Terbiasa Beraspirasi dan Berpartisipasi karena Forum Anak Desa

Terbiasa Beraspirasi dan Berpartisipasi karena Forum Anak Desa

“Yuk teman-teman kita isi dulu terkait apa yang menjadi akar masalah di pohon ini yang berkaitan dengan anak-anak seusia kita di desa,” ajak Amelia (14 tahun) sambil menuliskan aspirasi dari teman-temannya. Amelia adalah seorang remaja perempuan yang telah aktif mengikuti Forum Anak Desa (FAD) sejak ia berumur sembilan tahun.  

“Awal mula saya mengikuti FAD, saya diajak oleh Bapak Martono yang berprofesi sebagai guru dan juga pendamping FAD. Saya sangat senang mengikuti kegiatan ini karena disana saya bisa bertemu dengan teman-teman seusia saya dan juga mendapatkan banyak materi. Setiap sesi dalam pertemuan FAD dikemas dengan games interaktif jadi tidak jenuh. Ditambah, pada akhir sesi penyampaian materi ada pertanyaan dari pendamping yang membandingkan materi dengan peristiwa di sekitar kehidupan saya jadi sangat sesuai dan relevan,” tambah Amelia.  

Di desa-desa dampingan area Kabupaten Sekadau, Forum Anak merupakan wadah yang diinisiasi pembentukannya oleh WVI. Forum Anak Desa dibentuk agar anak dapat mengetahui hak-haknya, khususnya hak hidup, tumbuh kembang, partisipasi, dan perlindungan anak. Selain itu, melalui FAD, potensi setiap anak dapat berkembang. FAD akan mengadakan pertemuan rutin di mana pendamping akan menyampaikan beragam materi edukatif yang relevan untuk anak-anak anggota forum.   

Forum Anak Desa juga membuat anak-anak terbiasa beraspirasi dan berpartisipasi. Contohnya, anak-anak diminta untuk memimpin penelitian atau dikenal dengan sebutan Child-Led Research, mengkoordinir kegiatan team building, serta menampilkan bakat dan ekspresi dalam berbagai kegiatan di desa.  

Dengan kegiatan seperti ini, anak-anak jadi terbiasa berpikir kritis dan mampu mengkaji isu anak yang terjadi di sekitar mereka. "Setelah kami melakukan pemetaan, saya dan teman-teman semua baru tahu ternyata di desa kami masih memiliki masalah khususnya anak yang merokok dan putus sekolah. Sebenarnya, terkait jumlah yang putus sekolah tidak banyak tapi menurut kami, temuan di desa kami ini menjadi penting dan harus bisa diketahui oleh pemerintah desa,” papar siswi kelas IX ini. 

Penemuan isu anak di desa pun kemudian berlanjut menjadi diskusi yang sarat akan transfer ilmu. Amelia jadi semakin paham dengan isu malnutrisi dan kesehatan reproduksi remaja. “Untuk gizi, biasanya saya hanya tahu Empat Sehat Lima Sempurna namun setelah ikut sesi jadinya saya tahu kalau sekarang sudah diubah jadi Gizi Seimbang, dan ternyata sangat penting bagi umur-umur saya. Sebelum memasuki usia dewasa, penting untuk tetap sehat dengan memperhatikan apa yang dimakan dan hasilnya berdampak pada berat badan remaja yang sesuai,” imbuhnya. 

Amelia merasa Forum Anak Desa adalah bagian yang penting di masa remajanya saat ini. Ia dapat mempelajari banyak wawasan dan keterampilan baru, bahkan yang sebelumnya tidak pernah ia sadari ia miliki. “Saya berharap kedepannya, di FAD bisa ditambahkan materi-materi umum seperti pembuatan proposal dan juga materi gizi yang masih jarang ada di desa. Pembuatan proposal ini menjadi topik yang sangat menarik, karena kedepannya semua pasti harus tahu bagaimana membuat proposal yang baik dan menarik,” pungkas Amelia. 

 

 

Penulis: Gloriana Seran (Spesialis MCHN Zona Sambawa-Kalbar) 

Penyunting: Mariana Kurniawati (Communication Executive


Artikel Terkait