Proyek CLEO untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Anak di Manggarai Timur

Proyek CLEO untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Anak di Manggarai Timur

Bakat adalah kemampuan terhadap sesuatu yang menunjukkan kemampuan yang telah ada pada diri setiap pribadi secara alamiah dan perlu dilatih untuk mencapai hasil yang maksimal. Setiap manusia pasti memiliki bakat dan potensi sejak ia lahir, Tuhan telah memberikan sebuah anugerah kepada setiap manusia yaitu berupa bakat dan potensi.

Sayangnya tidak semua tempat di Indonesia memudahkan setiap orang untuk mengembangkan bakatnya. Salah satunya terjadi di wilayah dampingan Wahana Visi Indonesia (WVI) khususnya di wilayah Manggarai Timur.

Tujuh puluh satu persen desa di Manggarai Timur, NTT belum memiliki wadah partisipasi anak sebagai tempat penyaluran bakat, Sehingga anak-anak hanya mengisi waktunya untuk ke sekolah, dan memiliki banyak waktu luang yang hanya dipakai untuk bermain, membantu orangtua atau hanya berdiam diri di rumah.

Pada satu sisi, terdapat banyak potensi yang melekat dalam diri anak-anak tersebut, tapi tidak ada wadah khusus untuk pengembangan bakat anak, sementara di desa terdapat banyak pihak yang berpotensi untuk melakukan pendampingan untuk pengembangan potensi bagi anak-anak di luar jam sekolah.

Guna mendukung peningkatan partisipasi anak dalam mengembangkan potensi yang ada dalam diri anak, WVI Area Program (AP) Manggarai Timur mengimplementasikan program Duta Anak bekerjasama dengan Perusahaan air minum CLEO (PT Sariguna Primatirta Tbk) di salah satu desa dampingan Manggarai Timur untuk membantu anak-anak mengenal potensi yang ada dalam diri dan perlu dikembangkan sebagai modal bagi anak dalam meningkatkan kualitas diri.

WVI AP Manggarai Timur memilih salah satu sekolah dampingan sebagai sasaran dari Proyek CLEO yakni SDK Null. Adapun pertimbangannya karena  di desa ini belum memiliki wadah pengembangan minat bakat anak selain sekolah. Harapan perusahaan CLEO akan ada perubahan yang terjadi pada anak-anak khususnya dalam bidang pendidikan dan bakat anak.

Tahapan awal pendampingan dilakukan melalui pemetaan minat bakat dengan media pengukuran kecerdasan majemuk bagi semua anak di SDK Null, seperti Kecerdasan Verbal Linguistik, Kecerdasan Logis Matematis, Kecerdasan Spasial-Visual, Kecerdasan Kinetestik, Kecerdasan Musikan, Kecerdasan Intrapersonal, Kecerdasan Interpersonal dan kecerdasan Naturalis.

Anak-anak kemudian dikelompokkan sesuai dengan bidang yang diminati. Sejak bulan Januari 2019, WVI AP Manggarai Timur melakukan pendampingan anak dalam beberapa bidang seperti kerajinan tangan, permainan suling, paduan suara, pantomim, tarian tradisional dan teater.

“Hal ini sangat menarik, ternyata kita bisa mewarnai dengan menggunakan biji-bijian,” ungkap Marsel (52), salah seorang guru sekolah dampingan WVI.

Ia begitu bersemangat mengambil satu per satu biji-bijian, dimulai dari kacang hijau, kacang merah, padi, jagung, kedelai, beras merah untuk mewarnai gambar pohon dan matahari miliknya. Ia mewarnai sambil mendampingi anak-anak yang juga belajar mewarnai menggunakan teknik kolase.

“Kegiatan seperti ini bisa melatih kita untuk teliti, bersabar, kreatif dan juga menghitung, dimana kita bisa mewarnai sambil menghitung biji-bijian yang kita tempelkan pada gambar,” lanjut Marsel.

Anak-anak sangat bersemangat mengikuti setiap kegiatan pendampingan minat bakat, karena dengan adanya kerjasama sekolah dan WVI melalui Proyek CLEO memberikan pengalaman baru bagi sekolah untuk menyiapkan kelompok anak sebagai wadah untuk pengembangan minat dan bakat anak di luar jam sekolah. Diharapkan dengan adanya pendampingan ini, sekolah akan terus melanjutkan kegiatan kelompok anak untuk pengembangan minat dan bakat, kreativitas, lifeskill dan lain-lain bagi seluruh siswa.

Selain Pengembangan Minat dan Bakat Anak melalui wadah kelompok anak, terdapat beberapa intervensi lainnya yang dilakukan melalui Proyek CLEO bersama sekolah, di antaranya:

  1. Partisipasi komunitas agar lebih peduli pada isu anak, yakni melalui kerjasama dalam persiapan Taman Baca Anak dan CLEO mendukung pengadaan buku-buku bacaan bagi anak-anak.
  2. Pengadaan berbagai fasilitas olahraga seperti: bola, net, raket, dll juga telah disiapkan bagi anak-anak untuk dipakai dalam kegiatan olahraga.
  3. Pengadaan fasilitas berupa pengadaan laptop dan pendampingan bagi anak-anak untuk memahami penggunaan laptop, sehingga tidak ketinggalan dalam penggunaan teknologi.
  4. Penyediaan berbagai fasilitas dan bibit untuk melatih anak terkait pertanian organik, sehingga sekolah juga menjadi wadah untuk mempelajari dan mengembangkan pertanian organik.

“Horeeee…kami sangat senang belajar memainkan suling,” ungkap anak-anak yang bergabung dalam kelompok suling di sela-sela pelatihan suling. “Kami pelajar di seluruh sekolah mendapat masing-masing satu buah tape recorder. Ini hadiah yang sangat berharga untuk kami,” lanjut mereka.

Menyambut hal ini, guru-guru di SD tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, karena itu setiap minggunya guru-guru ini rutin mendampingi anak-anak SDK Null agar bisa memainkan suling/tape recorder.

“Saya sudah bisa memainkan beberapa lagu dengan menggunakan suling ini,” cerita salah satu dari peserta kelompok dengan penuh rasa syukur.

Pada akhir proyek, akan dilakukan Perayaan Kecerdasan Anak, untuk memastikan keberlanjutan pendampingan pengembangan minat bakat anak, WVI Area Program Manggarai Timur akan terus melakukan pemantauan, koordinasi dengan sekolah agar terwujudnya kesepakatan untuk memastikan keberlanjutan pendampingan kelompok anak di tingkat sekolah.

 

Ditulis oleh: Natalia Hethy Dudi, Staf Area Program Manggarai Timur Wahana Visi Indonesia


Artikel Terkait