Apri, Seorang Anak yang Merawat Seluruh Keluarga

Apri, Seorang Anak yang Merawat Seluruh Keluarga

Di usianya yang masih 13 tahun, Apri tidak seharusnya bertugas seperti seorang ibu di rumah. Justru seharusnya Apri yang menerima curahan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Tapi kehidupannya selama ini berjalan sebaliknya. Setelah ibunya meninggal, Apri yang mengambil alih tugas memasak, mencuci piring, menimba air, membantu Bapak mencari kayu, dan merawat Nenek yang sakit-sakitan. 

Rindu akan sosok ayah dan ibu membuat Apri menjadi anak yang mencari perhatian di luar rumah. Seringkali orang menganggap Apri sebagai anak yang usil dan kerap mengganggu teman. Padahal sebenarnya itu adalah cara Apri agar mendapat perhatian yang tidak peroleh. 

Sebagai seorang anak kecil, Apri menjalani tugas yang sangat berat. Belum lagi, ia tinggal di sebuah rumah yang tidak memiliki akses air bersih. Setiap malam, Apri harus berjalan jauh menuju sumur untuk menimba air. Jerigen-jerigen berat berisi air harus ia pikul setiap hari di tengah kegelapan. 

Meskipun ayahnya berkebun, tapi bukan berarti Apri bisa menikmati hasilnya setiap hari. Seperti banyak petani lain di desanya yang berada di Manggarai Timur, ayahnya adalah petani miskin. Hasil kerjanya tidak mampu menghidangkan lauk lengkap di meja makan. Kerap kali, Apri sekeluarga hanya makan nasi tanpa lauk, atau jagung saja. 

Di tengah sulitnya hidup, Apri dapat kembali menemukan harapan melalui kegiatan kelompok anak di desa. Kegiatan ini membuat Apri bisa merasakan perhatian yang selama ini ia idamkan. Ia bisa menjadi dirinya sendiri yang masih seorang anak, ia juga merasa diterima dan dicintai. Teman-teman dalam kelompok anak juga memberi pengaruh positif pada Apri sehingga sekarang ia tidak lagi mengusili anak lain. 

Dengan kegiatan sederhana yang WVI fasilitasi di desa, baik berupa kelompok anak atau kegiatan menyenangkan lainnya, anak-anak seperti Apri dapat mengalami transformasi. Bayangkan bila Apri terus-menerus hidup dalam kondisi yang rentan, jauh dari kesempatan, dan berada dalam tekanan, bagaimana hidupnya di masa depan? 

Saat ini, Apri dan anak-anak lain di daerah terjauh dan tertinggal membutuhkan kehadiran harapan di tengah mereka. Harapan ini datang dari Anda yang disalurkan melalui WVI dengan menjadi seorang sponsor anak. Dana yang Anda berikan akan dikelola untuk memperbaiki seluruh aspek hidup anak Indonesia. 

Jangan sampai semakin banyak anak yang hidup jauh dari dunia anak-anak. Jangan biarkan anak-anak tidak memiliki pilihan selain terpaksa mengambil peran yang tidak seharusnya untuk seorang anak. Klik tautan wahanavisi.org/sponsoranak untuk dapat memulai langkah Anda menciptakan harapan di tengah hidup seorang anak di Indonesia. 

 

Penulis: Mariana Kurniawati (Communication Executive) 


Artikel Terkait