Anak Berani Omong, Anak Lain Tertolong

Anak Berani Omong, Anak Lain Tertolong

Minimnya pengetahuan orang tua, dan pemerintah baik di level desa hingga kabupaten dalam mendukung partisipasi anak di Kecamatan Maba Tengah, Kabupaten Halmahera Timur terbukti dengan sedikitnya forum anak yang terbentuk. Data Kabupaten menunjukkan, hingga 2022, dari total 12 desa di Kecamatan Maba Tengah, hanya 4 desa yang telah memiliki forum anak desa (FAD). Meski begitu, lewat FAD yang tersedia, anak menggunakan kesempatan yang ada untuk mengemukakan pendapat mereka, salah satunya terjadi di Desa Miaf.

Anak-anak anggota FAD di desa ini menggunakan kesempatan yang ada dan berpartisipasi dalam musyawarah desa dan berkesempatan memberikan usulan terkait kebutuhan anak di desa. Keberanian bersuara seperti ini mulai muncul setelah anggota FAD mendapatkan pendampingan dari Wahana Visi Indonesia Area Program Halmahera Timur.

Anggota FAD melihat adanya isu putus sekolah di Desa Miaf yang disebabkan jauhnya akses pendidikan, serta kondisi jalan yang sangat buruk untuk menuju sekolah. Mereka mengatakan, setiap orang tua setidaknya harus mengeluarkan Rp600 ribu setiap bulannya demi anak-anak bisa bersekolah. Melihat hal ini, anak-anak anggota FAD di Desa Miaf mengusulkan pengadaan alat transportasi umum, sehingga dapat mengurangi beban keluarga dalam membiayai transportasi anak ke sekolah.

Tepat pada Januari 2022 lalu, impian anak-anak ini terwujud dengan terealisasinya pengadaan alat transportasi umum (bermerek VIAR).

“Akhirnya torang punya VIAR sandiri, dan torang sanang sekali sekarang, so tra bajalan kaki lagi, so tra kotor lagi tong pe sepatu (Akhirnya kita FA-BAPER memiliki VIAR sendiri dan kita senang sekali karena sudah tidak jalan kaki lagi, sudah tidak kotor lagi sepatu),” ujar ketua forum anak di Desa Miaf.

Hal ini juga terwujud berkat dukungan dan semangat yang tak pernah padam dari para pendamping anak seperti Magdalena Samehe dan Makdalena Harikase.

Torang sebagai orang tua dan pendamping anak akan terus mendorong anak untuk dapat terlibat dalam setiap kegiatan baik di gereja maupun di desa, sehingga suara anak bisa semakin diperhatikan, dan hak anak dapat terpenuhi,” cerita Magdalena yang juga seorang guru di Sekolah Dasar Inpres Miaf.

Setelah diadakan pertemuan dengan para orangtua dan mereka saling berduskusi terkait iuran, para orang tua sepakat memberikan iuran sebesar Rp150.000 per bulan untuk biaya bahan bakar dan biaya perawatan kendaraan. Para orang tua pun antusias karena mereka merasa sangat terbantu,

 

Ditulis oleh: K. Eko Krismanto, Staf Area Program Halmahera Timur Wahana Visi Indonesia


Artikel Terkait