Beasiswa Hingga Tamat Sekolah dan Berhasil Membawa Perubahan untuk Papua

Beasiswa Hingga Tamat Sekolah dan Berhasil Membawa Perubahan untuk Papua

“Tidak ada perubahan tanpa pendidikan,” ujar Bapak Legius, saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung Provinsi Papua Barat. Pengabdiannya pada Tanah Papua bisa terwujud karena perjuangannya untuk terus bersekolah sejak masih SD hingga S2. 

Ketika masih anak-anak, Bapak Legius tidak pernah membayangkan kalau dirinya akan menjadi seorang Aparatur Sipil Negara. Ia nyaris putus sekolah. Kondisi keuangan keluarganya tidak bisa membiayai pendidikannya di SMA. “Dari saya SD sampai SMP, Ibu saya sakit. Orang tua saya kerja sebagai guru SD. Jadi saat itu, Bapak saya harus bekerja sambil mengurus ibu saya. Jadi kondisi keuangan sangat sulit,” ceritanya. 

Suatu hari di tahun 1994, Bapak Legius yang saat itu sudah hampir putus sekolah bertemu dengan seorang staf WVI. Saat itu, kantor operasional WVI untuk area Kabupaten Jayawijaya sedang melakukan kegiatan bersama anak-anak di gereja dekat rumah Bapak Legius. “Kakak WVI itu mendekati saya dan menanyakan bagaimana sekolah saya. Saya masih ingat di saat saya sedang sangat susah, Kakak WVI ini menyemangati. Ia bilang, saya harus belajar, saya harus sabar dengan situasi yang ada,” tuturnya.  

Bapak Legius yang saat itu masih remaja. Seorang siswa SMA yang harus memikirkan bagaimana caranya mencari uang untuk biaya sekolah, bagaimana ia juga harus memikirkan kehidupan adik-adiknya akhirnya menemukan oase. Sosok staf WVI yang memberi perhatian dan menjadi penyemangat itu sangat membekas di hati Bapak Legius.  “Pertemuan dengan staf WVI dulu itu seperti memberi penguatan. Saya seperti dikasih tau untuk jangan takut. Kehidupan pasti berjalan lebih baik,” ujar Bapak Legius. 

Bapak Legius kemudian didaftarkan sebagai salah satu anak sponsor yang memperoleh dukungan beasiswa pendidikan sebesar Rp 100.000,- per bulan. Bapak Legius berhak atas dukungan tersebut karena ia adalah siswa berprestasi. Saat itu, kantor operasional WVI menjalankan program beasiswa pendidikan bagi siswa-siswa Papua yang cemerlang namun terancam putus sekolah karena kondisi ekonomi. 

Dukungan dana beasiswa yang Bapak Legius terima ia gunakan sebaik mungkin untuk membiayai sekolahnya hingga tamat SMA. Pada tahun 1990-an uang sebesar Rp 100.000,- sudah bernilai besar. Selain itu, pada tahun tersebut belum ada program beasiswa seperti ini di Papua. Bapak Legius bisa menggunakan uang tersebut untuk keperluan buku, seragam, dan mengganti ongkos dari rumah ke sekolah. “Karena ada dukungan ini, saya bisa tamat SMA dan lanjut kuliah S1 juga dengan beasiswa. Bahkan lanjut dengan beasiswa-beasiswa yang lainnya,” katanya. 

Berhasil mengenyam pendidikan karena dukungan beasiswa dari WVI dan negara, Bapak Legius merasa harus memakai hidupnya untuk membalas segala kebaikan yang sudah ia dapat. “Sebagai anak Papua yang sekarang mengabdi sebagai ASN, saya punya kerinduan untuk berbagi. Saya ingin, Papua itu bisa menjadi berkat buat banyak orang. Untuk mencapainya, kita harus membekali diri dengan pengetahuan,” pungkas Bapak Legius. 

Berperan sebagai Kepala Dinas yang berkaitan dengan pengelolaan dana otonomi khusus, saat ini Bapak Legius juga aktif berpartisipasi dalam program KOLABORASI yang merupakan kerja sama WVI bersama USAID. Bapak Legius ingin mengusahakan agar pemerintah daerah Papua dapat mengelola dana ini 100% untuk mensejahterakan anak dan masyarakat. Agar Papua yang seperti surga kecil di dunia ini dapat melahirkan generasi-generasi unggul yang mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan. 

 

 

Penulis: Mariana Kurniawati (Communication Executive) 


Artikel Terkait