Pemimpin Perempuan Membawa Harapan

Pemimpin Perempuan Membawa Harapan

“Awalnya saya tidak percaya. Saya perempuan dan bukan sarjana tapi dipilih sebagai Direktur BUMDes saat Musrenbang Desa. Saya malah didampingi sekretaris dan bendahara yang sarjana. Tentu saya akan membuktikan kalau perempuan dipercaya sebagai pemimpin itu berarti, perempuan mampu,” ujar Kristina, seorang perempuan dari Kabupaten Sumba Timur yang menjadi salah satu pemimpin di desa. 

Menjadi pemimpin bukan kesempatan biasa bagi perempuan Sumba. Budaya dan sistem kasta yang lekat dengan keseharian masyarakat Sumba tidak memberi ruang partisipasi bagi perempuan. Banyak perempuan akhirnya tidak percaya diri, tidak merasa mampu untuk mengambil posisi seorang pemimpin. Awalnya Mama Kristina juga merasa demikian. Namun, apa yang ia percayai berubah setelah menyadari kalau selama ini sebenarnya perempuan pun berhak percaya diri dan berhak untuk memimpin. 

Setelah mengikuti pelatihan tentang GESI bagi fasilitator desa, Mama Kristina makin yakin akan pentingnya partisipasi perempuan di desa. Kapasitas Mama Kristina berkembang setelah ia terlibat dalam project ENVISION (Enabling Civil Society for Inclusive Village Economic Development) yang didanai oleh Uni Eropa (EU) melalui Wahana Visi Indonesia. “Jika pekerjaan seperti memasak, menuci, mengurus rumah, mengasuh anak itu menggunakan tangan dan hati, maka perempuan dan laki-laki bisa mengerjakan hal ini bersama-sama. Karena perempuan dan juga laki-laki memiliki tangan dan hati,” ujar ibu dari tiga anak ini. 

“Begitu juga kalau menjadi pemimpin itu pakai otak dan hati. Maka kami perempuan juga punya otak dan hati yang sama dengan laki-laki. Jadi kami juga bisa jadi pemimpin. Kenapa selama ini kami tidak bisa jadi pemimpin? Berarti kami perempuan yang harus rubah kami punya cara berpikir juga,” pungkasnya. 

Menjadi pemimpin perempuan pertama di desa bukan tugas yang mudah bagi Mama Kristina. Apalagi ia harus mengelola BUMDes yang dianggap tidak memberi manfaat berarti bagi ekonomi desa. Anak-anak dari Mama Kristina pun memiliki harapan besar akan peran pentingnya saat ini. Mereka ingin sang ibu bisa sukses mengemban tugas sebagai direktur BUMDes meskipun banyak hal harus dibenahi. 

“Kami ingin Mama bisa menjadi figur pemimpin perempuan yang jadi teladan, memberi contoh yang baik. Jujur, ikhlas, dan bertanggung jawab dengan jabatan yang diberikan pemerintah desa saat ini,” tutur anak sulung dari Mama Kristina. “Mama juga harus bisa mengelola modal dengan baik sehingga mendapat untung. Mama tidak boleh sama dengan pengurus lainnya, sehingga ketika Mama tidak lagi jadi pengurus BUMDes, penerusnya dapat melanjutkan cara kerja Mama,” harapnya. 

Karya Mama Kristina bagi BUMDes diawali dengan mendorong terjadinya reorganisasi pengurus. Selama ini, BUMDes tidak aktif karena kepemimpinan sebelumnya sempat mengalami vakum. Mama Kristina ingin BUMDes bisa maju dan mendorong pengembangan desa wisata. Atas usaha-usaha ini, pada Maret 2022, BUMDes melakukan reorganisasi dan Mama Kristina terpilih sebagai direktur. 

“Mendapat kepercayaan sebagai Direktur BUMDes bukan hal yang mudah. Saya melewati proses pembentukan yang lama bersama program ENVISION. Kepercayaan ini jadi motivasi saya agar terus memberi dampak ekonomi pada masyarakat,” cerita Mama Kristina. 

Sekian banyak pelatihan ia ikuti sehingga wawasannya semakin luas dan keterampilannya makin terasah. Tak perlu waktu lama, di bawah kepemimpinannya, para pengurus mampu menyiapkan dokumen BUMDes dan melakukan pendaftaran ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Dalam waktu kurang dari satu tahun, BUMDes di salah satu desa di Kabupaten Sumba Timur ini berhasil mendapat Sertifikat Pendaftaran Pendirian Badan Hukum BUMDes. Lembaga ini terdaftar untuk menjalankan tiga unit usaha yakni, kios tani, pengelolaan wisata, dan penjualan jagung manis. 

Di tahun yang sama, Mama Kristina bersama pengurus berhasil mengerjakan Laporan Pertanggungjawaban BUMDes. Laporan ini menjadi salah satu standar BUMDes yang berjalan dengan baik, selain adanya sertifikat legal. Akuntabilitas BUMDes pun tidak perlu lagi dipertanyakan. Secara transparan, laporan ini dipaparkan pada masyarakat serta pemerintah desa dan kecamatan. 

Pada semester kedua tahun 2022, BUMDes sudah berhasil memberi kontribusi pada Pendapatan Desa sebesar Rp 5.148.000,-. Bukan hanya menguntungkan, BUMDes juga memperluas jejaring dengan membangun kemitraan dengan pihak swasta untuk unit usaha kios tani. 

Peran Mama Kristina sebagai pemimpin perempuan yang aktif serta cakap mengelola operasional BUMDes menjadi landasan keberhasilan saat ini. Pada tahun 2023, BUMDes bahkan sudah berhasil menjalin kemitraan dengan Perum BULOG agar memperluas unit usaha kios tani khususnya beras. Bahkan, pemerintah desa pun sudah mempercayakan penambahan modal usaha sebesar Rp 50.000.000,- agar BUMDes lebih gesit berkembang dan bermanfaat bagi perputaran ekonomi di desa. 

 

 

Penulis: Tim ENVISION untuk area Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur 

Penyunting: Mariana Kurniawati (Communication Executive


Artikel Terkait