Berat Badan Anak Naik Berkat Kelas Pos Gizi

Berat Badan Anak Naik Berkat Kelas Pos Gizi

#BersamaMelawanCovid19 - Isu anak dengan status BGM (Bawah Garis Merah) masih sering ditemukan di Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat. Susi, seorang ibu dari bayi dua tahun (baduta) adalah salah satu dari beberapa orang tua dengan status anak hampir BGM.

Berat Angelo (9 bulan), anak dari Susi (18) hanyalah 9,1 kg. Berdasarkan KMS (Kartu Menuju Sehat), berat badan buah hati Susi sudah termasuk ke dalam kategori hijau muda dan berisiko turun hingga kategori merah. Menurut Susi, kondisi tersebut ternyata juga dialami oleh beberapa anak di posyandu tempatnya melakukan pemeriksaan rutin. Bahkan, tambahnya, ada anak yang telah dalam status BGM.

Berhadapan dengan isu ini, Wahana Visi Indonesia (WVI) Area Program Sekadau bekerja sama dengan Dinas Kesehatan setempat untuk mengadakan pelatihan Pos Gizi di desa tempat Susi tinggal. Pelatihan ini merupakan pelatihan terkait gizi yang pertama kali diadakan di Kabupaten Sekadau.

Terdapat 8 orang kader dan para anggota PKK mengikuti pelatihan ini. Setelah mengikuti pelatihan, kader Pos Gizi pun membuka kelas Pos Gizi. Setidaknya 12 orang tua dan anak berpartisipasi dalam kelas ini, termasuk Susi dan Angelo.

Setelah 10 hari bergabung dalam kelas Pos Gizi, anak-anak kemudian tetap dipantau kondisi gizinya selama 3 bulan. Setiap anak yang mengalami kenaikan berat badan minimal 900 gram akan dinyatakan lulus dalam kelas Pos Gizi. Namun, dari 12 peserta, terdapat 6 anak (P: 3, L: 3) yang dinyatakan lulus dalam kelas ini.

Susi sangat bersemangat mengikuti kelas ini. Selama kelas ia mengaku mendapatkan banyak hal yang bisa dipelajari, termasuk memasak menu yang sudah ditentukan sebelumnya.

“Dalam kelas Pos Gizi ini, saya sangat senang karena saya belajar masak sup, daun singkong dan mie goreng. Sebelumnya saya tidak bisa masak, tapi di sini saya belajar dan saya praktikkan di rumah untuk memberikan makan kepada anak saya,” kata ibu 1 anak ini.

Suami Susi juga sangat mendukung kegiatan tersebut. Sang suami selalu menyemangatinya saat memasak sup kesukaan Angelo.

“Dari tiga menu yang kami pelajari di kelas Pos Gizi, anak saya paling suka makan sup nya. Mungkin karena kuah jadi lebih enak dimakan oleh anak. Di rumah saya biasanya masak sup dua kali seminggu dan anak saya lahap makan. Walaupun masa pandemi Covid-19, saya tetap memberikan makanan yang bergizi kepada anak saya,” ujar ibu yang juga hobi bermain bola ini.

Selain menceritakan kemajuan para ibu dan anaknya, Susi juga berharap agar kegiatan positif di Pos Gizi bisa tetap dilanjutkan.

“Setalah tiga bulan, berat badan anak saya naik dan saya senang kalau anak saya lulus kelas Pos Gizi ini. Saya berharap kelas ini masih bisa dilanjutkan lagi karena sangat bermanfaat bagi kami untuk belajar dan anak-anak juga bisa lebih sehat lagi. Selain itu, semoga pandemi ini bisa segera selesai, sehingga kami bisa ke posyandu lagi dengan normal dan anak-anak bisa dilihat pertumbuhannya,” harapnya.

Ditulis oleh: Herna Sinulingga, TP Health Coordinator AP Sekadau Wahana Visi Indonesia


Artikel Terkait