Berbagi Pengalaman dengan Organisasi Masyarakat Sipil
Implementasi proyek Indonesia COVID-19 Pandemic Emergency Response (I-COPE) telah berjalan sejak Juli 2020 dan akan berakhir Juni 2022. Proyek yang didanai oleh Uni Eropa ini di tahun keduanya menggandeng organisasi masyarakat sipil (OMS) di 6 wilayah yaitu FPMJ (Jakarta), KKIJM (Surabaya), YIS (Sumba Timur), YHS (Sumba Barat Daya), Yayasan DaurMala (Ternate), dan Yayasan Hohidiai (Halmahera Utara).
Implementasi kegiatan di lapangan bersama-sama dengan OMS lokal berakhir di Maret 2022. Dalam mengimplementasikan proyek ini, WVI bersama-sama dengan OMS terlibat secara aktif untuk menggerakkan pemerintah lokal setempat dan masyarakat dalam upaya pencegahan dan penyebaran COVID-19 dari level kabupaten/kota hingga ke desa/kelurahan di wilayah masing-masing.
WVI membantu meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknis dari para OMS lokal. WVI memberikan berbagai pelatihan. Hal ini untuk mendukung implementasi proyek I-COPE bisa berjalan maksimal. Tepat di tahun kedua proyek I-COPE, OMS lokal terlibat secara aktif dalam mengimplementasikan kegiatan.
OMS terlibat dalam melakukan edukasi dan promosi pencegahan dan penyebaran COVID-19, melatih masyarakat terkait pengelolaan ekonomi rumah tangga dan terlibat dalam kelompok simpan pinjam, melatih otoritas lokal termasuk masyarakat terkait kesiapsiagaan bencana khususnya dalam masa pandemi COVID-19, hingga akhirnya menginisiasi adanya dokumen kesiapsiagaan bencana berbasis pandemi COVID-19 di masing-masing wilayah.
OMS lokal lebih percaya diri ketika nantinya akan bermitra dengan lembaga atau organisasi lain. Selain itu, OMS juga dapat menganalisis kekuatan dan kelemahan dari lembaga mereka masing-masing sebagai upaya perbaikan kedepannya ketika akan bermitra. Secara kemampuan teknis, OMS merasa telah dikapasitasi dengan sangat cukup terkait COVID-19, kesiapsiagaan bencana, perekonomian rumah tangga dengan keberlanjutannya, manajemen keuangan dan sumber daya manusia, dll.
Wadah berbagi ini direalisasikan dalam Forum Nasional Organisasi Masyarakat Sipil. Melalui pertemuan ini, OMS berbagi terkait tantangan dan hambatan yang ditemukan ketika bermitra dengan WVI dan ketika mengimplementasikan kegiatan-kegiatan di lapangan bersama dengan masyarakat. Wadah pertemuan ini juga dapat menjadi pembelajaran bersama baik bagi WVI maupun masing-masing OMS lokal untuk dapat mengidentifikasi dan menganalisis kekuatan dan kelemahan dari masing-masing organisasi atau lembaga.
Nurdewa Safar, Direktur Yayasan Daulat Perempuan Maluku Utara (DaurMala) mengatakan, berbagai kerja sama yang telah dilakukan bersama WVI memberikan kesempatan OMS untuk menilai kapasitas internal setiap Lembaga dalam mempraktikkan berbagai kegiatan di lapangan.
“WVI banyak membantu lembaga kami khususnya dalam melakukan berbagai pekerjaan di masyarakat dan kami lebih percaya diri ketika nantinya akan bermitra dengan lembaga lain di luar WVI,” ujar Nurdewa.
Ditulis oleh: Mangara Tua Sitohang, Project Coordinator I-COPE Ternate, Wahana Visi Indonesia