Bertumbuh Bersama Anak-Anak di Desa

Bertumbuh Bersama Anak-Anak di Desa

Genap sudah setahun Windri Rusli (28) menjadi bagian dari Wahana Visi Indonesia tepat selepas ia menamatkan pasca sarjananya di Universitas Sussex, Britania Raya. Alasan awal ia bergabung sangat sederhana, yaitu atas anjuran seorang dosen tempat ia berkuliah. Windri sempat bertanya lembaga non profit terbaik mana yang bisa menjadi tempat ia memulai karir di bidang pengembangan masyarakat. Dosen tersebut menyarankan Wahana Visi Indonesia. 

“Waktu saya pertama kali masuk WVI, idealisme masih kuat jadi saya mikir “Ah, bisa lah!”. Berjalannya waktu, karena pas ketemu dengan masyarakat, tokoh adat, akademisi, dan pemerintahan itu benar-benar menampar saya. Teorinya tau, tapi saya harus gimana ya?” ujar Windri yang sekarang menempati posisi Digital Marketing and Content Specialist

“Sekitar satu sampai dua minggu saya bilang ke Team Leader, saya ingin berkunjung ke Indonesia timur untuk belajar. Eh tiba-tiba ditelepon untuk dipindahtugaskan ke Pulau Flores. Bukannya saya excited, saya keringat dingin!” ceritanya. “Saya taunya Manggarai itu cuma stasiun kereta, ternyata kabupaten besar!”.  

Walaupun sempat grogi dengan perubahan lokasi kerja tetapi salah satu yang Windri syukuri adalah di manapun ditempatkan, ia selalu dikelilingi oleh rekan sepelayanan yang positif, saling mendukung, dan punya visi yang sama. Hal ini menjadi motivasi dirinya untuk bisa terus melayani dan memberikan yang terbaik.  

Meski sudah kembali ke kantor operasional WVI di Jakarta, Windri mengaku tetap akan membuka diri untuk belajar hal-hal baru. Menurut Windri, sikap yang terbuka dengan dinamika dan hal baru adalah bekal penting bekerja di lembaga non profit. “Justru saya belajar banyak itu dari interaksi sehari-hari dengan mama-mama di pasar, main dengan anak-anak, dan mendengarkan cerita-cerita mereka termasuk pengalaman teman-teman di lapangan,” tuturnya. 

Saat dibilang kini ia berprofesi sebagai pekerja kemanusiaan, Windri justru malah tertawa. Ia masih merasa belum pantas menyandang gelar tersebut. “Di saat itu, saya baru sadar semakin saya tahu, justru sebenarnya semakin saya tidak tahu. Masyarakat itu kompleks, tapi kalau hati yang tulus ingin membantu, pasti ketemu aja jalannya,”. 


Artikel Terkait