Mengenal Social Enterprise dan Non-Profit Organization: Organisasi dengan Konsep Filantropi

Mengenal Social Enterprise dan Non-Profit Organization: Organisasi dengan Konsep Filantropi

Filantropi Adalah Cinta Kasih

Apakah kamu pernah mendengar kata “filantropi”? Mungkin bagi sebagian besar orang kata “filantropi” terdengar sangat asing. Mengapa demikian? Karena memang kata tersebut jarang sekali terdengar.

Filantropi berasal dari kata Yunani yaitu “philein” yang berarti cinta dan “anthropos” yang berarti manusia. Jadi kalau digabungkan, filantropi adalah tindakan seseorang yang mencintai sesama manusia sehingga mereka rela untuk menyumbangkan waktu, uang dan tenaga untuk menolong orang lain. 

Selain itu, berdasarkan KBBI, filantropi adalah cinta kasih (kedermawanan dan sebagainya) kepada sesama. Merujuk pada pengertian dari filantropi adalah, filantropi memang sangat identik dengan kegiatan sosial, sebagaimana manusia menunjukkan kasih sayangnya kepada sesama dengan cara memberi. Seiring berkembangnya konsep filantropi di seluruh dunia, terdapat dua jenis organisasi atau perusahaan yang mengambil konsep filantropi dalam menjalankan visi dan misinya.

Organisasi Dengan Konsep Filantropi Adalah sebagai berikut:

Dua jenis organisasi tersebut adalah social enterprise dan non-profit organization (“NPO”).

Social Enterprise

Selama ini, kita selalu menganggap bahwa kegiatan sosial adalah kegiatan lanjutan setelah manusia berhasil meraih kesuksesan atau setidaknya setelah manusia merasa puas dengan apa yang telah mereka miliki. Sehingga pengertian dari filantropi adalah dinilai tidak bisa berjalan secara berdampingan dengan sebuah perusahaan.

Filantropi adalah kegiatan yang mengesampingkan penambahan nilai atau kekayaan sebuah perusahaan. Konsep dari filantropi adalah itu sendiri dinilai berbanding terbalik dengan tujuan dari sebuah perusahaan, dimana bisnis perusahaan adalah kegiatan yang berfokus pada penambahan nilai atau kekayaan perusahaan tersebut. 

Bertumpu dengan konsep sebuah perusahaan dan doktrin yang sudah menjadi pola pikir khalayak luas membuat kata-kata Donna Karan, seorang designer terkenal asal Amerika yang mendirikan DKNY dan secara aktif membangun organisasi sosial bernama Urban Zen Foundation, berubah menjadi sebuah kontroversi. Donna pernah berkata bahwa, “Saya benar-benar percaya bahwa filantropi dan perdagangan dapat bekerja sama.”

Dan tentu saja, tak ada seorangpun yang percaya. 

Tapi hal tersebut tidak membuat Donna mundur. Ia tetap melaksanakan prinsip yang dipercayainya dengan gigih, bahkan Donna rela mundur dari DKNY, brand fashion yang terkenal dan dibangunnya bersama dengan suaminya untuk fokus mengelola Urban Zen Foundation. Banyak yang bertanya-tanya, apa yang membuat Donna bisa nekad seperti itu. Di dalam sebuah wawancara, Donna pernah bercerita bahwa kematian suaminya, Stephan Weiss akibat kanker paru-paru, mengubah hidupnya dan bagaimana cara ia memandang dunia. Kematian Stephan membuat Donna sadar bahwa hidup tidak melulu tentang ketenaran dan kesuksesan, tapi hidup adalah tentang bagaimana menemukan ketenangan di dalam kekacauan. Dan bagi Donna, ia dapat menemukan ketenangan tersebut sebagai seorang filantropis yang membantu banyak orang lewat Urban Zen Foundation.

Urban Zen Foundation adalah perusahaan e-commerce sekaligus organisasi filantropi yang berupaya menggabungkan kreativitas, budaya, kolaborasi dengan retail, teknologi, kesehatan dan dampak sosial. Awalnya, banyak orang yang bingung dan tidak mengerti pada visi perusahaan Urban Zen Foundation ini. Namun setelah melihat kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan tersebut, akhirnya orang perlahan-lahan mulai mengerti. 

Salah satu contoh projek tersukses dari Urban Zen Foundation adalah Projek Haiti Artisan. Projek ini merangkul perempuan-perempuan di pedesaan Fond Des Blancs, Haiti, untuk membuat berbagai macam fashion wanita, mulai dari gelang, baju, dan lain-lain. Lalu barang-barang tersebut dijual lewat website Haiti Projects. Projek ini dinilai sukses meningkatkan kualitas hidup wanita di Fond Des Blancs dengan cara memberikan lapangan kerja pada para wanita sehingga mereka tidak perlu mengandalkan pria untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Selain membangun Urban Zen Foundation, Donna juga secara aktif menyebarkan filantropi adalah ke masyarakat luas dengan cara menjadi pembicara di kampus-kampus ternama supaya semakin banyak anak-anak muda yang tergerak untuk mendirikan perusahaan yang tidak hanya menargetkan laba, tapi juga perusahaan yang peduli dengan isu sosial di sekitar mereka.

