Saya Punya Toilet karena Orang Lain Peduli

Saya Punya Toilet karena Orang Lain Peduli

Percepatan ODF (Open Defecation Free) membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak. Selain itu, keberhasilan program STBM menuntut adanya kohesi sosial yang baik di masyarakat. Gotong royong harus dilakukan secara rutin. Hal inilah yang berjalan ketika WVI melaksanakan program Teknologi Tepat Guna (TTG) Gentong Mas Santun di salah satu desa yang berada di Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat. 

Kabupaten Sekadau sedang berupaya untuk memastikan universal access sanitasi bagi warganya. Hal ini nampak dengan adanya kebijakan Peraturan Bupati Nomor 51 Tahun 2017 tentang Gerakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Sebagai bentuk implementasi dari kebijakan ini, Pemerintah Kecamatan Sekadau Hilir kemudian menetapkan salah satu desa yang menjadi area dampingan WVI sebagai salah satu desa target ODF di tahun 2023.  

Desa ini terletak di pesisir Sungai Kapuas. Masih banyak masyarakat yang tidak berperilaku hidup bersih dan sehat dengan melakukan buang air besar di sungai. Hal inilah juga yang dialami oleh Ibu Samsiah. “Dulu sebelum ada WC, payahlah kalau mau buang air besar. Saya harus turun ke sungai dan kadang mata sudah sulit melihat. Apalagi saya janda dan tinggal sendirian di rumah ini,” ujarnya.  

Harapan baru muncul bagi Ibu Samsiah saat ia menjadi salah satu penerima manfaat TTG Gentong Mas Santun (Gerakan Tolong Masyarakat untuk Sanitasi Tuntas) di antara 28 rumah tangga lainnya. “Saya yakin bisa dipilih sebagai penerima bantuan TTG ini selain karena rumah saya di pesisir sungai, namun juga karena pemerintah peduli dengan saya setelah melihat kondisi ekonomi dan status saya ini,” ujar ibu yang sehari-hari berjualan keliling kampung ini.   

Wahana Visi Indonesia melalui pendanaan filantropi mengimplementasikan program TTG sarana sanitasi untuk bisa mempercepat pelaksanaan program sanitasi di desa tersebut. TTG Gentong Mas Santun merupakan salah satu alternatif model toilet sehat untuk rumah panggung di tepi sungai, di atas rawa, maupun di daerah pasang surut, yang dapat juga diterapkan pada rumah di daratan. Dengan adanya inovasi ini, masyarakat yang tinggal di tepi sungai dan rawa akan terbantu untuk menuntaskan masalah sanitasi karena model toilet ini mengamankan air dan lingkungan sekitar dari cemaran tinja yang terbuang sembarangan. WVI secara khusus melakukan pelatihan terkait definisi, manfaat, dan cara pemasangan TTG Gentong Mas Santun kepada penerima manfaat termasuk Ibu Samsiah dan juga pemerintah desa untuk menjamin keberlanjutan.   

Berdasarkan kesepakatan bersama, penerima manfaat bertanggung jawab untuk membangun toilet bagian atas yang ada di rumah. Tantangan baru pun muncul bagi Ibu Samsiah. Dia tidak punya orang lain di rumahnya untuk membantu. “Itu jadi tantangan bagi saya karena saya tinggal sendirian. Tapi saya pun dibantu oleh keluarga dan tetangga dalam membangun WC dan memasang TTG ini. Mereka bergotong royong di rumah saya. Saya bisa punya WC karena WVI dan orang lain di sekitar saya peduli dengan kehidupan saya ini,” ujar Ibu Samsiah terharu.

Kini Ibu Samsiah sudah punya toilet yang inovatif dan juga hasil gotong royong masyarakat. Toilet ini menjadi hasil kepedulian antarsesama masyarakat desa. “Sekarang sudah enak. Saya sudah bisa mandi dan buang air besar di WC sendiri. Tidak perlu turun ke sungai. Bahkan saya pasang pompa air supaya WC saya terisi air terus. Adanya TTG ini sangat membantu saya apalagi di umur saya yang sudah tua ini. Saya akan jaga fasilitas yang sudah ada ini supaya tetap terawat,” ujarnya bahagia. 

 

 

Penulis: Bastian Rengga (Manager kantor operasional WVI area Sekadau, Kalimantan Barat) 

Penyunting: Mariana Kurniawati (Communication Executive) 


Artikel Terkait