Cegah Anak Putus Sekolah, Kelompok PATBM Lakukan Hal Ini

Cegah Anak Putus Sekolah, Kelompok PATBM Lakukan Hal Ini

Kelompok PATBM (Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat) di Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan telah ada sejak 2019. Kelompok ini dibentuk atas kolaborasi Wahana Visi Indonesia dan pemerintah daerah melalui program Cocoa Life yang didanai oleh Mondelez. Dibentuknya kelompok PATBM ini untuk memberikan perlindungan terhadap anak, termasuk menangani beberapa kasus perlindungan anak seperti kasus anak putus sekolah.   

Hartati (47), salah satu pengurus kelompok PATBM mengatakan, kasus anak putus sekolah ini terkuak saat dirinya melakukan sosialisasi PATBM di salah satu desa. Saat sosialisasi tersebut salah satu peserta yang hadir adalah seorang ibu yang mengaku anaknya mengalami putus sekolah. Ibu tersebut kemudian menceritakan kronologi penyebab anaknya tidak lagi bersekolah. Dari penuturannya didapati bahwa sang anak tidak lagi bersekolah karena pandemi COVID-19. Proses belajar yang dilakukan secara daring membuat anak kurang semangat dalam belajar.

Banyaknya tugas sekolah yang terus-menerus dan dengan pemahaman materi pelajaran yang sangat minim karena proses belajar yang tidak maksimal, mengakibatkan anak mengalami stres, sehingga tidak ingin lagi bersekolah. Sejak saat itu, hampir satu tahun sang anak tidak mengikuti proses belajar baik secara daring maupun tatap muka yang dilakukan di sekolah. Upaya yang dilakukan orang tua pada anak tersebut selama ini hanya menasehati anaknya untuk dapat kembali bersekolah, tetapi anak tersebut tidak merespons dengan baik sehingga orang tua pun putus asa dan merasa gagal dalam mendidik anaknya.

Setelah melakukan identifikasi kasus anak tersebut, Hartati dan pengurus kelompok PATBM melakukan pendekatan secara persuasif kepada anak dan keluarga anak tersebut. Setelah mendapatkan kesepahaman terkait pentingnya sekolah, orang tua dan anak tersebut kemudian berkomitmen untuk melanjutkan pendidikan anak.

Pengurus kelompok PATBM kemudian mendampingi orang tua untuk datang ke sekolah dan menemui Kepala Sekolah dan Wali Kelas anak tersebut untuk mendapatkan solusi mengenai permasalahan ini. Kepala Sekolah membukakan jalan kepada orang tua dan anak tersebut dengan cara mengejar ketertinggalan dengan mengerjakan tugas-tugas sekolah untuk dapat mengikuti ujian dan bisa tetap duduk di kelas 2 SMA.

Selama proses tersebut, pengurus kelompok PATBM terus mendampingi anak dengan memberikan motivasi positif untuk tetap bersekolah serta memantau kegiatan anak melalui pendekatan yang dilakukan kepada orang tua.  

Kedua orang tua dari anak tersebut sangat berterima kasih kepada pengurus PATBM atas pendampingannya selama proses dalam mendampingi dan memotivasi anak mereka, sehingga bisa bersekolah kembali bersama teman-temannya.  
 

Ditulis oleh: Oktavianti Mariana. Field Facilitator Cocoa Life, Wahana Visi Indonesia 


Artikel Terkait