Tentu saja, tokoh social enterprise yang mengusung konsep filantropi, tidak hanya Donna Karan saja. Ia hanyalah salah satu tokoh dari banyak tokoh filantropis-social enterprise yang terus menerus menyebarkan konsep filantropi adalah ke masyarakat sehingga pelan-pelan masyarakat mulai menyadari dan menyambut konsep filantropi adalah ini dengan tangan lebar. Hal ini terbukti lewat maraknya kemunculan perusahaan yang bertajuk social enterprise di dunia ini beberapa tahun terakhir.

Non-Profit Organization (NPO)

Kita sudah melihat sejarah munculnya social-enterprise dan makna dibalik persatuan filantropi adalah dan bisnis perusahaan. Lalu bagaimana dengan NPO yang sangat identik dengan filantropi dan memang sudah ada sejak dulu? Apakah NPO mulai ditinggalkan sejak kedatangan social enterprise?

Tidak. Jawabannya adalah tidak.

Meskipun keberadaan social enterprise berkembang pesat akhir-akhir ini, tapi NPO tetap tidak dapat ditinggalkan. Hal ini disebabkan karena NPO memiliki jenis kegiatan yang lebih sederhana ketimbang social enterprise, dimana social enterprise membutuhkan bisnis model yang cukup rumit (karena harus berjualan, mengumpulkan modal, dan memberikan timbal kepada pemberi modal) untuk dapat memberikan dampak sosial. Sedangkan kegiatan NPO hanya mengumpulkan sumbangan sukarela dari pendonor sehingga dampak sosial yang diberikan lebih cepat.

Tapi terdapat satu kekurangan NPO yaitu NPO memiliki tingkat keberlanjutan (sustainabilility) yang sangat rendah. Hal ini terjadi karena sumber dana NPO hanya berasal dari keikhlasan hati para pendonor yang dinilai tidak terus-menerus diutilisasi sehingga tidak dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Hal ini berbeda dengan social enterprise, dimana mereka memiliki tingkat sustainability yang jauh lebih tinggi karena mereka memiliki pendapatan sendiri yang dapat menunjang kegiatan sosial mereka.

Namun ketakutan terhadap sustainbility NPO ini terbantahkan lewat keberadaan NPO legendaris dan tidak lekang oleh waktu, seperti World Vision International.

World Vision International didirikan pertama kali oleh Robert Pierce, atau lebih dikenal sebagai Dr. Bob Pierce, seorang warga Amerika yang mendedikasikan hidupnya untuk membantu anak-anak keluar dari kemiskinan agar mereka dapat menjalani hidup mereka secara utuh. Dr. Bob pertama kali tergerak untuk menjalani hidup dengan konsep filantropi ketika beliau bertemu dengan seorang gadis di China yang tidak bisa sekolah karena tidak memiliki uang. Di saat itulah hati Dr. Bob tergerak untuk memberikan apapun yang dimilikinya untuk membantu gadis kecil itu. Dan bisa dibilang bahwa momen tersebut adalah cikal-bakal terbentuknya organisasi sosial terbesar di dunia ini. World Vision International berdiri sejak tahun 1950 dan terus berkembang sampai sekarang dan telah memiliki ratusan mitra di seluruh dunia. Salah satu mitranya adalah Wahana Visi Indonesia (WVI).

Visi dan Misi Organisasi Filantropi Adalah sebagai berikut:

Social enterprise dan NPO sama-sama memiliki visi dan misi untuk membantu dan mencintai sesama manusia. Kedua organisasi tersebut memiliki kesamaan yaitu menganut konsep filantropi sebagai dasar dalam melakukan kegiatan. Namun terdapat sedikit perbedaan di antara kedua organisasi tersebut yaitu perbedaan pada tingkat sustainbility, dimana social enterprise dinilai lebih sustain ketimbang NPO karena social enterprise mendapatkan dana lewat bisnis sehingga tidak perlu menunggu donasi untuk melakukan kegiatan sosial mereka.

Albert Einstein pernah berkata, “Hanya hidup yang dijalani untuk orang lain adalah hidup yang berharga.” Hidup untuk memberi terbukti telah memberikan kualitas hidup yang jauh lebih baik daripada hidup hanya untuk diri sendiri. Jadi ayo mulai menerapkan konsep filantropi untuk mendapatkan hidup yang lebih berharga daripada sekarang!


Artikel Terkait