PATBM Demi Hilangkan Kekerasan Anak di Desa

PATBM Demi Hilangkan Kekerasan Anak di Desa

Kekerasan terhadap anak dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Masyarakat di salah satu desa dampingan Wahana Visi Indonesia (WVI) Area Program Sipado di Kecamatan Marawola juga mengalami hal ini. Hal ini terungkap saat WVI memaparkan hasil pemantauan anak yang dilakukan di kuartal kedua tahun 2022 yang menyatakan kasus pernikahan anak dan anak kecanduan menghirup lem terbilang cukup besar di desa ini.  

Bukan kasus yang bisa dibiarkan, WVI dan Yayasan Sikola Mombine, segera mengadakan pertemuan bersama tokoh masyarakat, pemerintah Desa, BPD, ketua RT, ketua dusun, tokoh agama, tokoh adat, relawan sosial WVI, kader posyandu, anggota PKK, dan forum anak. Pertemuan ini ditujukan untuk membentuk struktur PATBM (Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat).

PATBM diharapkan bisa menjadi jalan keluar berkurangnya angka kekerasan anak di desa tersebut. Nantinya para anggota PATBM akan memberikan sosialisasi mekanisme pelaporan ke masyarakat dan mengusulkan kepada kepala desa untuk mengalokasikan dana desa untuk pengembangan aktivitas PATBM.  

“Terima kasih kepada WVI bisa menjadi wadah untuk pembentukan PATBM dan berharap kami tetap didampingi dalam menyelesaikan kasus anak,” ujar Isran, salah satu anggota PATBM.  

 

Ditulis oleh: Henny Violita Sitto, Field Facilitator Area Program Sipado Wahana Visi Indonesia


Artikel Terkait