu tempat. Tetapi setelah diberikan lebih banyak pengajaran oleh tim Asmat HOPE, kini Regina sudah lihai menanam aneka sayuran seperti kangkong, sawi, dan kacang Panjang di kebunnya.

Katanya, hasil tanaman tersebut dimakan serta dijual. Hasil penjualan sayuran ditabungnya untuk dikirim kepada kakaknya yang sedang menempuh sekolah di Jayapura.

Saat ini masyarakat Asmat telah mengerti bagaimana caranya bercocok tanam. Namun, mereka hanya mengerti cara membuat sagu bakar. Untuk itu, mereka masih perlu untuk mengetahui cara terbaik untuk mengolah makanan yang baik dan sehat. Demi mencapai tujuan ini, masyarakat Asmat membutuhkan peralatan masak yang bisa mereka gunakan untuk kebutuhan sehari-hari mereka.

 

Ditulis oleh: Mian Panjaitan, Project Manager Asmat HOPE Wahana Visi Indonesia


Artikel Terkait