Harapanku ada Berkat Pertanian Hortikultura

Harapanku ada Berkat Pertanian Hortikultura

Yanti Sandiana (47), seorang ibu empat orang anak di Kabupaten Kupang, NTT tidak pernah menyangka pertanian hortikultura memberikan banyak harapan di hidupnya termasuk untuk menyekolahkan keempat anaknya ke jenjang pendidikan tertinggi.

Menggeluti pertanian hortikultura sudah dilakukan Yanti sejak kecil. Ini merupakan pekerjaan utama orang tua Yanti kala itu.

“Beranjak remaja saya sudah mulai menanam sendiri sayuran biasanya saya menanam sawi, bayam dan kangkung hasilnya saya jual untuk kebutuhan jajan, beli buku dan sebagian saya berikan kepada ibu saya untuk disimpan, sehingga setiap hari raya Natal saya sudah punya tabungan untuk beli baju baru,” cerita Yanti.

Menurutnya, pertanian hortikultura juga membutuhkan inovasi dan perubahan untuk meningkatkan pendapatan. Itulah mengapa dirinya menanam tanaman yang bervariatif seperti buncis, tomat, sayuran.

Yanti pun merasa bersyukur bisa mendapatkan pendampingan dari proyek Inclusion Wahana Visi Indonesia (WVI) yang didukung oleh Australian Aid. Dirinya dan para petani hortikultura lainnya mendapatkan berbagai pengetahuan terkait pertanian hortikultura, serta diperkenalkan kepada perusahan penyedia fasilitas teknik irigasi tetes. Yanti mengaku sudah menginginkan paket irigasi tetes tersebut dan kini menjadi kenyataan.

“Perubahan yang paling besar adalah tentu dengan semakin ringannya pekerjaan khususnya penyiraman , maka saya akan memperluas lahan hortikultura saya dan saya semakin yakin bahwa empat orang anak saya akan berhasil dalam bangku pendidikan lewat usaha pertanian hortikultura,” ungkapnya optimis.

Saat ini anak sulung Yanti sedang melanjutkan perkuliahan di Akademi Teknik Kupang. Yanti terus berkomitmen untuk membawa ketiga anaknya yang lain menjajaki pendidikan perguruan tinggi setelah tamat SMA.   

“Saya berharap semakin banyak petani hotikultura perempuan di desa yang mau mengikuti apa yang sudah saya buat saat ini yakni bertani secara modern … Sekali lagi saya berterima kasih untuk WVI yang sudah membuka mata kami petani hortikultura di desa kami, dan mengajarkan bagaimana menjadi petani yang selalu mengikuti perkembangan,” pungkasnya.

 

Ditulis oleh: Ferdinand Bano, Staf Proyek Inclusion Wahana Visi Indonesia

 


Artikel Terkait