Angelina Theodora: Komitmen WVI pada Transformasi

Angelina Theodora: Komitmen WVI pada Transformasi

"Visi kami untuk setiap anak, hidup utuh sepenuhnya. Doa kami untuk setiap hati, tekad untuk mewujudkannya." Kedua kalimat ini merupakan pernyataan visi Wahana Visi Indonesia (WVI).

Salah satu bentuk kemitraan utama antara WVI dengan orang-orang yang punya visi yang sama bagi anak-anak Indonesia adalah program Sponsor Anak. Dukungan para sponsor memampukan WVI melakukan pengembangan transformasional (transformational development), yang merupakan pendekatan jangka panjang WVI untuk pemberdayaan anak dan masyarakat dampingan. Dalam pendekatan pengembangan transformasional, setiap anak bersama keluarga dan masyarakat di sekitar mereka, mengalami proses pembelajaran dan perubahan di berbagai aspek kehidupan termasuk sosial, politik, ekonomi, spiritual, fisik, dan lingkungan, agar mereka berdaya untuk bekerja bersama mengatasi ketidakadilan dan kesenjangan. akhirnya, semua anak, perempuan maupun laki-laki, bersama dengan keluarga dan masyarakat di sekitar mereka, dapat hidup sejahtera dengan martabat, keadilan, kedamaian, dan harapan.

Mengapa WVI masih setia pada pendekatan pengembangan transformasional jangka panjang? Banyak hal yang berdampak negatif bagi kesejahteraan anak disebabkan oleh kemiskinan struktural, bentuk kemiskinan yang terjadi bukan semata-mata karena kurangnya usaha individu atau kelompok masyarakat tertentu, melainkan karena mereka menghadapi hambatan sistemik yang menghalangi mereka untuk keluar dari kondisi kemiskinan. Mereka mengalami ketimpangan sistemik dalam struktur sosial, ekonomi, dan politik yang secara sistematis membatasi akses, atau memperburuk ketimpangan akses bagi mereka terhadap kesempatan untuk hidup layak dan sejahtera. Terbatasnya akses anak-anak terhadap pendidikan berkualitas atau layanan kesehatan yang memadai di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) merupakan bentuk kemiskinan struktural. Terbatasnya lapangan kerja bagi anak-anak muda yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, namun tinggal di daerah dengan kondisi geografis dan iklim yang membatasi jenis lapangan kerja yang tersedia, terutama di sektor pertanian, juga merupakan bentuk kemiskinan struktural.

Mengatasi kemiskinan struktural di Indonesia membutuhkan pendekatan multi-sektor dan multi-pihak yang berfokus pada perubahan sistemik jangka panjang, bukan sekeda bantuan seseskali atau sementara. pembangunan infrastruktur yang adil harus dibarengi dengan peningkatan akses terhadap layanan dasar termasuk pendidikan dan kesehatan, pemberdayaan masyarakat terutama kelompok rentan, penciptaan lapangan kerja, dan pengembangan ekonomi inklusif, penguatan kebijakan dan jaring pengaman sosial, serta perbaikan tata kelola pemerintah dan kemitraan multi-pihak.

Strategi komprehensif jangka panjang dapat mengurangi ketimpangan sistemik, terutama bagi kelompok masyarakat yang secara historis telah termarjinalkan, seperti petani penggarap atau petani kecil, buruh informal, masyarakat adat, atau anak dan masyarakat di wilayah 3T, serta membantu memutus rantai kemiskinan antargenerasi.

Lewat pendekatan pengembangan transformasional, WVI berkolaborasi bersama dengan anak dan masyarakat dampingan, pemerintah, dan para pemangku kepentingan, serta mitra-mitra multi-pihak termasuk sektor swasta, organisasi non-pemerintah dan masyarakat sipil, untuk dampak positif yang berkelanjutan. suara anak-anak didengar dan mereka membangun keterampilan agar dapat berpartisipasi dengan bermakna dalam keluarga dan masyarakat, serta menjadi anak-anak yang berkarakter, memliki resiliensi dan harapan. Orangtua, pengasih, dan keluarga belajar tentang pengasuhan positif di tengah tantangan zaman termasuk digitalisasi, serta dibekali dengan literasi finansial, dan kesempatan untuk mengembangkan ekonomi keluarga. Peningkatan kapasitas kader-kader masyarakat, tokoh-tokoh agama lintas iman dan pemangku kepentingan terkait perlindungan anak dan pemenuhan hak anak. Pemberdayaan anak, keluarga, dan masyarakat untuk terlibat bersama dengan pemerintah dalam akuntabilitas sosial untuk peningkatan akses dan kualitas layanan dasar termasuk pendidikan dan kesehatan.

Sebagai organisasi sosial kemanusiaan yang karya pelayanannya berdasarkan pada nilai-nilai Kristiani, WVI percaya bahwa setiap manusia, setiap anak diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, karenanya kehidupan setiap anak sangat bernilai. Kita semua yang diciptakan dalam gambar dan rupa Allah secara intrinsik memiliki kasih kepada Allah dan kepada sesama. Kasih inilah yang mendorong kita untuk bergerak bersama menuju visi hidup utuh sepenuhnya bagi setiap anak.

Sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang salah satu sila dasarnya adalah "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia", kita semua percaya bahwa Kirana di Jakarta, Teguh di Sintang, Maria di Sumba Barat Daya, Agustinus di Parigi Moutong, dan Yohana di Asmat, dan semua anak-anak Indonesia memiliki hak yang sama untuk hidup, tumbuh, berkembang, mendapatkan perlindungan, serta memiliki identitas, pendidikan, kesehatan, makanan, dan jaminan sosial. Mereka juga memiliki hak yang sama untuk bermain dan berkreasi, beragama, serta berpartisipasi dan menyatakan pendapat. Setiap anak Indonesia memiliki hak yang sama untuk hidup sejahter dengan martabat, keadilan, kedamaian, dan harapan.

 

 

Penulis: Angelina Theodora (Direktur Nasional Wahana Visi Indonesia)


Artikel Terkait