Kursi dan Meja Baru untuk Sekolah Sementara Kami

Kursi dan Meja Baru untuk Sekolah Sementara Kami

#LombokBangkitKembali – Andang (11) tidak pernah menyangka bahwa gempa yang terjadi di Lombok Juli 2018 lalu membuat bangunan di sekolahnya rubuh total. Dua bangunan sekolah yang terdiri atas enam kelas telah luluhlantak menjadi puing.

“Saat gempa waktu itu saya dan keluarga berlari ke luar rumah dan mengungsi di area kuburan. Lalu beberapa hari setelah gempa saya datang ke sekolah untuk melihat sekolah, ternyata sekolah saya sudah hancur. Saya sedih sekali,” kata Andang.

Nurdin, kepala sekolah di tempat Andang bersekolah membenarkan hal tersebut.  Menurutnya, pascagempa besar yang terjadi di Sambelia, anak-anak sempat harus ditempatkan di tenda-tenda darurat demi tetap bisa bermain dan belajar bersama di sekolah.

Kondisi belajar yang tidak efektif di sekolah pimpinan Nurdin ternyata dilihat oleh tim respons tanggap bencana Wahana Visi Indonesia (WVI) di Lombok. Lewat kerjas sama dengan pihak dinas Kabupaten Lombok Timur, WVI memutuskan untuk memberikan bantuan tiga unit kelas bagi sekolah Nurdin.

“Saat itu kami langsung ditawarkan bangunan kelas darurat sebanyak tiga lokal, diberikan bantuan kursi dan meja, karena ada enam kelas yang fasilitas kursi dan mejanya rusak,” ujar Nurdin.  

   

Ruang kelas sementara yang diberikan WVI turut dilengkapi dengan kursi dan meja belajar. Secara total, WVI memberikan 160 pasang kursi dan meja bagi sekolah ini. Dua ruang kelas yang diberikan WVI kini digunakan sebagai kelas belajar bagi anak-anak kelas 4 dan 5. Sementara satu kelas lainnya dijadikan ruang UKS tempat bagi anak-anak yang ingin beristirahat saat sakit.

“Kami selalu bersyukur karena bantuan ini sangat bermanfaat bagi kami. Meskipun hanya kelas sementara, tapi aktivitas bisa terpenuhi dengan adanya pemberian meja bangku,” syukur ayah lima anak ini.

Sekolah Nurdin hanyalah 1 dari 20 sekolah yang turut mendapatkan bantuan distribusi meja dan kursi oleh WVI. Tak hanya memberikan kepada sekolah-sekolah di Kabupaten Lombok Timur, WVI juga menyalurkan barang serupa bagi sekolah-sekolah di Kabupaten Lombok Utara. Proses distribusi yang sudah dilakukan sejak Juli 2019 ini akan terus dilakukan hingga September 2019.

Tak hanya mendapatkan bantuan berupa ruang kelas dan seluruh isinya, menurut Nurdin, WVI turut membantu beberapa guru di sekolahnya untuk mendapatkan pelatihan dukungan psikososial dan simulasi Sekolah Aman Bencana. Dengan pelatihan tersebut, guru-guru kemudian melatih para murid agar bisa melindungi diri saat terjadi bencana di sekolah.

Andang turut menjadi salah satu murid yang mendapatkan simulasi Sekolah Aman Bencana tersebut. Kini, setelah diajarkan selama lima hari berturut-turut di sekolah, ia mengerti cara terbaik untuk berlindung saat bencana.

“Guru pernah mengajarkan kalau ada gempa berlindunglah di bawah meja atau di bawah kusen pintu dan tetap tenang, jangan stres atau panik,” jelas Andang.

Saat ini, pasca memberikan pelatihan Sekolah Aman Bencana di Kabupaten Lombok Timur, WVI terus menjalankan program ini hingga ke 15 sekolah di Kabupaten Lombok Utara. Program Sekolah Aman Bencana akan terus berjalan hingga 2020.

#1TahunGempaLombok
#KamiMasihBersamaLombok

Ditulis oleh: Putri ianne Barus, Communications Officer Wahana Visi Indonesia


Artikel Terkait