Pernah Terdampak Gempa, Petani Ini Optimis Buka Lahan Jagung

Pernah Terdampak Gempa, Petani Ini Optimis Buka Lahan Jagung

Gempa yang melanda Kota Palu dan sekitarnya pada 2018 silam, membuat ladang pertanian padi tidak bisa lagi digunakan. Salah satu penyebabnya dikarenakan saluran irigasi yang menjadi sumber utama pengairan pertanian padi rusak. Akibatnya hampir semua petani kehilangan pendapatan utama, tak terkecuali Fikran, seorang petani asal Desa Sidondo 1.

Peristiwa ini membuat Fikran harus mencari sumber pendapatan lain agar tetap bisa memenuhi kebutuhan keluarganya. Sosialisasi yang pernah diikutinya tentang pertanian jagung oleh Dinas Pertanian pada tahun 2017 lalu pun menjadi ide baginya untuk membuka lahan pertanian jagung.

Bagi Fikran, menanam jagung dengan mengandalkan bibit bantuan dan bibit lokal saja sudah cukup daripada harus menggunakan bibit berkualitas dari toko yang harus mengeluarkan modal besar.

Meskipun pendapatan yang ia dapatkan dari hasil panen jagung hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari, Fikran tak pantang menyerah. Hingga pada tahun 2019, Fikran mengikuti sosialisasi tentang pertanian jagung yang diadakan oleh Wahana Visi Indonesia (WVI) bersama dengan PT Syngenta.

Pada sosialisasi tersebut Fikran dan para petani lainnya diajarkan tentang tehnik budidaya jagung yang benar dan analisa usaha dalam pertanian jagung.

“Saya kaget ketika melakukan hitung-hitungan pengeluaran untuk modal pertanian jagung dan keuntungan yang akan didapatkan jika menerapkan tehnik budidaya yang benar,” ujarnya.

Berbekal dengan pemahaman teknik budidaya yang diberikan oleh WVI bersama PT Sygenta tersebut lah, Fikran perlahan-lahan mulai mengubah cara tanam dan perawatan jagung di lahan pertaniannya. Alhasil setelah menerapkannya, Fikran kini sudah bisa membeli sepeda motor serta memiliki empat lahan untuk lahan pertanian jagung.

Fikran berharap kiranya ia bersama dengan petani-petani jagung di Desa Sidondo 1 tetap mendapat pendampingan dari WVI dan terus mendapatkan informasi terkait bibit jagung yang berkualitas lainnya untuk di tanam di desa ini.

“Saya melihat perubahan yang cukup besar terjadi pada petani-petani jagung di desa ini selama Wahana Visi Indonesia melakukan pendampingan. Salah satunya saya tidak lagi kesulitan untuk mendapatkan bibit jagung berkualitas. Saya sangat berterima kasih kepada Wahana Visi Indonesia yang telah mengubah pemahaman saya tentang pertanian jagung yang berdampak pada meningkatnya ekonomi keluarga saya,” ungkapnya.

 

Ditulis oleh: Staf Proyek Moringa Wahana Visi Indonesia
Disunting oleh: Klaudia Mawuntu, Intern Wahana Visi Indonesia


Artikel Terkait