Pelajar dari NTT Bersuara di PBB, Apa Katanya?

Pelajar dari NTT Bersuara di PBB, Apa Katanya?

Oleh: Muhammad Sukardi, Jurnalis · Senin 12 Oktober 2020 10:39 WIB

Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) melangsungkan audiensi internasional secara daring, beberapa hari lalu. Dalam agenda tersebut, terselip suara anak Indonesia yang menyampaikan kondisinya selama pandemi Covid-19.

Ya, keluh kesah Roslinda, anak dari Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), disuarakan secara online ke pewakilan negara anggora PBB di New York, Amerika Serikat.

Ia menjadi perwakilan dari anak Indonesia yang tinggal di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal selama pandemi Covid-19.

Menurut laporan Wahana Visi Indonesia (WVI), World Vision Asia secara khusus mengundang perwakilan negara anggota PBB di New York untuk menanggapi hasil penilaian dampak sosial ekonomi Covid-19 pada kehidupan anak-anak yang rentan di Asia Pasifik.

Penilaian sendiri dilakukan di 9 negara yaitu Banglades, Kamboja, India, Indonesia, Mongolia (RRC), Myanmar, Nepal, Filipina, dan Sri Lanka. Temuan ini dituangkan dalam laporan berjudul 'Unmasking the Impact of COVID-19 on Asia's Most Vulnerable Children'.

Lantas, apa yang disampaikan Roslinda kepada PBB?

"Kami sedih karena selama pandemi tidak bisa bertemu teman-teman. Setelah belajar di rumah, kalau menemui hal sulit tidak bisa langsung bertanya pada guru seperti kalau di sekolah. Bagi anak-anak yang pendidikan orangtuanya minim, maka akan semakin kesulitan," terangnya melalui keterangan tertulis yang diterima Okezone, belum lama ini.

Anak perempuan yang biasa disapa Oslin itu melanjutkan, untuk belajar di rumah pun banyak anak-anak membutuhkan jaringan internet yang stabil dan juga telepon seluler.

"Tapi, penghasilan orangtua kami menurun. Kami juga diharuskan rajin mencuci tangan, tetapi tidak semua daerah memiliki akses air bersih," keluhnya.

Di akhir pernyataannya, Oslin berharap ada solusi terbaik untuk masalah tersebut. "Saya berharap, para pemangku kebijakan bisa memberi solusi untuk persoalan yang dihadapi anak-anak selama pandemi," terang gadis berusia 15 tahun tersebut.

Dalam pertemuan tersebut, hadir beberapa duta perwakilan negara-negara anggota PBB, salah satunya duta perwakilan Indonesia di PBB New York, Vahd Nabyl A. Mulachela. Mereka pun mengapresiasi peran dari anak-anak tersebut di komunitasnya dan turut mendukung upaya pencegahan dan penghapusan kekerasan terhadap anak.

(DRM)

Artikel ini ditayangkan di link berikut: https://lifestyle.okezone.com/read/2020/10/12/612/2292124/pelajar-dari-ntt-bersuara-di-pbb-apa-katanya


Artikel Terkait